Sunday, 31 January 2016

Cerita Rafiddias Batal ke India, Pilih INDONESIA

pict Rafi saat tampil di final Kejurnas 2015 lalu bersama Vita Marissa. (Foto: Dok. MSports)
Terdapat sebuah cerita menarik dibalik kembalinya seorang Rafiddias Akhdan ke Pelatnas PBSI Cipayung. Kalau bukan karena kedua orang tuanya, pebulu tangkis spesialis sektor ganda campuran tersebut mungkin saat ini sudah berkarier di India. Hal tersebut terjadi setelah dirinya sempat dipulangkan dari Pelatnas PBSI Cipayung ke klubnya, PB Djarum, tahun 2014 lalu.

Rafi mengaku kedua orang tua yang membuat dirinya memutuskan untuk tetap berada di Indonesia. Pemain kelahiran Jakarta, 23 Januari 1996 ini mengaku ingin mewujudkan mimpi sang ayah melihatnya menjadi juara dunia.

"Saya ditawari di Gopican Academy di India. Akan tetapi saya melihat kedua orang tua saya masih ingin saya bermain di Indonesia. Ayah saya juga masih ingin melihat saya menjadi juara dunia dengan membawa nama Indonesia," ujar Rafi yang ditemui MSports di sela-sela acara penghargaan dari Djarum Foundation untuk atlet berperstasi PB Djarum di Jakarta, Rabu (27/1).

Tak hanya kedua orang tua, ternyata beberapa pelatih klub asal Rafi, PB Djarum, juga berperan serta mencegahnya hengkang ke India. Salah satu pelatih yang berperan adalah Christian Hadinata. Salah satu legenda bulu tangkis Indonesia tersebut mengatakan bahwa Rafi memiliki potensi yang begitu baik.

"Saya lihat dia memang punya potensi bagus. Dia juga sebelumnya sudah pernah di Cipayung, tapi mungkin karena faktor usia dan masih sangat baru, jadi dia sempat dipulangkan ke PB Djarum beberapa bulan. Mungkin dia sedikit terpengaruh dengan keputusan tersebut," ujar Christian.

"Setelah melewati beberapa bulan, beberapa pelatih juga memberi latihan khususnya di ganda campuran, dan memang menunjukkan kemajuan yang bagus. Saya dan beberapa pelatih akhirnya berunding dan membujuk dia, mengatakan bahwa kesempatan dia masih sangat terbuka," tambah pria yang semasa aktifnya bermain di sektor ganda ini.

Saat ini, Rafi sendiri tengah berjuang untuk membuktikan kualitasnya di Pelatnas Cipayung. Para pencinta bulu tangkis masih harus menunggu turnamen pertama Rafi setelah kembali ke Pelatnas.
sumber: msposrts(dot)net

Komitmen Djarum Foundation Jaring Bibit Muda Bulu Tangkis Indonesia

pict Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2016 akan digelar kembali di 9 kota. (foto: PB Djarum)
Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2016 akan digelar kembali. Ajang pencarian bibit muda berbakat ini akan digelar di 9 kota di Indonesia pada periode Maret-September 2016. Sembilan kota yang akan menjadi tuan rumah adalah Bandung, Palembang, Balikpapan, Purwokerto, Solo, Makassar, Cirebon, Surabaya, dan Kudus.

Ditetapkan digelar di 9 kota tak lepas dari sukses tahun lalu. Dari kota-kota yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan audisi, sambutan dan respons para insan bulu tangkis sangat positif. Banyak sekali terlihat bibit pemain muda berbakat dengan kualitas baik dari 9 kota tersebut. Mereka adalah harapan untuk regenerasi olahraga bulu tangkis di Tanah Air.

Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengungkapkan bahwa pihaknya ingin selalu mengobarkan semangat bulu tangkis ke seluruh Indonesia, terutama kepada anak-anak.

"Lewat Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangksis 2016 yang akan digelar di 9 kota ini, Djarum Foundation ingin terus mengobarkan semangat bulu tangkis ke seluruh pelosok Tanah Air. Kami ingin memastikan agar api semangat mencintai, menggilai, dan menekuni bulu tangkis bisa terus menyala dan berkobar. Kami ingin supremasi bulutangkis Indonesia bisa terjaga sampai kapan pun," sebut Yoppy.

Imbuhnya, "Itu menunjukkan bahwa langkah yang kami lakukan sudah berada di jalur yang benar. Kami menjaring bibit pemain muda andal langsung dari sumbernya. Audisi Umum yang tersebar di 9 kota dan tidak lagi hanya terpusat di Kudus ini merupakan respons kami terhadap permintaan masyarakat. Dari sisi ekonomi, hal ini juga membantu meringankan biaya para orang tua".

Setelah berlangsung di 9 kota, minat peserta memang mengalami peningkatan. Tercatat, sebanyak 2.913 peserta dari seluruh penjuru Indonesia mengikuti audisi ini. Jumlah ini meningkat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, hanya 33 peserta yang akan mendapatkan beasiswa. Djarum Foundation pun berharap peserta pada tahun ini akan lebih banyak dan kompetitif.
sumber: msports(dot)net

Di Final India GP Gold 2016, Praveen/Debby Waspadai Ganda Campuran Thailand

pict Praveen/Debby yang melaju ke Final India GPG 2015
Praveen Jordan/Debby Susanto tinggal selangkah lagi menuju gelar juara India Open Grand Prix Gold 2016 yang kini tengah berlangsung di kota Lucknow, India. Pasangan unggulan kedua ini menaklukkan Shin Baek Cheol/Chae Yoo Jung (Korea), dengan skor 18-21, 21-11, 21-16.

Kalah di game pertama, Praveen/Debby ternyata sempat kewalahan menghadapi Chae yang merupakan pemain kidal. Akibatnya, Praveen/Debby bahkan tertinggal 11-18.

“Di awal game, kami lengah dan sempat tertinggal jauh poinnnya. Mau mengejar pun susah. Lalu di game selanjutnya kami mengevaluasi penampilan kami, bahwa kami sering lupa kalau Chae adalah pemain kidal,”tutur Praveen kepada Badmintonindonesia.org.

“Kami pun mencoba ubah pola permainan dan memaksa lawan untuk bermain di pola kami. Kami merasa bermain lebih enak mulai game kedua,”tambah Praveen.

Praveen/Debby bakal memperebutkan titel juara India Open Grand Prix Gold 2016 dengan pasangan Thailand, Puavaranukroh Dechapol/Sapsiree Taerattanachai. Meskipun tak diunggulkan, namun pasangan baru dari Negeri Gajah Putih yang sempat mengalahkan Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti di babak perempat final ini, bisa menjadi ancaman bagi Praveen/Debby.

“Kami tidak mau mikir gimana-gimana dulu, fokus ke permainan dulu. Kami juga belum pernah bertemu, jadi harus lebih siap lagi,”ujar Praveen yang bersama Debby merupakan atlet binaan klub Djarum.

Laga final akan dimainkan besok (Minggu, 31/1), mulai pukul 14.00 waktu setempat atau pukul 15.30 WIB
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat match Praveen/debby di semi final kemarin. silahkan, via youtube, kualitas HD
Praveen JORDAN/Debby SUSANTO (Indonesia) 18-21 21-11 21-16 SHIN Baek Cheol/CHAE Yoo Jung (Korea)

Friday, 29 January 2016

Eng Hian: Ganda Putri Indonesia Kekurangan Tukang Gebuk

pict Anggia/Ketut yang saat ini menjadi salah satu andalan Indonesia di sektor ganda putri. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Sektor ganda putri bulu tangkis Indonesia sejauh ini dinilai dipenuhi oleh tipe pemain yang bermain di depan net atau playmaker. Sejatinya, di sektor ganda haruslah ada tipe pemain yang lebih banyak bermain di belakang yang bertugas untuk menggebuk bola.

Kombinasi pemain bertipe playmaker dan tukang gebuk seperti itu bisa dilihat di pasangan Tiongkok. Contoh nyata pemain yang begitu baik bermain di posisi belakang adalah Tang Yuanting dan Tian Qing.

Pelatih kepala ganda putri, Eng Hian mengatakan untuk Indonesia sendiri sejauh ini cukup sulit untuk mendapat pemain dengan tipe penggebuk bola. Pria yang akrab disapa Koh Didi ini juga menyebut idealnya tiap pemain harus bisa bermain menjadi playmaker maupun penggebuk, meski diakui hasilnya tak akan sempurna.

"Saat ini di ganda putri memang susah mencari pemain pendobrak, lebih banyak playmaker," ujar Eng Hian dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

"Idealnya memang pemain ganda putri bisa main di depan dan belakang, namun pada kenyataannya tidak ada pemain di dunia ini yang bisa bagus dua-duanya. Pasti ada kelebihan dan kekurangan di salah satunya, yang bagus itu kalau presentasenya beda sedikit, seperti 65:35, jangan sampai 90:10," imbuhnya.

Indonesia sendiri sejauh ini masih mengandalkan sosok Nitya Krishinda/Greysia Polii di pelbagai turnamen internasional. Sebagai pelapis, ada pasangan Anggia Shitta/Ni Ketut Mahadewi dan Della Destiara/Rosyita Eka.

Sementara itu para pemain lain yang saat ini tergabung di Pelatnas PBSI Cipayung masih mungkin mengalami bongkar pasang. Terlebih, ada beberapa nama yang harus didegradasi oleh Pelatnas Cipayung.
sumber: msports(dot)net

Demi Jaring Bibit Muda, PBSI Akui Harus Sering Jemput Bola Turun Ke Daerah-Daerah

pict Rexy mengatakan pihak PBSI harus lebih sering datang ke daerah-daerah. (Foto: Dok. PBSI)
Induk olaharaga bulu tangkis di Indonesia, PP PBSI terus melakukan pelbagai upaya untuk mencari bibit-bibit muda. Tak hanya mengadakan turnamen-turnamen yang khusus digelar untuk para pemain muda, PP PBSI ini juga menyadari harus lebih sering menjemput bola.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky di sela-sela The Legend Wali Kota Cup Bandung, akhir pekan lalu. Rexy menilai hal tersebut cukup efektif untuk mengetahui para pebulu tangkis muda berbakat di daerah-daerah.

