Friday, 19 February 2016

Line Up Tim Piala Thomas Indonesia vs Hongkong

Pict Tommy di kualifikasi TUC 2016
Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia akan berhadapan dengan Tim Kualifikasi Piala Thomas Hongkong  di babak perempat final Kualifikasi Piala Thomas 2016 yang akan berlangsung besok (19/02) pukul 11.30 waktu setempat.

Untuk sektor tunggal putra, Indonesia menurunkan Tommy Sugiarto di tunggal pertama serta Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie di tunggal kedua dan ketiga.

“Dari rekor pertemuan, Tommy unggul 3-1 atas Hu Yun. Namun pertemuan terakhir mereka adalah di tahun 2014. Jadi menurut saya peluangnya 50-50. Karena sudah lama tidak bertemu jadi awal-awal game pasti akan ada penjajakan analisa untuk penyesuaian pola bermain yang akan dikembangkan Tommy,” papar Toto Sunarto pelatih dari Tommy Sugiarto.

Sedangkan di sektor ganda, Indonesia menurunkan ganda pertama, pasangan Hendra Setiawan/ Mohammad Ahsan dan ganda kedua, pasangan Angga Pratama/ Ricky Karanda Suwardi.

“Pemain yang kami turunkan hari ini adalah pemain yang ada dalam kondisi fit dan paling siap. Di samping itu rekor pertemuan juga menjadi salah satu acuan kami untuk memutuskan pemain mana yang paling tepat untuk turun,” Papar Achmad Budiharto selaku Chief De Mission Thomas Uber Cup Indonesia.

Inilah susunan Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia  vs Tim Kualifikasi Piala Thomas Hongkong sebagai berikut:

Tunggal putra: Tommy Sugiarto vs Hu Yun

Ganda Putra: Hendra Setiawan/ Mohammad Ahsan vs Or Chin Chung/Tang Chun Man

Tunggal putra: Anthony Sinisuka Ginting vs Ng Ka Long Angus

Ganda Putra: Angga Pratama/ Ricky Karanda Suwardi vs Law Cheuk Him/ Lee Chun Hei Reginald

Tunggal putra: Jonatan Christie vs Chan Alan Yun Lung
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Rexy: "Hadapi Hongkong di Perempat Final peluangnya 55-45"

pict Ahsan/Hendra di Kualufikasi TUC 2016
Tim Piala Thomas Indonesia menjadi juara Grup C diajang Kualfikasi Piala Thomas 2016 setelah mengalahkan Maladewa dengan skor 5-0 dan Taiwan dengan skor 3-2.

Pada babak perempat final ini Indonesia berada di unggulan ke dua akan berhadapan dengan Hongkong yang merupakan runner up Grup D. Pada undian babak perempat final ini, Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia berada di unggulan kedua. Unggulan pertama ditempati oleh Korea. Sedangkan Jepang dan India berada pada unggulan 3 dan 4.

“Menghadapi Hongkong, peluangnya 55-45, karena tunggal putra Hongkong mempunyai kekuatan yang merata dan rekor pertemuan dengan para pemain kita juga cukup berimbang. Yang jelas untuk sektor ganda saya berharap bisa mengambil dua poin, sedangkan untuk sektor tunggal 1 poin,” papar Rexy selaku Manager Tim Piala Thomas Uber Indonesia.

Berada di pool atas, Tim Kualifikasi Piala Thomas Korea akan menghadapi Tiongkok, sedangkan Jepang akan berhadapan dengan Taiwan . Di pool bawah, India akan menghadapi Malaysia
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Rexy : "Hadapi China di Perempat Final Peluang Tim Uber kita adalah 40-60"

pict Fitriani di kualifikasi TUC 2016
perempat final Kualifikasi Piala Uber 2016 yang berlangsung di Hyderabad, India besok (19/2)

Dari hasil pengundian, Tiongkok diunggulkan di tempat pertama dan Jepang di tempat kedua. Sedangkan untuk unggulan 3 dan 4 adalah Korea dan Thailand.

