Monday, 14 March 2016

PB Djarum Siapkan Bonus Besar untuk Praveen/Debby

pict podium tertinggi All England PBSI/Nafielah Mahmudah
Jakarta - PB Djarum sebagai klub asal Praveen Jordan dan Debby Susanto ikut bangga melihat pemain-pemain binaan mereka menjadi juara di All England. PB Djarum pun sedang menyiapkan bonus besar untuk Praveen dan Debby.

Ketua Umum PB Djarum, Yoppy Rosimin, mengungkapkan bahwa selain menyiapkan bonus, pihaknya juga akan menyiapkan arak-arakan untuk Praveen dan Debby.

"(Bonus) pasti ada, besarnya sedang digodok. Minimal Rp 200 juta per orang. Arak-arakan juga sedang digodok. Penyambutan di bandara pasti akan dilakukan," ujar Yoppy kepada detikSport.

"Untuk waktunya kami menunggu kabar dari PBSI karena jadwal semula mereka akan tampil di Swiss Open lebih dulu baru pulang. Apakah akan sesuai rencana awal atau tidak," tambahnya.

Yoppy menilai Praveen/Debby memang sudah saatnya menjadi juara di turnamen besar. Dia pun berharap kesuksesan Praveen/Debby akan menular ke atlet-atlet Indonesia lainnya.

"Jujur ya, setelah Ahsan/Hendra dan Tontowi/Liliyana kalah saya hancur lebur. Tapi, setelah Praveen/Debby menang di semifinal saya yakin bakal ada juara baru. Zhang Nan/Zhao Yunlei adalah lawan terberat tapi bisa diatasi," ujarnya.

"Mereka memang sudah saatnya menjadi juara setelah tiga tahun melanglang buana. Mudah-mudahan ini menjadi awal dari langkah-langkah yang akan datang. Mestinya berdampingan dengan Owi/Butet, kalau ada dua tombak makin baik. Tapi, jangan lupa dengan second layer-nya. Ini jadi momentum. Ini akan menular ke nomor-nomor lain," kata Yoppy.

Praveen/Debby tampil sebagai kampiun di nomor ganda campuran setelah mengalahkan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, di babak final, Minggu (13/3/2016). Ganda campuran peringkat delapan dunia itu menang dua game langsung dengan skor 21-12 dan 21-17.
sumber: sport(dot)detik(dot)com

Bagi yang belum liat amazing match di final ganda campuran Praveen/Debby yang hempaskan Fisher/Pedersen 2 set langsung dengan permaiana yang luar biasa, rugi klau ga liat


Ucapan Terima Kasih Praveen/Debby Setelah Menjadi Juara All England 2016
Debby berkata "sampai jumpa tahun depan"
ngarep ga jadi pensiun dulu, hhe
videonya di sini ya
sources: Twiiter Yonex All England

Ini Dia Orang Pertama Yang Praveen/Debby Kontak Usai Juara All England 2016

pict Praveen/Debby setelah juara All England 2016
Senyum mengembang dan rona bahagia masih belum pudar dari pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto. Bagaimana tidak, keduanya baru saja menjadi juara di All England 2016. Gelar ini sekaligus menjadi gelar level super series pertama bagi mereka.

Praveen/Debby mengalahkan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, Denmark, dua game langsung dengan 21-12 dan 21-17, pada final All England 2016 yang berlangsung di Barclaycard Arena, Birmingham.

Usai menang, Praveen/Debby pun langsung berhambur menghubungi orang terdekatnya.

“Kalau orang yang pertama saya telfon, orangtua terus pacar. Tapi kalau kontak pakai whatsapp ke keluarga terus ke kak Icad (Richard Mainaky). Orangtua pasti bangga sama kami, karena gimana pun juga ini menjadi bagian dari sejarah buat kami. Bawa nama keluarga, bawa nama Indonesia,” kata Debby.

“Kalau dari pacar selalu kasih semangat dari awal. Walaupun hasil kurang memuaskan, sampe sekarang bisa jadi juara. Dia ingetin supaya jangan lupa bersyukur dan jangan pernah berubah,” tambah Debby lagi.