"Kami memang harus lebih sering ‘jemput bola’ seperti ini. Saya lihat ada beberapa bibit yang menjanjikan, di nomor ganda putra dan ganda putri. Kalau dari prestasi memang masih biasa saja, tetapi kita bisa lihat prospeknya,' ujar Rexy mengutip badmintonindonesia.org.

Pada kesempatannya mengunjungi Paris Van Java, Rexy mengaku melihat beberapa pebulu tangkis muda yang memiliki potensi. Salah satunya berasal dari dua klub besar dari Kota Bandung, yakni PB Mutiara Cardinal dan PB SGS PLN.

"Tadi saya lihat ada beberapa atlet dari Mutiara Cardinal Bandung dan SGS PLN Bandung yang memiliki potensi. Dilihat dari postur dan power, cukup menjanjikan," sebut Rexy.

Seperti diketahui, beberapa pebulu tangkis yang saat ini menghuni Pelatnas PBSI Cipayung berasal dari klub-klub di Bandung. Sebut saja Ricky Karanda, Anthony Ginting, Gregoria Mariska, dan masih banyak lainya.
sumber: msports(dot)net

Thursday, 28 January 2016

Jonatan, Ihsan, dan Ginting Dipastikan Naik Kelas di 2016

pict Bersama Jonatan dan Ihsan, Ginting akan diproyeksikan bermain di level Super Series pada 2016 ini. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Tiga tunggal putra Indonesia yang masih berusia muda, Jonatan Christie, Ihsan Maulana, dan Anthony Ginting bisa menikmati jerih payah mereka sepanjang 2015 lalu. Tahun ini, ketiganya akan dipersiapkan untuk bermain di level tertinggi pentas bulu tangkis dunia.

Hal tersebut diutarakan oleh pelatih kepala tunggal putra Pelatnas PBSI Cipayung, Hendry Saputra. Menurutnya, ketiga pemain tersebut sudah layak untuk bersaing di level Super Series. Namun, masih ada beberapa aspek yang harus diperbaiki, salah satunya adalah stamina.

"Ihsan, Jonatan dan Ginting kalau bermain di Super Series kebanyakan harus mulai dari babak kualifikasi, jadi mereka harus menambah stamina lagi, sekitar 20 persen. Karena untuk masuk babak utama, mereka akan bertemu lawan yang berat dan mesti bermain rubber game,” tutur Hendry dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

“Secara teknik permainan pun mesti ditingkatkan, harus lebih safe. Artinya bukan cuma tidak mati-mati sendiri, tetapi harus lebih ulet di lapangan,” imbuhnya.

Tak hanya dari segi teknik, baik Jonatan, Ihsan, dan Ginting dinilai sudah memiliki mental yang cukup kuat untuk berlaga di level yang lebih tinggi. Hendry juga menyebut kemajuan ketiga pebulu tangkis tersebut cukup luar biasa, jika mengacu pada peringkat dunia.

"Menurut saya, dari segi mental mereka sudah oke, buktinya bisa mengalahkan pemain-pemain unggulan. Saya mulai melatih mereka efektif pada Oktober 2014, dimana mereka berada di peringkat 200-an. Sekarang di awal 2016, mereka sudah di posisi 35-an," pungkasnya.

Sementara itu untuk para pelapis tiga pebulu tangkis tersebut, Hendry membaginya menjadi dua. Lapis pertama akan diisi oleh Firman Abdul Kholik dan M. Bayu Pangisthu yang akan bertanding di level Grand Prix/Gold. Lapis kedua diisi oleh Enzi Shafira, Krisna Adi Nugraha, Panji Ahmad Maulana, Reksy Aureza Megananda dan Vega Vio Nirwanda yang akan dikirim ke level International Challenge.
sumber: msports(dot)net

Tunggal Putri Punya Tugas Berat untuk Mengembalikan Kejayaan di Masa Lampau

pict Hana, Fitriani, dan Gregoria merupakan pemain masa depan tunggal putri. (Foto: Dok. MSports)
Tunggal putri bulu tangkis Indonesia bisa dikatakan menjadi salah satu sektor yang masih seret prestasi. Nama-nama senior seperti Linda Wenifanetri, Bellaetrix Manuputty, hingga Maria Febe bisa dikatakan belum bisa tampil konsisten dan memberi gelar untuk Indonesia sejauh ini.

Linda sesungguhnya membawa angin segar dengan penampilannya yang luar biasa pada Kejuaraan Dunia BWF 2015, Agustus lalu. Akan tetapi, setelah itu penampilannya dan pemain tunggal putri lain kembali meredup. Hal tersebut juga diakui oleh pelatih kepala tunggal putri Pelatnas PBSI Cipayung, Edwin Iriawan.

"Sebetulnya sebelum Kejuaraan Dunia 2015, anak-anak sudah berada di jalur yang benar. Gregoria Mariska dan Fitriani prestasinya bagus, tetapi habis itu kendor lagi. Semua harus introspeksi diri dan tampil konsisten. Kalau santai-santai ya berat, kita harus mengejar, bukan dikejar, jadi tugasnya lebih susah," ujar Edwin dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

Lebih lanjut Edwin mengatakan, jika hal utama yang harus diubah oleh para pemain adalah pola pikir mereka. Dia mengatakan seorang atlet seharusnya tak boleh puas karena sudah menjadi atlet nasional, melainkan harus lebih dari itu.

"Hal yang paling penting sekarang adalah komitmen dari para atlet. Mindset mereka harus diubah, jangan cuma semata-mata mau jadi pemain tim nasional tetapi tidak pernah juara. Jadi atlet harus punya angan-angan!" kata Edwin.

Meski begitu, Edwin tetap mengakui jika sektor yang dilatihnya tersebut juga mengalami kemajuan. Hal tersebut tercermin dari dipanggilnya beberapa pemain muda untuk tampil di Kualifikasi Piala Uber, Februari mendatang.

"Saya rasa ini kemajuan untuk tim tunggal putri. Pemain muda dapat menambah pengalaman dan mengasah mental di pertandinga beregu. Di perorangan, para pemain lapis kedua saya targetkan untuk menembus rangking 40 besar dunia," pungkasnya.
sumber: msports(dot)net

Salah Satu Mimpi Rexy Mainaky yang Akhirnya Terwujud

pict Rexy memiliki mimpi ingin berbagi dan memberi motivasi anak-anak yang kurang mampu. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Gelimang prestasi yang ada pada diri legenda bulu tangkis Indonesia, Rexy Mainaky tak membuatnya puas begitu saja. Pemilik emas Olimpiade Atlanta 1996 ini merasa kontribusinya di dunia belum tangkis belumlah seberapa. Rexy ingin terus menularkan kecintaannya pada bulu tangkis ke semua kalangan masyarakat.

Seperti yang dilakukannya Senin (18/1) lalu. Rexy yang saat ini memegang salah satu jabatan penting di PP PBSI, yakni Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi, tak ragu untuk berbaur dengan 12 anak dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi di daerah Bekasi, Jawa Barat.

Rexy mengaku program seperti ini merupakan bagian dari salah satu mimpinya selama ini. Pasangan Ricky Subagja saat menjadi juara Olimpiade ini mengaku memang begitu ingin berbagi dan memberi motivasi kepada masyarakat yang termasuk golongan kurang mampu.

"Saya sangat senang dengan program ini karena sesuai dengan mimpi saya. Saya sangat ingin berbagi pengalaman dan memberikan motivasi kepada anak-anak yang hidup dalam kondisi kekurangan ini," ujar Rexy mengutip badmintonindonesia.org.

"Anak-anak ini harus semangat, mau mengubah pola pikir mereka, mengubah mentalnya, supaya mereka bisa hidup lebih baik. Mereka harus terus diberikan motivasi. Tidak ada yang tahu kalau beberapa tahun kedepan, juara dunia akan lahir dari sini," sambungnya.

Pada kegiatan tersebut, Rexy juga menceritakan bagaimana perjalanan kariernya di dunia bulu tangkis. Di depan anak-anak yang berusia delapan hingga 15 tahun tersebut, Rexy mengaku cukup banyak kesulitan yang dia hadapi, tapi dia tidak pernah menyerah dan tak lupa menyerahkan semuanya kepada Tuhan.

"Saya memulai karier bulutangkis dengan banyak tantangan. Saat kecil saya bahkan berlatih di atas tanah saja, lapangan belakang rumah. Kalau sedang hujan, saya latihan sambil hujan-hujanan, jatuh, kepeleset, bangkit lagi, main lagi, begitu terus. Latihan juga tidak pakai sepatu,” kenang Rexy.

"Banyak kesulitan di awal dulu. Tapi saya terus yakin, rajin, tidak malas dan terus berusaha. Kalau sudah latihan yang rajin dan sungguh-sungguh, kita tinggal tunggu tangan Tuhan yang bekerja. Karena Tuhan tidak tidur. Tuhan yang akan tentukan kita juara atau tidak. Tapi untuk meyakinkan Tuhan, kita harus tunjukkan kalau kita sungguh-sungguh," pungkasnya.
sumber: msports(dot)net

Wednesday, 27 January 2016

Menghadapi Olimpiade 2016 Strategi Khusus Untuk Lindaweni

pict Edwin menyebut akan mengatur turnamen yang akan diikuti oleh Linda. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Cabang olahraga bulu tangkis bisa dikatakan hampir pasti mengamankan tempat di Olimpiade RIO DE JANEIRO2016. Dari lima sektor yang dipertandingkan, hanya sektor tunggal putri yang sampai saat ini masih berjuang untuk mengamankan tempat di Brasil, Agustus mendatang.

Pebulu tangkis terbaik tunggal putri milik Pelatnas PBSI Cipayung, Linda Wenifanetri masih berjuang untuk masuk posisi 16 besar dunia. Demi mewujudkan hal tersebut, pelatih kepala tunggal putri Pelatnas, Edwin Iriawan mengaku sudah menyiapkan strategi khusus.

"Jelang olimpiade, kami harus lebih selektif dalam memilih turnamen untuk Linda. Jangan sampai salah strategi. Kondisi Linda hingga saat ini cukup baik, cedera sudah pulih. Saya inginnya Linda bikin gebrakan sebelum olimpiade supaya meningkatkan rasa percaya dirinya,” ujar Edwin dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

Lebih lajut Edwin menambahkan, kualitas tunggal putri para pemain Indonesia tidak kalah dengan para pebulu tangkis lain. Hanya saja, sifat tidak mau kalah yang belum dimiliki oleh para pebulu tangkis Tanah Air.