“Peluang Tim Uber kita adalah 40-60. Harus kita akui baik di sektor tunggal maupun ganda Tiongkok punya pemain yang kuat. Yang paling penting besok Tim Uber kita bisa tampil all out, sedangkan untuk pemain muda ini adalah ajang bagi mereka untuk membiasakan diri main beregu, karena suatu saat nanti, beban itu akan ada di mereka,” kata Rexy selaku Manager Tim Thomas Uber Indonesia.

Tim Kualifikasi Piala Uber Indonesia dalam penentuan juara grup C, kalah dari Tim Kualifikasi Piala Uber Korea dengan skor 4-1.

“Saya melihat permainan Lindaweni dan Rosyita hari ini masih kurang percaya diri, sedangkan penampilan para pemain lainnya cukup baik, terutama Fitriani yang tadi bisa bermain lepas,” papar Rexy Mainaky.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Tuesday, 16 February 2016

Praveen/Debby Dinilai Jadi Pesaing Untuk Merebut Medali Olimpiade

pict Praveen/Debby saat menjuarai Syed Modi International Grand Prix Gold. (Foto: badmintonworld.tv)
Status pasangan ganda campuran terbaik di Indonesia saat ini memang masih menjadi milik Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Keduanya masih bercokol di peringkat dua dunia hingga saat ini, dibawah pasangan Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei.

Akan tetapi penampilan dan prestasi keduanya terbilang tak memuaskan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2015 lalu, Owi/Butet -sapaan akrab keduanya- hanya mampu meraih dua gelar, yakni di Kejuaraan Asia dan Indonesia Masters Grand Prix Gold.

Meski begitu, penampilan buruk Tontowi/Liliyana seolah terobati oleh apa yang ditunjukkan Praveen Jordan/Debby Susanto. Keduanya tampil cukup konsisten yang berhasil menembus 10 besar ganda campuran terbaik dunia.

Penampilan Praveen/Debby sejauh ini membuat PP PBSI selaku induk olahraga bulu tangkis di Indonesia optimistis meraih dua emas di ajang Olimpiade. Meskipun, target utama tetap dibebankan untuk Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di ganda putra dan Tontowi/Liliyana di ganda campuran.

"Kami yakin dua emas di ganda putra dan ganda campuran. Apalagi Praveen/Debby bisa kita lihat bermain luar biasa. Tadinya mereka itu jadi pelapis Tontowi/Liliyana, tapi sekarang mereka juga menjadi pesaing dan perebut medali untuk Olimpiade," ujar Kepala Sub Bidang Humas dan Social Media PP PBSI, Yuni Kartika

Seperti diketahui, Praveen/Debby baru saja meraih gelar perdana mereka di turnamen BWF, setelah juara di Syed Modi International Grand Prix Gold. Sebelumnya, mereka menjadi juara di ajang SEA Games Singapura 2015.

Saat ini, Praveen/Debby berada di peringkat delapan dunia. Sementara di peringkat Race to Rio, pasangan yang sama-sama pemain binaan PB Djarum ini berada di peringkat tujuh.
sumber: msports(dot)net

Monday, 15 February 2016

Alasan Indonesia Full Team Hadapi Maladewa di Kualifikas TUC 2016

pict Skuat kualifikasi Thomas 2016
Laga pertama babak penyisihan grup C Kualifikasi Piala Thomas Indonesia akan mempertemukan Indonesia dengan Maladewa. Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar untuk memetik kemenangan perdana di kejuaraan yang berlangsung tanggal 15 – 21 Februari 2016.

Di sektor tunggal putra, Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia menurunkan skuad terbaiknya, yaitu Tommy Sugiarto, Ihsan Maulana Mustofa dan Anthony Sinisuka Ginting.

“Pada pertandingan hari ini kami memang menurunkan pemain sesuai dengan rangking mereka supaya mereka bisa beradaptasi dengan situasi lapangan pada saat pertandingan, yang pasti berbeda dibandingkan pada saat mereka latihan” kata Hendry Saputra selaku Kepala Pelatih Tunggal Putra.

Sedangkan di sektor ganda putra, Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia juga menurunkan pasangan ganda terbaiknya, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan.