Sama halnya dengan Debby, orang pertama yang Praveen hubungi rupanya orangtua.

“Yang pertama dihubungi pastinya orangtua. Mereka senang dan bangga dengan hasil di All England ini. Mereka berpesan untuk bersyukur dan jangan tinggi hati. Ingat dulu sebelum juara kan saya bukan siapa-siapa. Jadi jangan lupa diri,” kata Praveen.

Praveen/Debby membawa angin segar buat pecinta bulutangkis Indonesia pada All England 2016. Mereka membawa satu gelar pulang ke Jakarta. Pasalnya dua andalan Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang sebelumnya ditarget juara, harus kalah lebih dulu.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat amazing match di final ganda campuran Praveen/Debby yang hempaskan Fisher/Pedersen 2 set langsung dengan permaiana yang luar biasa, rugi klau ga liat


Ucapan Terima Kasih Praveen/Debby Setelah Menjadi Juara All England 2016
Debby berkata "sampai jumpa tahun depan"
ngarep ga jadi pensiun dulu, hhe
videonya di sini ya
sources: Twiiter Yonex All England

Serunya Suporter Indonesia Di Birmingham dukung Praveen/Debby di Final All England 2016

pict Tim Indonesia bersama Kedutaan Besar RI di Inggris mengadakan makan malam bersama suporter usai final All England. (Foto: PP PBSI)
Hiruk pikuk juara baru ganda campuran Indonesia di All England 2016 tentu masih kental terasa. Praveen Jordan/Debby Susanto baru saja memetik gelar bergengsinya sebagai yang nomor satu di turnamen bulutangkis tertua di dunia tersebut. Keberhasilan ini pun diakui Praveen/Debby tak lepas dari doa dan dukungan masyarakat Indonesia.

“Rasanya senang sekali bisa juara di All England. Ini merupakan bagian dari sejarah perjalanan kami sebagai pasangan. Dan hasil ini pun tentu salah satunya karena doa dan dukungan masyarakat Indonesia,” ungkap Debby.

Barclaycard Arena, Birmingham, menjadi saksi sejarah kemenangan mereka. Melawan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, Denmark, Praveen/Debby menang dua game langsung dengan 21-12 dan 21-17.

Selain dukungan jauh dari tanah air, Barclaycard Arena, Birmingham, rupanya tak kehilangan ruh supporter Indonesia. Ratusan mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Birmingham, serempak ramaikan arena pertandingan. Yel-yel serta teriakan semangat pun tak henti di suarakan sepanjang laga.

Barclaycard Arena pun serasa Istora kedua.

“Pas main rasanya semangat sekali karena penonton di sini juga luar biasa, seperti di rumah sendiri rasanya,” kata Debby.

Tak hanya dari Birmingham, mahasiwa dan masyarakat Indonesia pun berdatangan dari kota lain, seperti London, Manchester, Bristol, Liverpool, Notthingham dan kota-kota lainnya.

“Aku datang dari London, sama temen-temen mahasiswa di sana juga, banyakan. Kita udah beli tiket dari dua bulan yang lalu, udah ngerencanain buat nonton. Awalnya deg-degan juga sih pas beberapa wakil Indonesia pada kalah. Takut nggak ada pas di final. Tapi ternyata ada wakil dan menang. Alhamdulillah, seneng banget rasanya,” kata Hana Hanifah, mahasiswa London School of Economics and Political Science.

“Nonton All England itu selalu kita tunggu-tunggu. Pokoknya kalau lihat Indonesia bertanding, kalau kita bisa dukung, pasti dibela-belain. Walaupun lumayan jaraknya dari London, lagi banyak tugas juga, tapi demi dukung Indonesia kita tetep semangat,” kata Hana lagi.

“Senang banget, alhamdulillah Indonesia juara lagi ya. Semoga tahun depan juga makin banyak juaranya,” kata Rosi Meilani, warga Indonesia yang menetap di Birmingham.

