![]() |
pict Hana, Fitriani, dan Gregoria merupakan pemain masa depan tunggal putri. (Foto: Dok. MSports) |
Linda sesungguhnya membawa angin segar dengan penampilannya yang luar biasa pada Kejuaraan Dunia BWF 2015, Agustus lalu. Akan tetapi, setelah itu penampilannya dan pemain tunggal putri lain kembali meredup. Hal tersebut juga diakui oleh pelatih kepala tunggal putri Pelatnas PBSI Cipayung, Edwin Iriawan.
"Sebetulnya sebelum Kejuaraan Dunia 2015, anak-anak sudah berada di jalur yang benar. Gregoria Mariska dan Fitriani prestasinya bagus, tetapi habis itu kendor lagi. Semua harus introspeksi diri dan tampil konsisten. Kalau santai-santai ya berat, kita harus mengejar, bukan dikejar, jadi tugasnya lebih susah," ujar Edwin dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.
Lebih lanjut Edwin mengatakan, jika hal utama yang harus diubah oleh para pemain adalah pola pikir mereka. Dia mengatakan seorang atlet seharusnya tak boleh puas karena sudah menjadi atlet nasional, melainkan harus lebih dari itu.
"Hal yang paling penting sekarang adalah komitmen dari para atlet. Mindset mereka harus diubah, jangan cuma semata-mata mau jadi pemain tim nasional tetapi tidak pernah juara. Jadi atlet harus punya angan-angan!" kata Edwin.
Meski begitu, Edwin tetap mengakui jika sektor yang dilatihnya tersebut juga mengalami kemajuan. Hal tersebut tercermin dari dipanggilnya beberapa pemain muda untuk tampil di Kualifikasi Piala Uber, Februari mendatang.
"Saya rasa ini kemajuan untuk tim tunggal putri. Pemain muda dapat menambah pengalaman dan mengasah mental di pertandinga beregu. Di perorangan, para pemain lapis kedua saya targetkan untuk menembus rangking 40 besar dunia," pungkasnya.
sumber: msports(dot)net
No comments:
Post a Comment