“Kami tadinya berencana tidak menurunkan Hendra/Ahsan dalam pertandingan perdana ini. Namun setelah didiskusikan dengan Manager Tim dan juga pemainnya, maka kami memutuskan untuk menurunkan Hendra/Ahsan supaya mereka bisa beradaptasi terlebih dahulu dengan keadaan dan situasi lapangan pertandingan di Gachi Bowli Stadium, Hyderabad,” papar kepala pelatih Ganda Putra Herry Iman Pierngadi.


Laga babak penyisihan grup C Kualifikasi Tim Piala Thomas Indonesia berhadapan dengan Tim Piala Thomas Maladewa akan berlangsung pukul 16.30 waktu setempat.


Inilah susunan Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia berhadapan dengan Tim Kualifikasi Piala Thomas Maladewa sebagai berikut:


Tunggal putra 1 : Tommy Sugiarto vs Mohamed Ajfran Rasheed

Tunggal putra 2 : Ihsan Maulana Mustofa vs Hussein Zayan Shaheed

Tunggal putra 3 : Anthony S Ginting vs Rifau Hussain

Ganda putra 1 : Mohammad Ahsan/ Hendra Setiawan vs Thoif Ahmed Mohamed/ Hussein Zayan Shaheed

Ganda putra 2 : Angga Pratama/ Ricky Karanda Suwardi vs Waseem Ahmed/ Rifau Hussain
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Friday, 12 February 2016

Hempaskan Wakil Korea Ahsan/Hendra Melaju ke Final Thailand Masters 2016

Pict Ahsan/Hendra yang berhasil melaju ke Final Thailand Master 2016
Penampilan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan begitu luar biasa di laga semifinal Thailand Masters 2016. Pasangan unggulan pertama ini sukses membungkam Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol (Korea), dalam permainan tiga game dengan skor 21-15, 13-21, 21-18.

Hendra/Ahsan menguasai jalannya pertandingan dari awal game pertama. Ahsan yang biasanya bertugas di bagian belakang lapangan, malam ini tampil begitu percaya diri di depan net. Sambaran-sambaran keras dari Ahsan banyak membuahkan poin bagi pasangan Juara Dunia 2013 dan 2015 ini. Unggul jauh 18-10, Hendra/Ahsan semakin sulit dikejar, Ko/Shin yang merupakan unggulan ketiga ini akhirnya mesti merelakan game pertama.

Namun di game kedua, Ko/Shin mengubah pola permainan dengan mempercepat tempo diiringi pukulan-pukulan keras yang memang menjadi andalan mereka. Hendra/Ahsan juga banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri dengan gagal menyeberangkan bola. Game ketiga pun terpaksa dimainkan.

Di game penentuan, Hendra/Ahsan kembali menunjukkan taringnya. Pasangan andalan Indonesia ini membuktikan kualitas mereka dengan balik menekan dan akhirnya memenangkan pertandingan sekaligus mengamankan tempat di partai puncak.

“Kami tahu lawan kami adalah pasangan yang kualitas permainannya bagus, jadi kami tidak kaget harus bermain tiga game. Ko/Shin adalah pasangan juara dunia,” kata Ahsan soal kemenangannya dan Hendra.

“Ko/Shin memang mengubah permainan di game kedua, mereka juga lebih safe dan nggak gampang membuat kesalahan sendiri. Tempo permainan juga dipercepat oleh mereka,” ujar Ahsan usai pertandingan.

“Ko/Shin serangannya bagus, jadi sebisa mungkin kami yang harus menyerang lebih dulu. Di pertandingan tadi memang tidak terlalu banyak reli-reli panjang. Kami tidak mau diserang duluan oleh lawan, jadi kami menerapkan strategi supaya kami bisa dapat kesempatan menyerang duluan,” tutur Hendra.


Pada babak final, Hendra/Ahsan akan kembali bertemu dengan wakil dari Negeri Ginseng, Kim Ki Jung/Kim Sa Rang. Pasangan Korea ini melaju ke final dengan menaklukkan Zheng Shiwei/Huang Kaixiang (Tiongkok), 21-19, 21-15.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Monday, 8 February 2016

Thailand Masters: Ajang Pemanasan Ahsan/Hendra

pict Ahsan/Hendra saat menjuarai BWF Super Series Finals 2015 lalu. (Foto: Dok. PBSI)
Turnamen BWF berlevel Grand Prix Gold ketiga tahun ini, Thailand Masters 2016 akan menjadi turnamen pertama Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tahun ini. Pasangan ganda putra terbaik Indonesia itu terakhir kali tampil di sebuah turnamen pada Desember silam, yakni kala menjadi juara di BWF Super Series Finals 2015.