Usai podium All England 2016, tim Indonesia bersama Kedutaan Besar Indonesia di Inggris, mengadakan makan malam bersama dan beramah tamah dengan para suporter.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat amazing match di final ganda campuran Praveen/Debby yang hempaskan Fisher/Pedersen 2 set langsung dengan permaiana yang luar biasa, rugi klau ga liat


Ucapan Terima Kasih Praveen/Debby Setelah Menjadi Juara All England 2016
Debby berkata "sampai jumpa tahun depan"
ngarep ga jadi pensiun dulu, hhe
videonya di sini ya
sources: Twiiter Yonex All England

Gita Wirjawan: Jempol untuk Praveen/Debby

pict Praveen/Debby Foto: Action Images via Reuters/Andrew Boyers
Birmingham - Kesuksesan Praveen Jordan/Debby Susanto di All England mendapat apresiasi dari Ketua Umum PP PBSI, Gita Wirjawan. Kemenangan Praveen/Debby membuatnya kehilangan kata-kata.

Praveen/Debby membawa pulang gelar juara dari gelaran All England 2016. Pasangan ganda campuran yang ditempatkan sebagai unggulan kedelapan itu menang dua gim langsung atas unggulan kelima asal Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, dalam partai final di Barclaycard Arena, Minggu (13/3/2016), dengan skor 21-12, 21-17.

"Saya nonton langsung bersama keluarga di rumah. Sangat deg-degan sejak awal pertandingan apalagi pas memasuki akhir game kedua. Ternyata Praveen/Debby mampu menunjukkan konsistensi sampai akhir. Saya sampai tidak bisa berkata-kata. Pokoknya jempol untuk Praveen dan Debby," ucap Gita kepada detikSport.

Kesuksesan Praveen/Debby menjadi obat kekecewaan bagi Indonesia setelah dua ganda unggulannya tumbang lebih dulu. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang ditargetkan juara tersingkir di babak kedua. Sementara Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir terhenti di perempatfinal.

"Sebelum All England saya cukup yakin bahwa kita akan berprestasi di All England, meskipun sempat deg-degan juga setelah Hendra/Ahsan kalah di awal. Lantas Tontowi/Liliyana kalah di perempatfinal," lanjut Gita.

"Tapi masih ada Praveen/Debby, saya yakin saja mereka bakal mampu. Apalagi setelah mereka sanggup mengalahkan unggulan satu," imbuhnya merujuk pada kemenangan Praveen/Debby atas Zhang Nan/Zhao Yunlei di semifinal.

"Hasil ini jadi modal bagus menatap Olimpiade. Soal bonus, nanti ya kami akan konsolidasikan," kata Gita menambahkan.
sumber: sport(dot)detik(dot)com

Bagi yang belum liat amazing match di final ganda campuran Praveen/Debby yang hempaskan Fisher/Pedersen 2 set langsung dengan permaiana yang luar biasa, rugi klau ga liat


Ucapan Terima Kasih Praveen/Debby Setelah Menjadi Juara All England 2016
Debby berkata "sampai jumpa tahun depan"
ngarep ga jadi pensiun dulu, hhe
videonya di sini ya
sources: Twiiter Yonex All England

Sunday, 13 March 2016

Tampil Luar Biasa, Praveen/Debby Juara All England 2016

pict Podium Mixed Double All England 2016
Hasil membanggakan datang dari pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto. Keduanya berhasil merebut gelar juara di All England 2016 setelah mengalahkan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, Denmark, dua game langsung dengan 21-12 dan 21-17.

Praveen/Debby dan Fischer/Pedersen sudah sembilan kali berhadapan dengan skor pertemuan 6-3 buat pasangan Denmark. Namun hal tersebut rupanya tak menyurutkan langkah Praveen/Debby untuk terus berjuang memetik kemenangan.

“Kami bersyukur kepada Tuhan dan bangga sekali rasanya. Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Bisa menang di All England merupakan suatu kebanggaan buat kami. Terima kasih buat Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang juga mendukung kami, Pak Gita Wirjawan, segenap keluarga besar PP PBSI, orangtua, keluarga dan semua supporter Indonesia,” kata Debby mengungkapkan kebahagiaannya.

“Gelar ini juga kami persembahkan untuk keluarga di ganda campuran, Kak Richard, Kak Nova dan Koh Enroe, pelatih-pelatih kami,” tambah Debby.