"Kita lihat saja Nozomi Okuhara atau Saina Nehwal, mereka tidak punya teknik yang luar biasa. Tetapi punya jiwa tidak mau kalah, ngotot, dan ketahanan yang bagus. Tim tunggal putri Indonesia sebetulnya bisa, hanya belum disadari saja," pungkas Edwin.

Saat ini, Linda sedang mengikuti turnamen Malaysia Masters Grand Prix Gold 2016. Setelah ini, pebulu tangkis berposisi ke-25 dunia itu akan tampil lagi di Syed Modi International (India) Grand Prix Gold 2016 dan Kualifikasi Piala Uber 2016.
sumber: msports(dot)net

Tembus Pelatnas Dari Dua Sektor, Gischa Lebih Pilih Ganda Campuran

pict Gischa dan Yantoni menjadi yang terbaik di sektor ganda campuran u-19. (Foto: Dok. PBSI)
Pebulu tangkis belia binaan PB Djarum Kudus, Marsheilla Gischa Islami menunjukkan kualitasnya di ajang Junior Masters 2015 yang digelar di Magelang, pekan lalu. Hasilnya, Gischa sukses menjadi yang terbaik di dua sektor, yakni ganda putri U-19 dan ganda campuran u-19.

Seperti diketahui, para pebulu tangkis terbaik di ajang Junior Masters akan mendapat kesempatan bergabung dengan Pelatnas PBSI Cipayung selama enam bulan dengan status magang. Gischa yang masuk melalui dua nomor, mengungkapkan keinginannya saat berada di Cipayung nanti.

"Kalau saya pribadi lebih memilih nantinya untuk bermain di ganda campuran. Soalnya, saya lebih nyaman kalau bermain di sektor tersebut," ujar Gischa saat dihubungi MSports.

"Saya berharap bisa lebih memanfaatkan kesempatan dan memaksimalkan yang ada. Semoga prestasi yang saya dapat akan lebih baik lagi nantinya," sambung Gischa.

Pada kesempatan yang sama, pebulu tangkis kelahiran Blitar ini juga membeberkan persiapannya jelang Junior Masters lalu. Gischa juga mengatakan, evaluasi apa saja yang dia lakukan setelah gagal di Kejuaraan Nasional 2015 kemarin.

"Saya lebih berani saat bermain di Junior Masters dibanding Kejurnas kemarin. Soal persiapan kemarin, tidak ada yang khusus. Latihan seperti biasa dan lebih banyak mempersiapkan mental, karena semua perserta kualitasnya tidak jauh berbeda," pungkas Gischa.
sumber: msports(dot)net

Eng Hian: Pemain Ganda Putri Harus Punya Disiplin dan Komitmen Tinggi

pict Eng Hian menerapkan kedisiplinan tinggi untuk tim ganda putri. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Sektor ganda putri bulu tangkis Indonesia sejak tahun 2014 lalu bisa dikatakan mengalami pasang surut prestasi. Pasangan andalan, Nitya Krishinda/Greysia Polii sukses menjuarai beberapa turnamen dan tampil apik, namun tak jarang diiringin juga oleh penampilan yang kurang memuaskan.

Pelatih kepala tim ganda putri Pelatnas PBSI Cipayung, Eng Hian menyebut setiap pemain tim ganda putri harus memiliki komitmen serta kedispilinan yang tinggi. Pria yang akrab disapa Koh Didi ini memberi contoh tak hanya di dalam lapangan, melainkan juga di luar lapangan.

"Setiap pemain harus mengatur target mereka masing-masing, punya komitmen dan harus displin. Contohnya Nitya yang daya tahan ototnya tidak stabil. Dia harus menyadari dan menjaga kondisinya dengan terapi teratur, pemanasan yang benar, minum suplemen dan sebagainya," ujar Eng Hian dalam rilis PBSI kepada MSports.

"Semua pemain, termasuk Nitya/Greysia, dilarang keluar Pelatnas kecuali keadaan darurat dan hari libur, yakni Rabu siang, Sabtu siang dan Minggu. Selain itu, hanya Nitya/Greysia yang diperbolehkan membawa kendaraan pribadi ke Pelatnas, selebihnya tidak diperbolehkan," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 itu megatakan bahwa ini adalah tahun yang tepat bagi Nitya/Greysia untuk meraih gelar All England, Indonesia Terbuka Super Series Premier, dan Olimpiade. Peringkat dunia dan performa menjadi alasan Eng Hian mengatakan hal tersebut.

"Kita tidak tahu bagaimana kondisi Nitya/Greysia setelah tahun 2017. Kalau sekarang melihat performa dan rangking, bisa jadi momen yang pas di All England. Kalaupun tidak juara, setidaknya masuk ke final dulu sudah bagus,” pungkasnya.
sumber: msports(dot)net

Atlet Olimpiade Indonesia Siap Tempur di Rio 2016

pict Tes yang dilakukan oleh Satlak Prima mendapatkan hasil baik. (Dok. MSports)
Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) telah mengumumkan hasil tes para atlet yang dipersiapkan untuk tampil di Olimpade Rio de Janero 2016 mendatang. Tes itu sendiri sudah dilakukan sejak awal Oktober 2015 dan berjalan berkesinambungan serta terdiri dari tes fisik, medis, serta psikologis.

Hingga saat ini, baru tujuh cabang olah raga (cabor) yang telah menyelesaikan tes tersebut. Ketujuh cabor yang dimaksud adalah bulu tangkis, angkat besi, panahan, atletik, renang, voli pantai, dan taekwondo. Sementara itu, dari cabor dayung, judo, dan balap sepeda, hasil tes para atlet akan segera menyusul.

Seperti yang diungkapkan Direktur Eksekutif Iptek Olahraga Satlak Prima, Hari Setiono, hasil tes yang telah dilakukan menunjukkan kondisi atlet-atlet Indonesia tidak ada yang menghawatirkan dan masih sesuai dengan standar yang diharapkan oleh Satlak Prima.

“Hasil tes yang telah dilakukan baik dan menggembirakan. Tidak ada yang mengkhawatirkan. Kalau ada cedera sifatnya ringan dan bisa pulih dalam waktu singkat,” sebut Hari seperti dilansir situs resmi Satlak Prima.

Dari hasil tes ini, Hari mengungkapkan Satlak Prima sudah memiliki profil atlet terpilih sebagai landasan untuk menyusun program ke depan. Dengan adanya hasil tersebut, nantinya akan disampaikan kepada para pelatih sehingga akan ada persamaan penerapan program.

Program kepelatihan yang terarah diharapkan bisa meraih medali emas dan memperbaiki peringkat di Olimpiade Rio 2016. Selain itu, tentunya demi memenuhi target-target yang telah disusun oleh tim Satlak Prima.
sumber: msporst(dot)net

Tuesday, 26 January 2016

Komentar Berisi Pujian Dari Koo Kean Keat/Tan Boon Heong Untuk Kevin/gideon

Pict Pasangan Malaysia tersebut memuji semangat juang Marcus/Kevin
Pasangan ganda putra Malaysia, Koo Kean Keat/Tan Boon Heong harus mengakui keunggulan wakil Indonesia, Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya di final Malaysia Masters Grand Prix Gold 2016. Setelah pertandingan, pebulu tangkis senior Malaysia tersebut tak ragu memuji penampilan Marcus/Kevin.

Koo menyebut baik Marcus dan Kevin bermain dengan tempo yang sangat tinggi dan juga tampil berani. Marcus/Kevin dinilai begitu memperjuangkan tiap angka yang diperebutkan selama pertandingan tersebut. Koo juga berharap para pemain muda Malaysia bisa meniru Marcus/Kevin.

"Marcus/Kevin berjuang untuk setiap poin dan tetap menunjukkan semangat juang sepanjang pertandingan," ujar Koo seperti diberitakan The Star.

"Saya berharap para pemain muda yang dipilih untuk tampil di Kualifikasi Piala Thomas akan menunjukkan semangat juang agar bisa mengalahkan pemain yang lebih senior dan berpengalaman di luar sana," imbuhnya.

Sementara itu, Kevin mengaku jika kemenangan yang diraihnya atas pasangan Malaysia tersebut begitu berkesan. Pasalnya, bersama Marcus, dirinya sukses mengalahkan pemain berpengalaman seperti Koo/Tan.

"Kemenangan hari ini sangatlah berkesan. Koo/Tan adalah pemain berpengalaman, tapi determinasi dan kecepatan kami lebih baik dari mereka di pertandingan hari ini," kata Kevin.
sumber: Msports(dot)net

Herry IP Terima Dua Penghargaan di Awal Tahun 2016

pict Herry IP yang berhasil sabet 2 penghargaan di awal tahun 2016
Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi menerima dua penghargaan atas prestasinya sebagai salah satu sosok dibalik hasil gemilang atlet bulutangkis Indonesia. Herry memperoleh penghargaan sebagai pelatih terbaik dari Jawa Pos Group Awards 2016 dan pelatih terfavorit dari Msports Of The Year 2015.

Herry menjadi pelatih terbaik versi Jawa Pos Group Awards 2016, usai dipilih oleh 200 pimpinan redaksi media anak perusahaan Jawa Pos se-Indonesia.

Sementara pada penghargaan pelatih terfavorit dari Msports Of The Year 2015, Herry terpilih melalui voting. Herry terpilih dengan 45,59% raihan suara.  Herry mengalahkan empat nominasi lainnya, yaitu Bambang Asdianto dan Fictor Roring dari cabang olahraga basket, Djadjang Nurdjaman dari cabang olahraga sepak bola dan Henny Maspaitella dari cabang olahraga atletik.

“Tentunya sangat senang dan bangga, karena hasil kerja saya bisa dihargai oleh orang. Terima kasih buat yang sudah memilih saya melalui voting di Msport, sementara untuk Jawa Pos saya terpilih oleh tim Jawa Pos. Satu kebanggan bisa dipilih sama mereka. Ini merupakan suatu tantangan buat saya untuk terus memacu dan lebih bekerja keras lagi, untuk bisa memberikan prestasi yang lebih banyak lagi. Tantangannya tidak ringan,” ungkap Herry kepada Badmintonindonesia.org.