Pelatih kepala ganda putra Pelatnas PBSI, Herry Iman Pierngadi mengatakan Thailand Masters 2015 akan dijadikan ajang pemanasan untuk Ahsan/Hendra. "Thailand Masters ini menjadi pemanasan buat Ahsan/Hendra. Mereka adalah tipe pemain yang tidak bisa absen bertanding terlalu lama, paling tidak satu bulan ada satu pertandingan,” kata Herry IP dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

Akan tetapi dua wakil ganda putra lain, yakni Angga Pratama/Ricky Karanda dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf batal bertanding. Keduanya memiliki alasan berbeda. Angga/Ricky akan difokuskan untuk Kualifikasi Piala Thomas, sementara Ade dalam kondisi kesehatan yang kurang baik.

"Angga/Ricky kami persiapan untuk Kualifikasi Piala Thomas, disamping itu, kondisi Angga yang baru sembuh dari demam berdarah, juga belum kembali seratus persen. Namun utamanya adalah supaya mereka siap dan fokus di Kualifikasi Piala Thomas," kata Herry.

Turnamen ini dilangsungkan di stadion Nimibutr, Bangkok, 8-13 Februari 2016. Total hadiah senilai 120 ribu Dollar AS akan diperebutkan di turnamen yang tahun lalu masih berlevel International Challenge ini.
sumber: msports(dot)net

"Regenerasi Bulutangkis Indonesia Baru Berjalan di Ganda Putra dan Ganda Campuran"

Marcus/Kevin menjadi salah satu contoh regenerasi di ganda putra. (Foto: Dok. PBSI)
Sektor ganda putra dan ganda campuran sampai saat ini masih terus menjadi andalan Indonesia untuk berprestasi di pentas bulu tangkis internasional. Sementara di tiga sektor lainnya sejauh ini bisa dikatakan belum stabil.

Tak hanya itu, regenerasi juga dinilai sejauh ini baru berjalan mulus di ganda campuran dan ganda putra. Hal tersebut dikatakan oleh salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata.

Pria yang saat ini menjadi salah satu pelatih di PB Djarum Kudus itu mengatakan, regenerasi harus berjalan dengan baik. Khusus di tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri, proses regenerasi tersebut harus cepat dilakukan agar tidak semakin tertinggal oleh negara lain.

"Proses regenerasi harus berjalan dengan bagus. Regenerasi di lima sektor belum semua berjalan, yang bagus baru dua sektor, yakni ganda putra dan campuran. Sisanya mendesak sekali untuk segera mengikuti dua nomor itu, kalau tidak kita akan semakin keteteran," ujar Christian.

Meski begitu, pemilik tiga gelar All England ini berharap akan melihat kebangkitan di sektor tunggal putra. Christian menilai paling tidak saat ini Indonesia punya empat pemain muda berbakat yang menjadi penghuni Pelantas PBSI Cipayung.

"Mudah-mudahan satu hingga dua tahun ke depan, tunggal putra akan bangkit. Paling tidak saat ini kita punya empat pemain muda yang kita harap bisa menjadi era keemasan, ada Jonatan Christie, Ihsan Maulana, Anthony Ginting, dan Firman Abdul Kholik," tandasnya.
sumber: msports(dot)net

Saturday, 6 February 2016

Indonesia Tiru BWF Dalam Menggelar Sirkuit Nasional

pict Rafi/Vita saat tampil di Sirnas Surabaya 2015 lalu. (Foto: Dok. PB Djarum)
Salah satu turnamen bulu tangkis yang rutin digelar oleh PBSI untuk menjaring dan memantau para pebulu tangkis muda berkualitas adalah Sirkuit Nasional (Sirnas). Tahun ini, turnamen tersebut akan kembali digelar, dengan terdapat beberapa perubahan.