Penampilan yang memukau memang berhasil diberikan oleh pasangan Indonesia tersebut. Mereka tampak menguasai jalannya pertandingan dan mampu membawa lawan dalam pola permainan mereka.

“Dari awal kami bilang ke diri kami, pokoknya kami harus main enjoy aja. Jangan anggap main di final. Main seperti babak-babak kemarin, enjoy dan keluarkan semua kemampuan,” kata Praveen.

Praveen/Debby menjadi satu-satunya wakil Indonesia sejak di babak semifinal. Di semifinal, Praveen/Debby mengalahkan unggulan satu asal Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei.

Capaian prestasi Praveen/Debby pun mendapat apresiasi langsung dari Ketua Umum PP PBSI, Gita Wirjawan.

“Selamat atas keberhasilan Praveen Jordan/Debby Susanto yang meraih gelar di All England 2016. Terima kasih atas dukungan masyarakat serta pemerintah kepada tim bulutangkis Indonesia yang berlaga di All England 2016. Hasil ini merupakan kerjasama pemain, pelatih serta semua pengurus PBSI. Ini menjadi modal baik bagi Praveen/Debby serta Tontowi/Liliyana untuk bisa meraih medali di Olimpiade Rio 2016,” kata Gita kepada badmintonindonesia.org.
sumber: badmintonindonesia(dot)org.


Bagi yang belum liat amazing match di final ganda campuran Praveen/Debby yang hempaskan Fisher/Pedersen 2 set langsung dengan permaiana yang luar biasa, rugi klau ga liat



Ucapan Terima Kasih Praveen/Debby Setelah Menjadi Juara All England 2016
Debby berkata "sampai jumpa tahun depan"
ngarep ga jadi pensiun dulu, hhe
videonya di sini ya
sources: Twiiter Yonex All England

Saturday, 12 March 2016

Tekuk Zhang/Zhao, Praveen/Debby Ke Final All England 2016

Pict Praveen/Debby kalahkan ZZ di Semi final All England 2016
Hasil luar biasa datang dari pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto di semifinal All England 2016. Mereka berhasil menekuk langkah Zhang Nan/Zhao Yunlei, Tiongkok, yang merupakan unggulan pertama. Praveen/Debby menang dua game langsung 21-19 dan 21-16. Praveen/Debby memastikan diri ke final turnamen level super series premier tersebut.

“Kami merasa bangga bisa maju ke final, apalagi kami tinggal satu-satunya wakil Indonesia. Tapi ini belum selesai, besok kami harus main lebih bagus lagi. Hari ini kami mainnya sama saja dengan kemarin, tapi kami main memang lebih enjoy,” ujar Debby.

Game pertama dimulai, Zhang/Zhao sempat memimpin perolehan angka dengan tipis. Namun kemudian, Praveen/Debby berhasil menyusul dan memimpin angka secara bergantian. Game pertama ditutup dengan kemenangan tipis pasangan Indonesia, 21-19.

Masuk ke game dua, Praveen/Debby membuka dengan curian dua angka pertama. Selanjutnya, mereka terus melaju meninggalkan Zhang/Zhao, dengan 8-6, 14-7, 17-10 hingga menang 21-16. Praveen/Debby tampil baik dengan pertahanan yang kerap sulit ditembus dan serangan yang tepat ke tengah lapangan lawan.

“Dari game pertama sampai kedua, kami terus dapet feelnya. Main semakin enak dan komunikasi juga bagus. Setiap lawan yang semakin bagus kan kami harus makin banyak komunikasinya, biar main makin bagus dan cari solusi di lapangan,” kata Praveen.

Ini merupakan kemenangan pertama Praveen/Debby dengan Zhang/Zhao setelah tujuh kali kalah sebelumnya. Terakhir mereka berhadapan di Hong Kong Open 2015, Praveen/Debby kalah 20-22, 21-17 dan 19-21.

“Banyaknya pertemuan memang menjadi bekal tersendiri buat kami. Tapi berapa kali pun ketemu dan berapa kali pun kalah, ketika masuk lapangan sebenarnya kami punya kans yang sama. Tapi yang pasti kemenangan ini menambah kepercayaan diri kami,” tambah Debby.