“Saya juga berterima kasih atas apa yang sudah dihasilkan pemain-pemain di ganda putra. Mereka bisa bekerja sama baik dengan saya dengan pelatih lainnya, Aryono dan Hafidz,” kata Herry lagi.

Prestasi Herry memang sudah tidak diragukan lagi. Lewat tangan dinginnya Herry berhasil mencetak juara Olimpiade, juara dunia, All England dan masih banyak lagi.

Tak sedikit ganda putra racikannya menjadi pasangan yang ditakuti di dunia bulutangkis internasional. Sebut saja Candra Wijaya/Tony Gunawan, Candra Wijaya/Sigit Budiarto dan Flandy Limpele/Eng Hian.

Herry juga menjadi sosok penting dalam perjalanan karier ganda terbaik Indonesia saat ini, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Hendra/Ahsan berhasil menjadi juara Indonesia Open Super Series Premier 2013, All England 2014, Asian Games 2014, juara Dunia 2013 dan 2015, serta juara Super Series Finals 2013 dan 2015
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Praveen Jordan Perpanjang Kontrak Dengan Yonex Hingga Tahun 2018

pict Bidding Sponsor dan Perpanjang Kontrak untuk Praveen Jordan
Sebanyak 17 atlet penghuni Pelatnas Cipayung mengikuti proses bidding sponsor individu dengan beberapa perusahaan apparel ternama seperti Yonex, Victor, Flypower dan Astec. Acara bidding berlangsung di Pelatnas Cipayung, (Senin, 25/1) dan dipimpin oleh Kasubid Pemasaran dan Sponsorship PP PBSI, Yoppy Rosimin serta Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto.

Dalam bidding ini, hampir seluruh atlet mendapatkan sponsor dengan rata-rata durasi kontrak dua tahun hingga 2018 mendatang. Tiga nama yang masih belum mendapatkan sponsor yaitu Reksy Aureza Megananda, Kenas Adi Haryanto serta Sarwendah Kusumawardhani (asisten pelatih tunggal putri), akan diproses ulang langsung ke pihak sponsor.

“Menurut saya hasil bidding hari ini cukup bagus, hampir semua pemain mendapatkan sponsor. Termasuk pemain-pemain muda yang baru masuk pelatnas dan ini diluar dugaan. Yonex mendominasi, presentasenya sangat besar disbanding sponsor-sponsor lainnya,” ujar Yoppy kepada Badmintonindonesia.org.

Pemain-pemain muda yang dimaksud Yoppy adalah para juara Kejurnas PBSI 2015 yang baru menyandang status pemain pelatnas seperti Rinov Rivaldy, Rafiddias Akhdan Nugroho, Vania Arianti Sukoco dan sebagainya.

“Sponsor menganggap pemain-pemain muda ini memiliki potensi besar dan merupakan investasi jangka panjang. Saya rasa ini adalah hasil yang positif bahwa para sponsor sudah mau menanam investasi di para pemain muda, yang juara Kejurnas langsung disegel semua,” ucap Yoppy yang ditemui di Pelatnas Cipayung.

Selain pemain muda, Praveen Jordan yang masa kontraknya habis dengan Yonex, kembali memperpanjang kontrak dengan perusahaan apparel asal Jepang tersebut sampai tahun 2018. Pemain spesialis ganda campuran yang prestasinya tengah melejit ini memang menjadi sebuah aset berharga yang diminati para sponsor.

“Praveen langsung ‘disegel’ sama Yonex karena mereka tahu Praveen adalah atlet yang tengah bersinar, jadi mereka sudah deal duluan sebelum proses bidding. Praveen diperpanjang kontraknya hingga dua tahun kedepan,” tutur Yoppy.

Yoppy mengatakan, prestasi adalah factor utama yang paling penting buat seorang atlet dalam menggaet sponsor dengan nilai kontrak yang sesuai. Sistem sponsor individu ini diharapkan membuka kesadaran si atlet untuk terus berprestasi jika ingin mendapatkan sponsor.

“Tips buat pemain yang mau mendapat sponsor, ya prestasi. Itu yang utama. Kalau malas dan tidak berprestasi ya sulit. Rajin adalah bekal awal, biasanya kalau rajin, prestasi akan mengikuti. Kalau malas bisa saja berprestasi, tetapi biasanya tidak tahan lama,” pungkas Yoppy.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Terserang DBD, Posisi Gregoria Digantikan Hanna di Kualifikasi TUC 2016

Pict Jorji yang gagal ikut dalam skuad TUC 2016
Ditengah-tengah persiapan jelang Kualifikasi Piala Thomas dan Uber 2016, PBSI melakukan perubahan pada susunan tim inti Piala Uber. Nama Gregoria Mariska terpaksa dicoret karena ia terserang penyakit demam berdarah dan harus melewati proses penyembuhan terlebih dahulu yang tentunya akan berpengaruh pada persiapan tim. Kualifikasi Piala Thomas dan Uber 2016 akan dilangsungkan di Hyderabad, India, pada 15-21 Februari 2016.


Posisi Gregoria akan digantikan dengan Hanna Ramadini, pemain muda tunggal putri yang merupakan peraih medali perak SEA Games Singapura 2015. Sebelumnya, Hanna sudah pernah merasakan jadi bagian tim inti beregu putri pada ajang SEA Games Singapura 2015 bersama Linda Wenifanetri cs.


“Gergoria tidak dapat menjadi bagian tim inti karena dia terserang demam berdarah dan takutnya proses recovery-nya agak lama, jadi tidak sempat untuk persiapan ke Kualifikasi Piala Thomas dan Uber,” ujar Achmad Budiharto, Chief de Mission Tim Kualifikasi Piala Thomas dan Uber Indonesia.

“Prestasi Gregoria memang akhir-akhir ini lebih baik dari Hanna, namun kiprah Hanna di Malaysia Masters 2016 juga cukup baik. Selain itu, jam terbang Hanna di team event juga lebih banyak. Saya rasa perubahan ini tidak akan membawa dampak pada performa tim Uber,” tutur Budiharto.

Sementara itu, nama Ihsan Maulana Mustofa tetap dipertahankan di dalam tim inti Piala Thomas. Seperti diketahui, Ihsan sempat mengalami cedera pada lutut kanannya usai mengikuti kejuaraan Indonesian Masters 2015, hal ini juga memaksa Ihsan untuk absen di Kejurnas PBSI 2015.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, Ihsan dinyatakan bisa ikut bertanding di Kualifikasi Piala Thomas, jadi kami memutuskan untuk tetap mempertahankan Ihsan di dalam tim. Peran Ihsan di tim juga saat ini belum bisa digantikan oleh pemain tunggal putra pelatnas yang lain,” ujar Hendry Saputra, Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI.


Berikut susunan tim inti Kualifikasi Piala Thomas dan Uber 2016

Tim Piala Thomas

Tunggal Putra
1.     Tommy Sugiarto
2.     Ihsan Maulana Mustofa
3.     Anthony Sinisuka Ginting
4.     Jonatan Christie

Ganda Putra
1.     Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
2.     Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi
3.     Rian Agung Saputro/Berry Angriawan

Tim Piala Uber

Tunggal Putri
1.     Maria Febe Kusumastuti
2.     Linda Wenifanetri
3.     Fitriani
4.     Hanna Ramadini *

Ganda Putri
1.     Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari
2.     Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani
3.     Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Sunday, 17 January 2016

Soal Main Rangkap, Rexy: Atlet Bukan Robot

pict Kevin dan Greysia saat bermain rangkap di ajang Indonesia Terbuka 2014. (Foto: Dok. PBSI)

Sebuah terobosan baru dilakukan induk olahraga bulu tangkis Indonesia, PP PBSI di turnamen pembuka tahun ini, Malaysia Masters Grand Prix Gold. Terobosan tersebut adalah dikirimnya empat pemain yang akan bermain rangkap, yakni Kevin Sanjaya, Rian Agung, Della Destiara, dan Ni Ketut.

Akan tetapi di dua turnamen selanjutnya, yakni India Grand Prix Gold dan Thailand Masters Grand Prix Gold, tak ada lagi pemain yang akan bermain rangkap. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky mengatakan, bermain rangkap memang sudah menjadi agenda yang akan dilakukan PBSI.

"Kami memang sudah merencanakan soal main rangkap yang tentunya ada plus minusnya. Namun kami juga harus melihat dari segi atletnya, karena kami ini bukan menangani robot, kami menangani manusia yang ada limitnya," ujar Rexy di Pelatnas Cipayung, Kamis (7/1).

"Mungkin orang-orang bilang Tiongkok bisa main rangkap, tapi bisa dilihat juga setiap akhir tahun ada saja pemain yang cedera, misalnya tahun ini Zhao Yunlei yang cedera," tambahnya.

Lebih lanjut Rexy mengaku akan membicarakan rencana tersebut lebih lanjut dengan tim pelatih. Pria yang semasa aktifnya bermain di ganda putra ini mengatakan, akan memulai program tersebut dari para pemain yang masih berusia muda.

"Kami akan mulai dari usia muda, nanti saya akan kumpul lagi dengan tim pelatih dan disitu akan jelas siapa-siapa saja yang akan bermain rangkap, jangan sampai hanya asal kirim tanpa tujuan yang jelas," kata Rexy.

Seperti diketahui, melalui media sosial netizen seringkali mengungkapkan harapannya agar PBSI menerapkan pola bermain rangkap seperti apa yang sering dilakukan Tiongkok dan Korea. Rexy mengakui jika dirinya menyadari hal tersebut, tapi tidak mau melakukannya hanya untuk membuat senang masyarakat.

"Jangan juga hanya ingin membuat masyarakat senang karena akhirnya Indonesia main rangkap, dan itu juga tidak bagus," pungkasnya.
sumber: mspors(dot)net

Pelatnas Cipayung 2016 Kembali Kedatangan Penghuni Baru

pict Ajang Junior Masters 2015 menghasilkan para pemain terbaik yang akan bergabung ke Pelatnas. (Foto: PBSI)
Awal tahun 2016 lalu, induk olahraga bulu tangkis Indonesia, PP PBSI telah mengumumkan nama-nama pemain yang menjadi penghuni Pelantas PBSI Cipayung. Beberapa wajah baru merupakan juara dari Kejuaraan Nasional 2015 dan diberi kesempatan magang selama enam bulan.