Sebelumnya Sirnas digelar sebanyak 10 kali. Tahun ini, gelaran tersebut hanya akan berlangsung sebanyak delapan kali. Namun, ada yang menarik dibalik pengurangan jumlah tersebut, yakni diterapkannya status Sirnas Premier, layaknya turnamen BWF, di dua kota, yakni Jakarta dan Surabaya.

"Kami mencoba untuk menganut sistem seperti BWF, dimana ada turnamen kelas Super Series dan Super Series Premier. Khusus Sirnas Premier di Jakarta, sistem poinnya akan masuk ke Asia, jadi masuk penghitungan rangking internasional,” ujar Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

Tak hanya itu, perubahan juga terjadi di kategori umur yang dipertandingkan. Dari empat kategori, yakni dewasa, taruna (U-19), remaja (U-17), dan pemula (U-15), tahun ini hanya akan digelar tiga kategori. Untuk para pemain pemula, akan bertanding di turnamen lain, yakni Milo Competition.

"Kejuaraan Milo Competition ini sistem poinnya sudah diakui oleh PBSI. Rencananya di tahun 2016 akan dilangsungkan sebanyak enam seri,” kata Budi.

Sirnas sendiri merupakan sebuah turnamen yang memang rutin digelar. Sebagai puncaknya, di akhir tahun akan digelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas).
sumber: msports(dot)net

Friday, 5 February 2016

Bukti Bulu Tangkis Didukung Hingga Pelosok Negeri

pict Rexy Mainaky menjadi salah satu legenda yang tampil di Badminton Mall di Palangkaraya. (Foto: PBSI)
Meski sudah populer di kalangan masyarakat Indonesia, PBSI ternyata tak berhenti untuk semakin memopulerkan olahraga bulu tangkis. Salah satunya adalah dengan cara mengadakan sebuah kegiatan bertajuk Badminton Mall, dimana digelar sebuah permainan bulu tangkis di tengah-tengah pusat perbelanjaan.

Mulai digelar pada 2015 lalu di dua kota besar, yakni Jakarta dan Malang, PBSI untuk tahun ini berencana menggelar Badminton Mall di 20 kota. Edisi pertama pun telah digelar dengan sukses di Palma Mall Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Kepala Sub Bidang Pengembangan Komunitas PP PBSI, Eddy Prayitno mengaku cukup terkejut dengan animo masyarakat Palangkayara dalam menyambut kegiatan tersebut. Dia mengatakan kegiatan yang pertama kali digelar di Kota Cantik tersebut cukup banyak peminatnya.

"Saya cukup surprise dengan animo masyarakat di Palangkaraya. Para pengunjung mall banyak yang tertarik dengan acara ini, terbukti sesi senaminton ramai sekali yang ikut," kata Eddy mengutip situs resmi PBSI.

Tak hanya itu, bahkan ada pengunjung yang rela menghabiskan waktu perjalanan selama lima jam untuk bisa ikut meramaikan kegiatan Badminton Mall tersebut. Melihat hal tersebut, Eddy mengatakan bahwa itu adalah sebuah bukti bahwa bulu tangkis memiliki pendukung yang begitu banyak.

"Bahkan ada peserta yang rela menempuh perjalanan selama lima jam menuju Palangkaraya dari kabupaten Barito Selatan untuk ikut acara ini. Ini membuktikan kalau acara Badminton Mall punya daya tarik tersendiri dan bahwa bulutangkis Indonesia punya pendukung yang begitu banyak hingga ke daerah pelosok," pungkasnya.

Acara Badminton Mall yang menghadirkan legenda bulutangkis Rexy Mainaky dan Yuni Kartika ini terbagi kedalam beberapa sesi diantaranya kompetisi teknik bulutangkis, kompetisi senaminton, shuttle time, serta meet and greet legenda bulutangkis. Kompetisi teknik bulutangkis meliputi teknik pukulan dasar seperti lob dan dropshot lurus. Sebanyak tujuh regu yang mewakili sekolah mengikuti sesi senaminton.
sumber mspors(dot)net

Komentar Vita Marissa Tentang Tantangan Orbitkan Pemain Muda Kembali

pict Vita mengaku belum tahu apakah siap untuk kembali bermain bulu tangkis. (Foto: Dok. MSports)
Salah satu pebulu tangkis senior Indonesia, Vita Marissa saat ini tengah menjalani sebuah peran baru. Kembali ke Pelatnas PBSI Cipayung berkat gelar juara di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2015 lalu, Vita tak lagi menjadi pemain, melainkan seorang sparring partner di Pelatnas.