“Mereka merupakan pemain top. Sudah lebih pengalaman dan bisa mengatasi situasi. Saya rasa mereka tidak ada ketegangan di lapangan. Hanya kami memang lebih enjoy,” ungkap Praveen.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Komentar Praveen/Debby Setelah Kalahkan Zhao Yunlei/Zhang Nan di Semi Final All England 2016
Debby lancar bahasa Inngrisnya, si Praveen diem aja, sources: Twiiter Yonex All England

Wednesday, 2 March 2016

Vote Dukungan Anthony Sinisuka Ginting di M-Sports Of The Month

pict Anthony Sinisuka Ginting
Anthony Sinisuka Ginting kembali menjadi buah bibir usai sukses mempersembahkan satu angka dan bawa Tim Piala Thomas Indonesia mengalahkan Tim Piala Thomas Jepang di final Kualifikasi Piala Thomas zona Asia. Jika melihat penampilan pebulu tangkis berusia 19 tahun tersebut sepanjang Kualifikasi Piala Thomas, akan terasa impresif. Diturunkan di semua pertandingan, Ginting berhasil menyapu bersih semua laga tersebut.

ayo bantu vote ya, di link berikut Link Vote Ginting
caranya tinggal klik vote di atas Foto Ginting

semoga Ginting bisa menang dari dukungan Badminton Lovers seluruh Indonesia

Friday, 19 February 2016

Line Up Tim Piala Thomas Indonesia vs Hongkong

Pict Tommy di kualifikasi TUC 2016
Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia akan berhadapan dengan Tim Kualifikasi Piala Thomas Hongkong  di babak perempat final Kualifikasi Piala Thomas 2016 yang akan berlangsung besok (19/02) pukul 11.30 waktu setempat.

Untuk sektor tunggal putra, Indonesia menurunkan Tommy Sugiarto di tunggal pertama serta Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie di tunggal kedua dan ketiga.

“Dari rekor pertemuan, Tommy unggul 3-1 atas Hu Yun. Namun pertemuan terakhir mereka adalah di tahun 2014. Jadi menurut saya peluangnya 50-50. Karena sudah lama tidak bertemu jadi awal-awal game pasti akan ada penjajakan analisa untuk penyesuaian pola bermain yang akan dikembangkan Tommy,” papar Toto Sunarto pelatih dari Tommy Sugiarto.

Sedangkan di sektor ganda, Indonesia menurunkan ganda pertama, pasangan Hendra Setiawan/ Mohammad Ahsan dan ganda kedua, pasangan Angga Pratama/ Ricky Karanda Suwardi.

“Pemain yang kami turunkan hari ini adalah pemain yang ada dalam kondisi fit dan paling siap. Di samping itu rekor pertemuan juga menjadi salah satu acuan kami untuk memutuskan pemain mana yang paling tepat untuk turun,” Papar Achmad Budiharto selaku Chief De Mission Thomas Uber Cup Indonesia.

Inilah susunan Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia  vs Tim Kualifikasi Piala Thomas Hongkong sebagai berikut:

Tunggal putra: Tommy Sugiarto vs Hu Yun

Ganda Putra: Hendra Setiawan/ Mohammad Ahsan vs Or Chin Chung/Tang Chun Man

Tunggal putra: Anthony Sinisuka Ginting vs Ng Ka Long Angus

Ganda Putra: Angga Pratama/ Ricky Karanda Suwardi vs Law Cheuk Him/ Lee Chun Hei Reginald

Tunggal putra: Jonatan Christie vs Chan Alan Yun Lung
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Rexy: "Hadapi Hongkong di Perempat Final peluangnya 55-45"

pict Ahsan/Hendra di Kualufikasi TUC 2016
Tim Piala Thomas Indonesia menjadi juara Grup C diajang Kualfikasi Piala Thomas 2016 setelah mengalahkan Maladewa dengan skor 5-0 dan Taiwan dengan skor 3-2.