Ternyata, perekrutan para pebulu tangkis terbaik di Tanah Air untuk jadi penghuni Pelatnas Cipayung belum berhenti. Kali ini, PBSI kembali memanggil bibit-bibit muda, yang disaring melalui ajang Junior Masters 2015.

Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto mengatakan, para pemain yang terpilih ini akan diberi kesempatan magang selama enam bulan. Budi mengatakan, para pemain yang terpilih harus bisa membuktikan diri, bahwa mereka adalah para pebulu tangkis masa depan Indonesia.

"Untuk para atlet yang terpilih magang di Pelatnas, ini adalah baru titik awal. Titik awal yang nanti harus diperjuangkan dan dibuktikan bahwa kalian layak bergabung untuk berlatih bersama Tim Nasional dan menjadi calon-calon pemain masa depan bulutangkis Indonesia," ujar Budi dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

Para atlet yang terpilih akan mendapatkan fasilitas yang sama dengan penghuni Pelatnas lainnya. Hanya saja biaya pertandingan untuk atlet yang bersangkutan masih ditanggung oleh klub asal mereka.

Sebanyak empat pebulu tangkis terbaik di masing-masing sektor dan kategori terpilih melalui seleksi yang ketat. Penilaian pemenang Junior Master 2015 ini sendiri diperoleh dari hasil pertandingan dan kemampuan teknik sebesar 50 persen, 30 persen dari tes fisik dan 20 persen dari penilaian tim panelis yang telah ditunjuk PP PBSI.

Berikut Daftar Empat Besar Junior Masters 2015:

Tunggal Putra U-17:

1. Gatjra Piliang Fiqihilahi Cupu (Exist Jakarta)
2. Ikhsan Leonardo Emanuel Rumbay (Mahawu DC Sulut)
3. Fathurrahman Fauzi (Exist Jakarta)
4. Mohammad Rehan Diaz (Mutiara Bandung)

Tunggal Putri U-17:

1. Syalsabilla Vahira Irmawan (Exist Jakarta)
2. Eprilia Mega Ayu Swastika (Exist Jakarta)
3. Safitri Anjani (Jaya Raya Jakarta)
4. Gabriella Juliana Zefanya Mantik (Exist Jakarta)

Ganda Putra U-17:

1. Farkhan Pandu Pramudita/Yanuar Wahyu Ramadhani (Exist Jakarta)
2. Ricardo Prasetya Liu/Renaldi Samosir (Exist Jakarta)
3. Muhammad Taufiqul Hafizh/Rifqi Nur Alam (Djarum Kudus)
4. Ario Bimo Gagat Raino/Ardy Nugroho (Djarum Kudus)

Ganda Putri U-17:

1. Angelica Wiratama/Aisya Nuraini (Exist Jakarta)
2. Austin Cindy Pratiwi/Sima Fatima Kusuma (Sarwendah BC Jakarta/SKO Ragunan Jakarta)
3. Beverly Gabriella/Tsavanne Bethalia Putri (Exist Jakarta)
4. Metya Inayah Cindiani/Indah Cahya Sari Jamil (Djarum Kudus)

Ganda Campuran U-17:

1. Fiesal Wiranto/Indah Cahya Sari Jamil (Djarum Kudus)
2. Renaldi Samosir/Herdiana Juli Marbela (Exist Jakarta)
3. Muhammad Taufiqul Hafizh/Vanadia Pranasa (Djarum Kuds)
4. Angga Dian Saputra/Elizabeth Jovita (Mutiara Bandung)

Tunggal Putra U-19:

1. Chico Aura Dwi Wardoyo (Exist Jakarta)
2. Fauzi Ramadhan (Exist Jakarta)
3. Abdul Kadir Zailani (Mutiara Bandung)
4. Muhammad Rofiq Adira (Mentari V Cool Sumedang)

Tunggal Putri U-19:

1. Isra Faradila (Exist Jakarta)
2. Aurum Oktavia Winata (Jaya Raya Jakarta)
3. Ghaida Nurul Ghaniyu (Djarum Kudus)
4. Vioni Florencya (Tangkas Jakarta)

Ganda Putra U-19:

1. Andhika Ramadiansyah/Rinov Rivaldy (Djarum Kudus)
2. Hendra Gustiawan/Kevin Ezra (Banda Baru Batam/Exist Jakarta)
3. Giovani Dicky Oktavan/Wisnu Cahyo Saputro (Exist Jakarta)
4. Calvin Kristanto/Bagas Maulana (Djarum Kudus)

Ganda Putri U-19:

1. Marsheilla Gischa Islami/Rahmadhani Hastiyanti Putri (Djarum Kudus)
2. Tania Oktaviani Kusumah/Vania Arianti Sukoco (Djarum Kudus)
3. Dianita Saraswati/Yulfira Barkah (Mutiara Bandung)
4. Bunga Fitriani/Mayrina Lukmanda (Mutiara Bandung)

Ganda Campuran U-19:

1. Yanthoni Edy Saputra/Marsheilla Gischa Islami (Djarum Kudus)
2. Billy Jonatan/Mariisa Vania Liske (Candra Wijaya Tangerang/Tangkas Jakarta)
3. Fachriza Abimanyu/Syifa Fauziah (Jaya Raya Jakarta/Jaya Raya Al Zikra Jakarta)
4. Andhika Ramadiansyah/Mychelle Christine Bandosa (Djarum Kudus)
sumber: msports(dot)net

Si Cantik Gischa Berhasil Sabet 2 Gelar di Apacs Junior Masters 2015

pict Gischa di podium Ganda Campuran Apacs Junior Masters 2015
Rona wajah bahagia tak bisa di sembunyikan dari pemain ganda asal Djarum Kudus, Marsheilla Gischa Islami. Bagaimana tidak, ia tercatat menjadi yang terbaik di nomor ganda putri dan ganda campuran Apacs Junior Masters 2015.

Dilihat dari hasil tes pertandingan, Gischa memang tak berhasil menaklukkan semua lawannya. Di nomor ganda putri, Gischa yang berpasangan dengan Rahmadhani Putri Hastiyanti terhenti di urutan ketiga. Sementara di ganda campuran, dengan Yanthoni Edy Saputra, Gischa menjadi nomor dua.

Namun dengan sistem penilaian di Apacs Junior Masters 2015, persentase tes pertandingan menyumbangkan 50 persen penilaian. Ada 30 persen penilaian dari tes fisik dan 20 persen dari pengamatan tim panelis.

“Nggak nyangka sebenarnya, tapi kemaren juga mikir masih ada harapan kan di tes fisik. Walaupun sempat sedih, tapi di dalam hati tetap pengen berusaha dulu,” ujar Gischa.

Meski sempat tak puas dengan hasil tes pertandingan, Gischa tak patah arang. Ia tetap semangat membuktikan kemampuannya di tes fisik yang berlangsung siang tadi (16/1) di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah tersebut.

“Seneng banget rasanya, bisa lolos bahkan sampai di dua nomor. Semoga saya bisa kasih yang terbaik dengan latihan di Pelatnas nanti. Semoga bisa jadi yang terbaik terus,” kata Gischa lagi.

Dengan hasil ini, Gischa dan atlet terbaik dari setiap nomor di Apacs Junior Masters 2015, berhak mendapat kesempatan magang di Pelatnas Cipayung. Mereka akan berlatih bersama seluruh pemain bulutangkis terbaik Indonesia.

“Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Saya mau belajar lagi, latihan terus yang semangat,” ungkap Gischa.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Keluar Dari Platnas Imam Tohari Siap Menerima Tantangan Baru Mealtih Klub Djarum

pict Imam Tohari yang saat ini melatih Klub Djarum
Perjalanan karier Imam Tohari sebagai pelatih terbilang cukup unik. Imam yang merupakan mantan pemain ganda campuran nasional Indonesia ini, justru memulai karirnya sebagai pelatih di negeri Sakura Jepang sejak tahun 2002.

Di perkumpulan Tomioka Jepang, Imam dipercaya melatih sektor tunggal putra dan ganda putra. Saat itu Imam dipercaya untuk melatih 16 pemain dan salah satunya adalah Kento Momota yang kini menjadi andalan tunggal putra Jepang dan menempati rangking dua dunia.

“Saya melatih Kento Momota sejak Kento berada di kelas 2 SMP dan target saya pada saat itu adalah menjadikan Kento sebagai juara Dunia Junior. Target tersebut akhirnya bisa tercapai. Pada tahun 2012 Kento tampil sebagai Juara Dunia Junior,” papar Imam kepada www.badmintonindonesia.org.

“Setelah itu di awal tahun 2013, Rexy Mainaky memberikan tawaran kepada saya untuk melatih sektor tunggal putra di Pelatnas Cipayung Jakarta. Pada saat itu saya merasa target saya di Jepang sudah tercapai dan melatih di Pelatnas adalah suatu kebanggaan dan keinginan saya sejak dulu,” tambah Imam.

Proses untuk pindah dan melatih di Indonesia tidaklah mudah karena perkumpulan Tomioka masih sangat menginginkan Imam menjadi pelatih mereka. Namun keinginan kuat Imam untuk melatih dan menyumbangkan prestasi yang terbaik melalui anak didiknya akhirnya membuat perkumpulan Tomioka mengabulkan keinginan Imam.

Pada bulan April 2013, Imam resmi bergabung menjadi asisten pelatih dari Joko Supriyanto dan melatih sektor tunggal putra di Pelatnas Cipayung.  Imam dipercaya memegang 8 pemain yaitu Ihsan Maulana Mustofa, Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Firman Abdul Kholik, Muhammad Bayu Pangisthu, Fikri Ihsandi Hadmadi, Setyaldi Putra Wibowo, Thomi Azizan Mahbub dan Rivan Fauzin Ivanudin.

“Saya melihat skill para pemain tunggal Indonesia lebih baik dibandingkan para pemain tunggal putra negara lainnya, namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, diantaranya kedisiplinan, mental yang tidak mau kalah dan menyerah serta fighting spirit mereka di lapangan. Pola pikir tersebut sangat diperlukan, apalagi dengan sistim rally point seperti sekarang ini. Saya berharap untuk sektor tunggal putra di tahun 2016 ini sudah bisa masuk dalam jajaran elit dunia dan nantinya mereka bisa menyumbangkan medali di Olimpiade 2020,” tutur Imam.