Meski begitu, keahliannya membawa seorang pemain muda tampil luar biasa, Vita mengaku sempat mendapat saran untuk kembali bermain. Adalah salah satu pelatih ganda campuran Pelatnas, Nova Widianto yang mengusulkan hal tersebut.

"Sempat ada suara dari Nova, saya disuruh membawa pemain muda. Tapi saya yang tidak tahu siap atau tidak, saya lebih ingin sharing sebenarnya. Para pemain muda itu bisa kok sebenarnya tanpa ditarik. Tapi sampai saat ini belum ada lagi pembicaraan soal itu," ujar Vita yang ditemui di sela-sela acara penghargaan dari Djarum Foundation untuk atlet berperstasi PB Djarum di Jakarta, Rabu (27/1).

Seperti diketahui, Vita adalah sosok yang sukses membawa dua pemain muda di sektor ganda campuran masuk ke Pelatnas Cipayung. Kedua pemain tersebut adalah Praveen Jordan yang saat ini berpasangan dengan Debby Susanto dan Rafiddias Akhdan, pasanannya di Kejurnas PBSI 2015 lalu.

Pada kesempatan yang sama, pebulu tangkis berusia 35 tahun itu memberi pesan untuk para pemain muda. Menurutnya waktu yang dimiliki oleh para pemain muda tersebut janganlah disia-siakan. Menurut Vita, waktu bukanlah sebuah jaminan.

"Pesan untuk pemain muda, jangan pernah sia-siakan waktu, jangan pernah merasa mereka masih muda. Kalau mereka bisa juara dunia di usia 20 kenapa tidak? Kadang ada yang berpikir karena masih muda, jadi bisa santai dan itu salah. Jadi secepat mungkin mereka bisa maju ya silakan, karena waktu bukan jaminan," pungkasnya.
sumber: msports(dot)net

Thursday, 4 February 2016

Vita Kembali ke Platnas, ini Sambutan Dari Sahabatnya Butet

pict Liliyana dan Vita kembali bersama di Pelatnas PBSI Cipayung. (Foto: Dok. PBSI)
Dalam usia yang sudah tidak muda lagi, seorang Vita Marissa dipanggil PBSI untuk kembali menghuni Pelatnas PBSI Cipayung. Hal tersebut diraihnya setelah sukes menjuarai Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2015 lalu bersama Rafiddias Akhdan di sektor ganda campuran dewasa.

Salah satu hal yang ditunggu dari kembalinya Vita ke Pelatnas adalah cerita "reuni" antara dirinya dan Liliyana Natsir. Seperti diketahui, kedua pebulu tangkis tersebut pernah menjadi andalan Indonesia di sektor ganda putri beberapa tahun lalu.

"Biasa saja ketemu Butet lagi hahaha. Tapi mungkin karena dulu kami pernah dekat, pernah bermain bareng, jadi lebih banyak sharing," cerita Vita yang ditemui di sela-sela acara penghargaan dari Djarum Foundation untuk atlet berperstasi PB Djarum di Jakarta

"Selama ini kan dia dapat masukan dari Richard (Mainaky) dan Nova (Widianto), tapi sekarang dapat masukan juga dari saya. Mungkin pandangan dari laki-laki dan perempuan itu kan berbeda. Dengan adanya saya, dia bisa berbagi banyak hal, karena pemain yang persis di bawah dia itu kan Debby, tapi jarak usia mereka juga cukup jauh," sambungnya.

Tak sampai disitu, Vita ternyata membeberkan sebuah cerita unik saat dirinya dipastikan kembali ke Pelatnas. Butet -sapaan akrab Liliyana- yang menjadi teman sekamarnya sampai menyiapkan sebuah sandal jepit untuknya.