Pada babak perempat final ini Indonesia berada di unggulan ke dua akan berhadapan dengan Hongkong yang merupakan runner up Grup D. Pada undian babak perempat final ini, Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia berada di unggulan kedua. Unggulan pertama ditempati oleh Korea. Sedangkan Jepang dan India berada pada unggulan 3 dan 4.

“Menghadapi Hongkong, peluangnya 55-45, karena tunggal putra Hongkong mempunyai kekuatan yang merata dan rekor pertemuan dengan para pemain kita juga cukup berimbang. Yang jelas untuk sektor ganda saya berharap bisa mengambil dua poin, sedangkan untuk sektor tunggal 1 poin,” papar Rexy selaku Manager Tim Piala Thomas Uber Indonesia.

Berada di pool atas, Tim Kualifikasi Piala Thomas Korea akan menghadapi Tiongkok, sedangkan Jepang akan berhadapan dengan Taiwan . Di pool bawah, India akan menghadapi Malaysia
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Rexy : "Hadapi China di Perempat Final Peluang Tim Uber kita adalah 40-60"

pict Fitriani di kualifikasi TUC 2016
perempat final Kualifikasi Piala Uber 2016 yang berlangsung di Hyderabad, India besok (19/2)

Dari hasil pengundian, Tiongkok diunggulkan di tempat pertama dan Jepang di tempat kedua. Sedangkan untuk unggulan 3 dan 4 adalah Korea dan Thailand.

“Peluang Tim Uber kita adalah 40-60. Harus kita akui baik di sektor tunggal maupun ganda Tiongkok punya pemain yang kuat. Yang paling penting besok Tim Uber kita bisa tampil all out, sedangkan untuk pemain muda ini adalah ajang bagi mereka untuk membiasakan diri main beregu, karena suatu saat nanti, beban itu akan ada di mereka,” kata Rexy selaku Manager Tim Thomas Uber Indonesia.

Tim Kualifikasi Piala Uber Indonesia dalam penentuan juara grup C, kalah dari Tim Kualifikasi Piala Uber Korea dengan skor 4-1.

“Saya melihat permainan Lindaweni dan Rosyita hari ini masih kurang percaya diri, sedangkan penampilan para pemain lainnya cukup baik, terutama Fitriani yang tadi bisa bermain lepas,” papar Rexy Mainaky.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Tuesday, 16 February 2016

Praveen/Debby Dinilai Jadi Pesaing Untuk Merebut Medali Olimpiade

pict Praveen/Debby saat menjuarai Syed Modi International Grand Prix Gold. (Foto: badmintonworld.tv)
Status pasangan ganda campuran terbaik di Indonesia saat ini memang masih menjadi milik Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Keduanya masih bercokol di peringkat dua dunia hingga saat ini, dibawah pasangan Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei.

Akan tetapi penampilan dan prestasi keduanya terbilang tak memuaskan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2015 lalu, Owi/Butet -sapaan akrab keduanya- hanya mampu meraih dua gelar, yakni di Kejuaraan Asia dan Indonesia Masters Grand Prix Gold.

Meski begitu, penampilan buruk Tontowi/Liliyana seolah terobati oleh apa yang ditunjukkan Praveen Jordan/Debby Susanto. Keduanya tampil cukup konsisten yang berhasil menembus 10 besar ganda campuran terbaik dunia.

Penampilan Praveen/Debby sejauh ini membuat PP PBSI selaku induk olahraga bulu tangkis di Indonesia optimistis meraih dua emas di ajang Olimpiade. Meskipun, target utama tetap dibebankan untuk Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di ganda putra dan Tontowi/Liliyana di ganda campuran.

"Kami yakin dua emas di ganda putra dan ganda campuran. Apalagi Praveen/Debby bisa kita lihat bermain luar biasa. Tadinya mereka itu jadi pelapis Tontowi/Liliyana, tapi sekarang mereka juga menjadi pesaing dan perebut medali untuk Olimpiade," ujar Kepala Sub Bidang Humas dan Social Media PP PBSI, Yuni Kartika

Seperti diketahui, Praveen/Debby baru saja meraih gelar perdana mereka di turnamen BWF, setelah juara di Syed Modi International Grand Prix Gold. Sebelumnya, mereka menjadi juara di ajang SEA Games Singapura 2015.