Dengan adanya keputusan PP PBSI untuk melebur sektor tunggal putra dibawah komando Hendry Saputra, maka pada saat yang sama Imam Tohari juga mendapatkan tawaran melatih sektor tunggal putra di PB Djarum yang berdomisili di Kudus.

“Ini merupakan tantangan baru bagi saya untuk melatih sekaligus mempersiapkan para pemain ini untuk bisa masuk pelatnas. Persiapan yang akan saya lakukan adalah meliputi teknik dasar, fisik dan mental bermain yang benar, sehingga nantinya ketika mereka masuk ke pelatnas dan prestasi mereka tidak terhambat oleh faktor non teknis dan juga cedera,” kata Imam.

Imam akan mulai melatih di PB Djarum Kudus pada hari senin depan (18/01). Imam menjelaskan untuk minggu pertama Imam akan lebih banyak melakukan observasi dan pengenalan karakter pada anak-anak didiknya yang baru.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Friday, 8 January 2016

Ini Harapan Icuk Sugiarto Setelah Tommy Sugiarto Kembali Masuk Pelatnas Untuk Kualifikasi TUC di India

pict Tommy Sugiarto siap bela tim Piala Thomas Indonesia di babak Kualifikasi India
Kembalinya Tommy Sugiarto ke pelatnas Cipayung diharapkan membawa angin segar. Terutama demi menambah kekuatan skuad Tim putra menuju Thomas Uber Cup 2016. Kesempatan come back ketiga kalinya itu diharapkan bisa dibayar tuntas dengan performa bagus oleh putra legenda bulutangkis Indonesia, Icuk Sugiarto tersebut.

Hendri Saputra, pelatih tunggal putra pelatnas menyampaikan bahwa keberadaan Tommy sangat dibutuhkan. Apalagi dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki Tommy, Hendri berharap tunggal putra yang ada saat ini bisa turut transfer kemampuan.

Saat ini, tunggal putra pelatnas memang didominasi penggawa muda, di antaranya yakni Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting dan Ihsan Maulana Mustofa. Untuk itu, keberadaan Tommy tentu didorong untuk bisa lebih nge-blend dengan pasukan muda tersebut. “Saya pribadi sudah diberi kabar kalau Tommy balik ke pelatnas. Ini kabar gembira,” ujarnya. Hanya, Hendri mengungkapkan bahwa belum diberi mandat apakah dia akan menangani Juara Indonesia Master 2015 itu.

Tetapi pengalaman Hendri bekerja sama dengan Tommy setidaknya kala berlatih di Cipayung bisa jadi modal. “Secara resmi saya memang belum pernah megang dia, tapi dengan kemampuan Tommy semua sudah tahu, dia masih yang terbaik di tunggal putra Nasional,” bebernya.

Tommy juga berharap banyak bisa memberikan prestasi bersama Indonesia. Sebab, dia mengaku masih penasaran atas kegagalan dia mengantarkan Indonesia merengkuh gelar piala Thomas edisi sebelumnya. “Ini tantangan besar, dan semoga bisa mewujudkan itu pada edisi kali ini,” ujarnya.

Sementara itu, pelatnas Cipayung akan kembali aktif pada awal 2016 mendatang. Prioritas utama yakni mendorong andalan pelatnas untuk bisa maksimal di major event, termasuk di antaranya yakni, Thomas-Uber Cup dan All England 2016. “Puncaknya yakni masih kami tarrgetnya di Olimpiade 2016 Brasil,” sambung Rexi Mainaki Kabidbinpres PP PBSI. Menurut dia tradisi dan peluang Indonesia mewujudkan medali emas masih terbuka lebar
sumber: Indopos(dot)co(dot)id

Tak Mustahil Tunggal Putra Kirim 2 Wakil di Olimpiade Brazil 2016

pict Ginting saat ini mengungguli Ihsan dan Jonatan di peringkat kualifikasi Olimpiade. (
Gelaran pesta olahraga terbesar di dunia, yakni Olimpiade Rio de Janeiro 2016 akan digelar dalam hitungan bulan. Indonesia sendiri sejauh ini sudah memastikan beberapa cabang yang akan ikut serta, salah satunya adalah bulu tangkis. Penghitungan poin sendiri masih akan berlangsung hingga akhir April mendatang.

Sejauh ini, paling tidak ada tiga nama yang posisinya di Olimpiade sudah aman, yakni Mohammad Ahsan/Hendra Setiawa, Nitya Krishinda/Greysia Polii, dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sementara Tommy Sugiarto, Angga Pratama/Ricky Karanda, dan Praveen Jordan/Debby Susanto masih harus berjuang mengamankan posisinya.

Di sektor tunggal putra, kemungkinan besar Indonesia hanya bisa mengirim satu wakil. Seperti diketahui, sebuah negara bisa mengirim dua wakil di sektor tunggal apabila negara tersebut bisa menempatkan dua wakil di posisi 16-besar dunia pada akhir masa penutupan pengumpulan poin.

Akan tetapi Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky menyebut peluang Indonesia untuk mengirim dua wakil di tunggal putra masih terbuka lebar. Namun, hal tersebut membutuhkan konsistensi tiga pemain muda, yakni Jonatan Christie, Ihsan Maulana, dan Anthony Ginting.

"Kami akan berusaha dalam sisa turnamen ini, sampai akhir April kami akan push tiga tunggal putra muda, yakni Jonatan, Ihsan, dan Ginting. Kalau mereka bisa konsisten atau bahkan bisa lebih dari apa yang sudah mereka capai di tahun 2015, saya rasa peluang untuk masuk top 16 itu sangat besar," ujar Rexy di Pelatnas Cipayung, Kamis (7/1).

Pada kesempatan yang sama, pemilik medali emas Olimpiade Atlanta 1996 itu mengatakan, kemungkinan satu dari tiga pemain muda tersebut bisa tampil di Olimpiade Rio 2016 didukung dengan persaingan sehat diantara ketiganya. Selain itu Rexy juga menilai bahwa Jo, Ihsan, dan Ginting saling mengisi satu sama lain.

"Kalau kita lihat, jika dua diantara Jonatan, Ihsan, dan Ginting terhenti di babak-babak awal suatu turnamen, pasti salah satu diantara mereka ada yang bisa menembus semifinal atau final. Jadi tiga pemain ini saling mendukung dan persaingan mereka sangat jelas. Ini yang menunjukkan mereka punya hasil baik karena persaingan diantara mereka cukup positif," pungkas Rexy.

Hingga saat ini, Ginting masih mengungguli dua rekannya tersebut pada peringkat kualifikasi Olimpiade di posisi ke-24. Sementara Ihsan berada di posisi ke-25 dan Jonatan berada di posisi ke-35.
sumber: msports(dot)net

6 Bulan Kesempatan Pembuktian Riky/Richi, Apakah Bisa?

pict Riky/Richi yang diberikan waktu 6 bulan untuk pembuktian
Sebuah kejutan terjadi saat induk olahraga bulu tangkis Indonesia, PP PBSI mengumumkan nama-nama pemain yang akan tampil di ajang Thailand Masters Grand Prix Gold 2016. Pasalnya, disana terdapat nama pasangan ganda campuran, Riky Widianto/Richi Puspita Dili.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Riky/Richi dinyatakan resmi dicerai setelah gelaran Tiongkok Terbuka Super Series Premier 2015. Sempat berada di papan atas ganda campuran dunia, menjadi alasan kembalinya pasangan tersebut.

"Pelatih ganda campuran melihat bahwa mereka pernah mencapai peringkat tujuh dunia. Jadi sekarang, mungkin dengan adanya persaingan ke Olimpiade ini, kami akan lihat mereka terbeban atau seperti apa," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky di Pelatnas Cipayung, Kamis (7/1).

Akan tetapi, kembalinya Riky dan Richi berpasangan merupakan kesempatan terakhir mereka untuk membuktikan diri. Rexy mengatakan tim pelatih hanya memberi waktu enam bulan. Jika tidak, keduanya diprediksi tak akan lagi jadi penghuni Cipayung.

"Jadi Riky/Richi akan kembali dicoba dalam enam bulan ke depan dengan diberikan kesempatan bertanding. Apakah dengan peringkat mereka yang sempat drop mereka bisa kembali seperti dulu lagi atau tidak. Kalau memang mereka mandek, pembicaraan saya dengan pelatih mereka, ya ini adalah kesempatan terakhir mereka," pungkas Rexy.

Pada tahun 2015 lalu, Riky/Richi memang bisa dikatakan tampil tidak terlalu baik. Namun keduanya bukan tanpa prestasi. Di India Grand Prix Gold, keduanya tampil sebagai juara.
sumber: msports(dot)net

Jumlah Turnamen yang Akan Diikuti Penghuni Pelatnas di Tahun 2016

Pict Rexy membeberkan rencana turnamen yang akan diikuti para penghuni Pelatnas
Induk olahraga bulu tangkis Indonesia, PP PBSI benar-benar menatap tahun 2016 dengan sangat serius. Kali ini keseriusan tersebut terlihat dari program yang diterapkan untuk para pemain, dari segi jumlah turnamen yang akan diikuti sepanjang tahun.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky mengatakan, secara garis besar penghuni Pelatnas terbagi menjadi tiga kelompok. Pengelompokan tersebut berdasarkan level permainan dari sang pemain yang bersangkutan, yakni level elit, pelapis pertama, dan pelapis kedua.

Pria yang semasa aktif bermain di sektor ganda putra tersebut membeberkan alasannya mengatur jumlah turnamen yang akan diikuti para pemain. Menurutnya, hal tersebut untuk menjaga performa para pemain agar bisa tetap tampil prima.

"Para pemain Indonesia bisa kita lihat di 2015, kalau bermain back-to-back di sebuah turnamen, di turnamen pertama baik, di turnamen kedua tidak sebaik yang pertama," ujar Rexy di Pelatnas Cipayung, Kamis (7/1).

"Maka itu di tahun 2016, para pemain utama dalam satu tahun akan ikut 10 turnamen. Dengan alasan agar para pelatih bisa menyusun program agar para pemainnya bisa bermain back-to-back. Pelapis pertama ada delapan turnamen, sementara pelapis kedua, termasuk para pemain promosi, total ada enam turnamen. Semua dilakukan agar semua pemain benar-benar siap tampil di sebuah turnamen," tambah Rexy.