"Butet itu tahu saya itu orangnya tidak bisa kotor, jadi sebelum saya datang dia itu sudah bersih-bersih, bahkan dia sudah siapkan sandal yang sudah dikasih nama buat saya mandi," pungkasnya.
sumber: msports(dot)net

Christian Hadinata Harap Bulu Tangkis Kembalikan Tradisi Emas Olimpiade

pict Christian menyebut tiga sektor ganda yang paling berpeluang. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Bulu tangkis menjadi salah satu andalan Indonesia untuk meraih medali di ajang Olimpiade. Selalu menghasilkan emas sejak 1992, dimana pertama kali bulu tangkis dipertandingkan, catatan tersebut harus terhenti pada 2012 lalu saat Olimpiade digelar di London.

Salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata ikut berkomentar mengenai hal tersebut. Ditemui di sela-sela acara penghargaan dari Djarum Foundation untuk atlet berperstasi PB Djarum di Jakarta, Rabu (27/1), Christian menyebut tradisi emas Olimpiade harus dikembalikan.

"Paling tidak target utama adalah mengembalikan tradisi emas dulu, bonus kalo bisa dapat dua emas," komentar Christian soal target dua emas di Olimpiade yang diusung PP PBSI.

Lebih lanjut pria yang aktif di dunia bulu tangkis di era 1970-an mengomentari tiga sektor ganda yang menjadi andalan. Menurutnya, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran memiliki bebannya masing-masing.

"Kalau di ganda putri sejak Barcelona hingga London belum dapat medali, dan peluang di Rio untuk Nitya (Krishinda)/Greysia (Polii) ini sangat besar. Apapun medalinya, syukur-syukur bisa emas. Itu sebuah lonjakan yang luar biasa di ganda putri," kata pemilik tiga gelar All England tersebut.

"Di ganda campuran kan baru sampai tahap perak, jadi targetnya harus emas, tidak boleh sama atau kurang dari itu. Tantangan yang paling besar di ganda putra, karena sudah pernah emas," pungkasnya.

Sejauh ini, ketiga sektor tersebut memang yang bisa dikatakan hampir pasti mengamankan satu tempat di Olimpaide mendatang. Nitya/Greysia di ganda putri, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di ganda putra, dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ganda campuran.

Tak hanya itu beberapa nama lain masih berburu poin untuk bisa tampil di Olimpiade. Mereka adalah Tommy Sugiarto di tunggal putra, Maria Febe dan Linda Wenifanetri di tunggal putri, Angga Pratama/Ricky Karanda di ganda putra, serta Praveen Jordan/Debby Susanto di ganda campuran.
sumber: msports(dot)net

Tuesday, 2 February 2016

Hendra Setiawan Tak Akan Pensiun Setelah Olimpiade Rio

pict Pasangan Mohammad Ahsan tersebut masih ingin bermain hingga Asian Games 2018. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Pebulu tangkis Indonesia yang saat ini menghuni posisi dua dunia di sektor ganda putra, Hendra Setiawan sudah tak lagi berada di usia yang muda. Pada Agustus nanti, pasangan Mohammad Ahsan ini akan memasuki usia 32 tahun.

Bagi beberapa atlet, memasuki usia kepala tiga mungkin sudah saatnya membicarakan masa pensiun. Ajang Olimpiade Rio de Janeiro yang akan digelar Agustus menjadi bisa dibilang menjadi momen tepat bagi Hendra jika ingin gantung raket.

Akan tetapi, kata 'pensiun' sepertinya belum akan dikeluarkan dari mulut seorang Hendra. Dia mengaku masih ingin bermain selama kondisi fisiknya masih kuat dan prima.

"Sesudah Olimpiade 2016 sih Hendra masih mau main, katanya mau nunggu Asian Games 2018," ujar istri Hendra, Sandiani Arief dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

"Selama masih mampu main ya main, kalau lagi libur saja rasanya kangen mau mukul shuttlecock," kata Hendra menambahkan.

Ketika ditanya soal apa yang akan dilakukan nantinya setelah gantung raket, Hendra mengaku akan mencoba berbisnis. Akan tetapi, Sandiani seolah meragukan niat dari sang suami. Dia mengindikasikan jika Hendra akan tetap berada di dunia bulu tangkis.