Bagi para pemain yang masuk di level elit atau pemain utama, dari 10 turnamen tersebut sudah terdapat lima turnamen pasti. Kelimanya adalah turnamen-turnamen berlevel Super Series Premier, yakni All England, Malaysia, Indonesia, Denmark, dan Tiongkok.

Rexy juga mengatakan, untuk para pemain yang masuk di lapis kedua, termasuk para penghuni baru Pelatnas, dirinya belum berani menyebut kapan mereka akan diberi kesempatan tampil di sebuah turnamen. Menurutnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu.

"Untuk para pemain yang baru masuk, kami harus lihat bagaimana dia latihannya, sikapnya, dan yang lain. Mereka akan tetap bertanding, tapi saya belum bisa bilang di turnamen mana dalam waktu dekat ini. Karena untuk sementara ini fokus kami sampai April adalah pemain yang diproyeksi ke Olimpiade," pungkasnya.
sumber: msports(dot)net

Wednesday, 6 January 2016

Di Thailand Master 2016 Tiara dengan Rizky, Riky Widianto Come Back Dengan Richi Dili

Turnament pembuka 2016 di negeri Gajah bertajuk Princess Sirivannavari Thailand Masters 2016 digelar di Nimibutr Stadium, Bangkok tanggal 8-13 Februari 2016. Dengan Total hadiah yang ditawarkan adalah USD 120ribu

Ada beberapa pasangan baru dari Indonesia di turnamnet ini, seperti di ganda Putri Tiara berpatner dengan Rizky, lalu ada pasangan yang di degradasi tahun ini mereka berpasangan yaitu Suci Rizki Andini/Melvira Oklamona

Lalu di ganda Campuran ada Riky Widianto kembali dengan Richi Dilli,
Pict Riky/Richi Dili yang kembali dipasangkan setelah berpisah

Pemain yang di degradasi dari Pelatnas 2015 lainnya Lukhi Apri Nugroho bermain rangkap dengan pemain Thailand, di ganda putra bersama Pakkawat Vilailak dan di ganda campuran bersama Kornkamon Sukklad

selengkapnya wakil Indonesia yang akan bertanding di Princess Sirivannavari Thailand Masters 2016

Tunggal Putra
Firman Abdul Kholik, Muhammad Bayu Pangisthu, Fikri Ihsandi Hadmadi, Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, Evert Sukamta, Alvindo Saputra, Viky Anindita, Kho Henrikho Wibowo, Andre Marteen, Akbar Panji, Moch. Revindra Reyhaldi, Rifan Fauzin Ivanudin, Setyaldi Putra Wibowo, Andrew Susanto, Vicky Angga Saputra

Tunggal Putri
Hanna Ramadini, Dinar Dyah Ayustine, Febby Angguni, Gabriela Meilani Moningka, Rusydina Antardayu Riodingin, Yulia Yosephin Susanto, Ruselli Hartawan, Jauza Fadhila Sugiarto,

Ganda Putra
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Wahyu Nayaka Arya P./Ade Yusuf, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Aprida Gunawan/Markis Kido, Andrei Adistia/Agrippina Prima RP, Clinton Hendrik K/Rian Swastedian, Lukhi Apri Nugroho/Pakkawat Vilailak [Thailand]

Ganda Putri
Tiara Rosalia Nuraidah/Rizki Amelia Pradipta, Apriani Rahayu/Jauza Fadhila S, Pia Zebadiah Bernadet/Variella Aprilsasi PL, Suci Rizki Andini/Melvira Oklamona, Keshya Nurvita Hanadia/Devi Tika Permatasari

Ganda Campuran
Praveen Jordan/Debby Susanto, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja, Riky Widianto/Richi Puspita Dili, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, Irfan Fadhilah/Weni Anggraini, Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadet, Rian Swastedian/Apriani Rahayu, Didit Juang/Keshya Nurvita Hanadia, Lukhi Apri Nugroho/Kornkamon Sukklad [Thailand]

sumber: Twitter Humas PBSI

Tuesday, 5 January 2016

Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia Kembali Lirik Rexy

pict Rexy mengaku diminta secara langsung oleh Direktur Teknik BAM untuk kembali melatih Malaysia.
Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) dikabarkan berniat membawa kembali salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Rexy Mainaky untuk menjadi salah satu pelatih disana. Kabar tersebut mencuat setelah kontraknya bersama PBSI sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi akan habis setelah Olimpiade tahun depan.

Rexy sendiri mengakui jika dirinya diminta secara langsung oleh Direktur Teknik BAM, Morten Frost untuk kembali menangani sektor ganda putra pada Oktober lalu. Namun, melihat waktu yang begitu mepet jelang gelaran Olimpiade, Rexy menolak permintaan tersebut.

"Saya mengatakan kepada Frost bahwa saya tidak bisa berbuat banyak dalam delapan bulan dan saya juga merasa pandangannya saat itu tidak jelas dan kami tidak membicarakan hal itu lebih lanjut," ujar Rexy seperti diberitakan Badminton Planet.

"Saya percaya Frost memahami situasi yang saya miliki. Setelah itu, saya membaca surat kabar bahwa BAM akhirnya menunjuk Cheah Soon Kit sebagai pelatih ganda putra mereka," tambahnya.

Meski begitu, pemilik medali emas Olimpiade 1996 ini mengaku tidak menutup kemungkinan untuk kembali berkarier di Negeri Jiran. Pasalnya, keluarga Rexy hingga saat ini masih menetap di Malaysia.

"Siapa yang tahu? Kita lihat saja, tapi saya tidak punya komentar lebih jauh lagi terkait hal ini," pungkasnya.

Saat ini, BAM memiliki dua pelatih berkebangsaan Indonesia yang keduanya menangani tunggal putra. Hendrawan khusus mempersiapkan Lee Chong Wei, sementara Indra Gunawan diplot untuk membina para pebulu tangkis muda.
sumber: msports(dot)net

Indonesia Targetkan Posisi 30 di Olimpiade 2016

pict Lambang Olimpiade 2016
Indonesia menargetkan peringkat 30 Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, kata Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Djoko Pekik Irianto.

“Target ke depan secara kuantitatif dapat meloloskan lebih banyak atlet dan cabor (cabang olah raga) selain dua medali emas sebagai target dan menempati peringkat ke-30 Olimpiade,” kata Djoko seperti dilansir tim media Kemenpora di Jakarta, Rabu.

Pada 2012, Indonesia 22 atlet pada delapan cabang olahraga, dua medali emas dari bulu tangkis, satu perak dan satu perunggu dari angkat besi.

Untuk meningkatkan prestasi Indonesia, Djoko Pekik yang didampingi Ketua Dewan Pelaksana Satlak Prima, Ketua KONI Pusat Tono Suratman, dan Ketua Satlak Prima Suwarno, mengadakan rapat kerja persiapan kualifikasi Olimpiade 5-21 Agustus 2016 itu.

“Kami dari pemerintah sangat mengapresiasi Tim Seleksi, KOI, KONI, Satlak Prima, dan kawan-kawan PB/PP yang cukup intens kehadirannya berkoordinasi sehingga ke depan tidak ada masalah-masalah yang menghambat pencapaian prestasi untuk kualifikasi Olimpiade 2016 mendatang,” kata Djoko.

Raker ini adalah lanjutan dari raker sebelumnya dengan mengundang beberapa pemangku kepentingan olahraga dari Tim Seleksi, pengurus besar dan pengurus pusat 11 cabang olahraga seperti PB PASI, PP PRSI, PB PBSI, PP PERPANI, EFI, PB PODSI, PB PBVSI, PP ISSI, TI, PP PJSI, dan PB PABSI.

“Koordinasi ini dilakukan agar langkah-langkah yang dibuat oleh PB dan PP cabang olahraga bersama Satlak Prima bisa lengkap terakomodasi serta mengetahui bagaimana mengajukan anggaran agar bisa ikut kualifikasi dan meminimalisir kendala yang tidak perlu terjadi,” ujar Djoko.

Prima Suwarno menimpali, tidak menutup kemungkinan bergabungnya cabang olah raga di luar sebelas cabang olah raga lolos kualifikasi Olimpiade tahun depan.

“Apabila ada cabor yang berprestasi di SEA Games dan lolos prakualifikasi Olimpiade seperti canoe, taekwondo, judo, tinju dan lainnya akan tetap difasilitasi apabila ada program untuk mengikuti tahapan ke Olimpiade, sehingga sebelas cabor ini ada peluang ditambah,” kata Suwarno.

Sementara itu, Tono Suratman mengharapkan langkah optimal pemerintah kepada Satlak Prima.

“Ini adalah evalusi yang kita tindaklanjuti seperti halnya anggaran agar tidak ada istilah tertunda karena sasaran pokok adalah SEA Games 2017 bukan Olimpiade, karena ini hanya sasaran antara saja. Untuk 2017 bagaimana caranya kita dukung penuh agar PP dan PB bisa optimal dan berprestasi di SEAG 2017,” kata Tono.TOR-08
sumber: tribunolahraga(dot)com

Tiga Pasangan Ini Ditargetkan Raih Emas di Olimpiade 2016

pict Pasangan Ahsan/Hendra ditargetkan meraih medali emas di Olimpiade Rio 2016.
Bulu tangkis masih menjadi primadona bagi Indonesia untuk bisa mendulang prestasi terbaik di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 yang digelar pada 5-21 Agustus. Tak salah jika Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menetapkan bulu tangkis sebagai salah satu cabor (cabang olahraga) yang bisa meraih medali emas. Tak hanya itu, medali emas di Olimpiade Rio lewat bulutangkis ditargetkan kepada tiga pasangan yakni Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri), dan Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad (ganda campuran).

Menurut Ketua Dewan Pengawas PB PBSI, Yacob Rusdianto, seperti dikutip dari www.rri.co.id, bulu tangkis ditargetkan bisa mendulang medali emas di Olimpiade Rio adalah sebuah hal yang wajar. Bukan apa-apa, sepanjang 2015 sejumlah prestasi diraih Indonesia di cabang ini. Salah satunya adalah gelar juara dunia yang diraih oleh pasangan Hendra/Ahsan. Terlebih, pasangan ini juga menjadi juara di BWF Dubai World Super Series Finals 2015. Oleh karenanya wajar pula Hendra/Ahsan menjadi salah satu pasangan yang diharapkan bisa menyumbang medali emas.