"Saya masih belum tahu apa yang akan saya lakukan setelah pensiun. Ingin coba dunia bisnis, tapi baru kepikiran saja," kata ayah beranak dua tersebut.

"Hendra sih mau terjun ke bisnis, tetapi sebetulnya dia itu memang cinta sama bulu tangkis," seloroh sang istri.

Patut dinantikan kapan ganda putra terbaik Indonesia tersebut memutuskan gantung raket dan apa yang akan dilakukan Hendra. Bukan tidak mungkin, atas kecintaannya terhadap bulu tangkis, dirinya akan menjadi seorang pelatih.
sumber: msports(dot)net

Imam Berharap Tunggal Putra Sumbang Medali di Olimpiade 2020

pict Imam sebut kualitas permainan tunggal putra Indonesia dinilai masih berada diatas negara lain. (Foto: Dok. PBSI)

Monday, 1 February 2016

Gelar Praveen/Debby di India GPG 2016 Sebagai Bekal Point Menuju Olimpiade 2016

pict podium XD India GPG 2016, PRAVEEN/DEBBY Winner
Indonesia meraih satu gelar juara di ajang India Open Grand Prix Gold 2016 lewat pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto. Kemenangan direbut Praveen/Debby usai menaklukkan Puavaranukroh Dechapol/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), dengan skor 23-25, 21-9, 21-16.

“Selamat kepada Praveen/Debby atas gelar juara di India, sebuah perjuangan yang luar biasa. Pertahankan terus semangat juara, semoga kemenangan ini dapat memacu semangat lebih menuju target-target selanjutnya,” ujar Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI memberikan selamat.

Meskipun akhirnya naik podium juara, namun diakui Praveen/Debby, kemenangan ini tidaklah mudah. Dechapol/Taerattanachai yang merupakan kombinasi baru, ternyata cukup merepotkan. Terbukti di game pertama, Praveen/Debby dipaksa adu setting.

“Kami tidak menerapkan strategi khusus, tetapi kami sudah bertanya kepada pelatih tentang cara main lawan,”ujar Debby yang dihubungi di Lucknow, India.

“Di game pertama, kami beberapa kali terbawa irama permainan lawan, dan mungkin mainnya masih kurang lepas. Di game kedua dan ketiga, kami tidak berpikir menang dulu, cuma berpikir bagaimana bisa menikmati permainan dan membawa lawan ke pola kami,” jelas Debby.

Gelar juara ini merupakan gelar perdana bagi Praveen/Debby setelah meraih medali emas di SEA Games Singapura 2015. Sebelumnya, Praveen/Debby terhenti di babak final French Open Super Series 2015 dan Thailand Open Grand Prix Gold 2015.

Penampilan Praveen/Debby memang akhir-akhir ini kian menunjukkan grafik yang meningkat. Tak heran jika keduanya menjadi kandidat kuat untuk mendampingi pasangan ganda campuran utama Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Namun hingga saat ini Praveen/Debby yang duduk di rangking delapan besar dunia, masih berusaha mengamankan posisi mereka menuju Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Jika ingin mengirimkan dua wakil di sektor ganda ke olimpiade, maka kedua pasangan ganda harus berada di peringkat delapan besar dunia.

“Semua belum ada yang pasti, pokoknya kami berpikir mau dapat hasil maksimal di setiap pertandingan. Jadi, kalau hasilnya bagus, ada kemungkinan ikut olimpiade,” tutur Debby.

“Kemenangan ini membuat kami lebih percaya diri di turnamen berikutnya,” komentar Praveen soal gelar juara ini.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang pengen liat match perjalanan Praveen/Debby dari Quarter final hingga partai puncak final via youtube, silahkan

Full Match QF India GPG 2016 Praveen JORDAN/Debby SUSANTO vs Michael FUCHS/Birgit MICHELS


Full Match SF India GPG 2016 Praveen JORDAN/Debby SUSANTO vs SHIN Baek Cheol/CHAE Yoo Jung


Full Match Final India GPG 2016 Praveen JORDAN/Debby SUSANTO vs Puavaranukroh DECHAPOL/Sapsiree T


Highlights Final India GPG 2016 Praveen JORDAN/Debby SUSANTO vs Puavaranukroh DECHAPOL/Sapsiree T