“Di kejuaraan dunia dan BWF Dubai World Super Series Finals, kita mampu memperoleh juara. Wajar itu ditargetkan pemerintah dan bulutangkis selalu menjadi tumpuan untuk mendapatkan medali emas di Olimpiade,” ucap Yacob seperti dirilis www.rri.co.id.

Target dari pemerintah tersebut tak menjadi beban bagi PBSI. Tapi, justru menjadi pemicu untuk tetap konsisten dan serius dalam menjalankan setiap program yang telah ditetapkan. Maklum saja, PBSI ingin membuat Indonesia kembali ditakuti di bulu tangkis. Tak hanya di kawasan regional, pun internasional.

Khusus bagi Hendra, target medali emas juga menjadi pemicu bagi dirinya untuk bisa mengulang kesuksesan di Olimpiade Beijing 2008 lalu. Hendra yang saat itu berpasangan dengan Markis Kido mampu mengibarkan bendera Merah Putih usai meraih medali emas di nomor ganda putra. Pasangan Hendra/Markis mengalahkan pasangan tuan rumah di partai final. Hal ini pun diamini oleh Yacob. Menurutnya, Olimpiade 2016 menjadi kesempatan bagi Hendra untuk kembali meraih medali emas.

Selain itu, PB PBSI juga mengharapkan para pemain muda di nomor ganda campuran dan ganda putra yakni Praveen Jordan/Debby Susanto dan Angga Pratama/Ricky Karanda bisa mampu menampilkan permainan terbaik. Mereka diharapkan mendukung target emas yang sudah ditetapkan oleh Kemenpora
sumber: msports(dot)net

Rencana Renovasi Fasilitas Olahraga Jelang Asian Games

pict GBK menjadi salah satu fasilitas olahraga yang akan direnovasi.
Pemerintah Indonesia terus bersinergi dalam mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Asian Games 2018 mendatang. Hari ini (5/1) digelar rapat khusus yang membahas tentang renovasi Gelora Bung Karno (GBK) serta pembangunan Wisma Atlet Kemayoran.

Pihak-pihak yang terkait, diantaranya Menteri Pekerjaan Umum (PU) dan Perumahan Rakyat, Menteri Sekretaris Negara, Wakil Menteri Keuangan, dan Sekretaris Kementerian Sekretaris Negara, serta Sekretaris Kemeterian Pemuda dan Olahraga. Rapat tersebut diadakan di Sekretariat Negara, Jakarta.

Hasilnya, terdapat tujuh kesepakatan. Mayoritas keputusan tersebut berisi tentang pembagian tanggung jawab pembangunan Wisma Atlet Kemayoran dan renovasi kawasan GBK. (NAIF)

Berikut tujuh keputusan rapat khusus tersebut:

1. Pembangunan Wisma Atlet di Blok C-2 dan D-10 di Komplek Kemayoran akan ditangani oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, sedangkan untuk Blok C-3 di Kompleks Kemayoran akan ditangani oleh Perumnas, namun memerlukan Keputusan Presiden penugasan dari Presiden

2. Pembangunan/renovasi sport venues di Kompleks GBK akan ditangani oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat

3. Anggaran Rp 500 miliar untuk pembangunan/renovasi infrastruktur sport venues di GBK yang semula berada di Kemenpora akan diblokir dan dialihkan kepada Kementerian PU dan Perumahan Rakyat dengan menggunakan anggaran BA-BUN 99

4. Rancan Master Plan Asian Games 2018 dan Inpres tentang Penyelenggaraan Asian Games 2018 yang disiapkan oleh Kemenpora dan Rancangan Keputusan Menteri PU dan Perumahan Rakyat tentang Tim Satgas Indrastruktur Asian Games 2018 yang dibentuk oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat ditargetkan selesai minggu depan

5. Master Plan Asian Games 2018 dan Inres tentang Penyelenggaraan Asian Games 2018 akan dipaparkan dalam rapat pleno Kementerian dan Lembaga terkait

6. Time frame pelaksanaan pembangunan infrastruktur oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat dimulai dari pengadaan dan desai pada bulan Januari s.d. Juli 2016. Lelang akan dilaksanakan pada minggu depan dan tanda tangan kontrak ditargetkan pada tanggal 9 Maret 2016. Masa konstruksi Agustus 2016 s.d. Juli 2017. Masa pre/test event tahun Juli 2017 s.d. Juli 2018

7. Sebelum pembangunan Wisma Atlet Blok D-10 Kompleks Kemayoran diperlukan MoU antara Kementerian PU dan Perumahan Rakyat dengan Kementerian Sekretariat Negara terkait penggunaan lahan dan kepemilikan aset tanah dan bangunan
sumber: msports(dot)net

PB Mutiara Cardinal Bandung Gelar Audisi di Akhir Januari 2016

Gregoria menjadi salah satu jebolan PB Mutiara Cardinal Bandung.
Salah satu klub bulu tangkis yang kerap menyumbang pemainnya ke Tim Nasional Indonesia, PB Mutiara Cardinal Bandung akan menggelar audisi untuk tahun 2016 mendatang. Anak-anak berusia 11-15 tahun yang lolos audisi, nantinya akan diberi beasiswa oleh klub tersebut.

Audisi tersebut bertempat di PB Mutiara Cardinal Bandung di Jl. Babakan Cibereum No. 55 Bandung Barat, Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari bibit-bibit bulutangkis muda yang akan dibina menjadi pemain bulutangkis profesional.

“PB Mutiara Cardinal Bandung berkomitmen untuk membina generasi bulutangkis secara terus-menerus demi menunjang terciptanya prestasi bulutangkis Indonesia yang maju. Untuk itu, kami kembali menggelar audisi demi menemukan bakat-bakat bulutangkis untuk dibina menjadi atlet profesional kedepannya,” ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Mutiara Cardinal Bandung, Umar Djaidi mengutip situs resmi PBSI.

Audisi Umum PB Mutiara Cardinal Bandung akan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama akan berlangsung pada 17-23 Januari 2016. Sementara tahap kedua diselenggarakan pada 25-29 Januari 2016.

Nama PB Mutiara Cardinal Bandung memang sudah tak asing lagi dalam mencetak atlet-atlet berbakat. Sebut saja Gregoria Mariska, Firman Abdul Kholik, Enzi Shafira dan Panji Ahmad Maulana. Di kelas senior ada Ricky Karanda Suwardi yang merupakan juara Singapura Terbuka Super Series 2015 bersama Angga Pratama.
sumber: msports(dot)net

Richard Mainaky Paparkan Target Tim Ganda Campuran di Tahun 2016

pict XD Indonesia
Nomor ganda campuran bertekad untuk tetap menjadi nomor andalan Indonesia di panggung bulutangkis dunia. Tim yang dipimpin oleh Richard Mainaky ini tak hanya mempunyai Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sebagai senjata, tetapi pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto pun sudah bisa disejajarkan dengan ganda campuran elit dunia.
Hal ini dipertegas Richard yang menyebutkan bahwa Praveen/Debby bukan sekedar pelapis Tontowi/Liliyana, namun justru bisa bersaing dengan seniornya tersebut.
“Kualitas Praveen/Debby kini jauh lebih baik, mereka kini bisa mengalahkan pasangan-pasangan unggulan. Misalnya walaupun Tontowi/Liliyana sudah kalah, Praveen/Debby tetap percaya diri melaju sendiri,” tutur Richard.
“Debby penampilannya konsisten, di latihan pun stabil, jadi saya tidak khawatir di pertandingan. Sedangkan Praveen masih harus tahu cara mengendalikan mood-nya,” ujarnya.
Namun Tontowi/Liliyana masih menjadi pasangan andalan untuk meraih target tertinggi tahun ini yaitu emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Demi mencapai target tersebut, Richard bahkan menetapkan peraturan khusus untuk Tontowi.
“Tontowi/Liliyana tak ada masalah di teknik dan fisik. Namun saya mau Tontowi lebih fokus, jadi saya punya treatment khusus untuk Tontowi. Dia sudah berkomitmen kepada saya untuk stay di pelatnas setiap hari dan hanya pulang ke rumah saat weekend saja,” ungkap Richard.
Lain Tontowi, lain lagi Liliyana. Dikatakan Richard, sebagai pemain yang sudah belasan tahun malang melintang di dunia bulutangkis, sangat wajar jika Liliyana kadang merasa jenuh. Untuk itu, Richard mesti bisa mengatur jadwal anak didiknya tersebut, kapan Liliyana harus digeber latihan, kapan ia mendapatkan waktu luang.
“Kalau Liliyana, mau dikasih latihan seperti apapun pasti ‘dimakan’ sama dia. Tanpa disadari kadang itu bikin dia jenuh. Jadi kita harus tahu kapan saatnya dia harus rileks,” kata Richard.
Sektor ganda campuran menargetkan gelar juara All England bagi dua pasangan utama, Tontowi/Liliyana dan Praveen/Debby. Sedangkan para pelapis akan diuji di SEA Games, jika sukses, mereka akan mewakili Indonesia di level yang lebih tinggi yaitu Asian Games. Pembentukan strategi dalam bermain serta peningkatan jam terbang juga menjadi perhatian utama buat tim ganda campuran.
Usai olimpiade, pemain pelapis ditargetkan untuk minimal menjajaki laga final di turnamen level grand prix gold. Mengapa usai olimpiade? Karena jelang olimpiade, turnamen level grand prix gold bakal dipenuhi pemain-pemain elit yang berburu poin ke olimpiade dan ini cukup menyulitkan bagi pemain pelapis.
“Kalau sebelum olimpiade diberi target final grand prix gold memang agak berat, kalau tidak bisa ke final, setidaknya mereka bisa membantu yang senior untuk membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan,” pungkas Richard.
Para pemain junior yang baru menjadi penghuni pelatnas juga tak lepas dari pantauan Richard. Mereka akan digodok selama enam bulan, dalam masa ini, kombinasi pasangan bisa saja diubah, dilihat berdasarkan teknik, kecocokan serta attitude pemain. (*)
sumber: badmintonindonesia(dot)org