Saat ini, Praveen/Debby berada di peringkat delapan dunia. Sementara di peringkat Race to Rio, pasangan yang sama-sama pemain binaan PB Djarum ini berada di peringkat tujuh.
sumber: msports(dot)net

Monday, 15 February 2016

Alasan Indonesia Full Team Hadapi Maladewa di Kualifikas TUC 2016

pict Skuat kualifikasi Thomas 2016
Laga pertama babak penyisihan grup C Kualifikasi Piala Thomas Indonesia akan mempertemukan Indonesia dengan Maladewa. Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar untuk memetik kemenangan perdana di kejuaraan yang berlangsung tanggal 15 – 21 Februari 2016.

Di sektor tunggal putra, Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia menurunkan skuad terbaiknya, yaitu Tommy Sugiarto, Ihsan Maulana Mustofa dan Anthony Sinisuka Ginting.

“Pada pertandingan hari ini kami memang menurunkan pemain sesuai dengan rangking mereka supaya mereka bisa beradaptasi dengan situasi lapangan pada saat pertandingan, yang pasti berbeda dibandingkan pada saat mereka latihan” kata Hendry Saputra selaku Kepala Pelatih Tunggal Putra.

Sedangkan di sektor ganda putra, Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia juga menurunkan pasangan ganda terbaiknya, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan.

“Kami tadinya berencana tidak menurunkan Hendra/Ahsan dalam pertandingan perdana ini. Namun setelah didiskusikan dengan Manager Tim dan juga pemainnya, maka kami memutuskan untuk menurunkan Hendra/Ahsan supaya mereka bisa beradaptasi terlebih dahulu dengan keadaan dan situasi lapangan pertandingan di Gachi Bowli Stadium, Hyderabad,” papar kepala pelatih Ganda Putra Herry Iman Pierngadi.


Laga babak penyisihan grup C Kualifikasi Tim Piala Thomas Indonesia berhadapan dengan Tim Piala Thomas Maladewa akan berlangsung pukul 16.30 waktu setempat.


Inilah susunan Tim Kualifikasi Piala Thomas Indonesia berhadapan dengan Tim Kualifikasi Piala Thomas Maladewa sebagai berikut:


Tunggal putra 1 : Tommy Sugiarto vs Mohamed Ajfran Rasheed

Tunggal putra 2 : Ihsan Maulana Mustofa vs Hussein Zayan Shaheed

Tunggal putra 3 : Anthony S Ginting vs Rifau Hussain

Ganda putra 1 : Mohammad Ahsan/ Hendra Setiawan vs Thoif Ahmed Mohamed/ Hussein Zayan Shaheed

Ganda putra 2 : Angga Pratama/ Ricky Karanda Suwardi vs Waseem Ahmed/ Rifau Hussain
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Friday, 12 February 2016

Hempaskan Wakil Korea Ahsan/Hendra Melaju ke Final Thailand Masters 2016

Pict Ahsan/Hendra yang berhasil melaju ke Final Thailand Master 2016
Penampilan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan begitu luar biasa di laga semifinal Thailand Masters 2016. Pasangan unggulan pertama ini sukses membungkam Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol (Korea), dalam permainan tiga game dengan skor 21-15, 13-21, 21-18.

Hendra/Ahsan menguasai jalannya pertandingan dari awal game pertama. Ahsan yang biasanya bertugas di bagian belakang lapangan, malam ini tampil begitu percaya diri di depan net. Sambaran-sambaran keras dari Ahsan banyak membuahkan poin bagi pasangan Juara Dunia 2013 dan 2015 ini. Unggul jauh 18-10, Hendra/Ahsan semakin sulit dikejar, Ko/Shin yang merupakan unggulan ketiga ini akhirnya mesti merelakan game pertama.

Namun di game kedua, Ko/Shin mengubah pola permainan dengan mempercepat tempo diiringi pukulan-pukulan keras yang memang menjadi andalan mereka. Hendra/Ahsan juga banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri dengan gagal menyeberangkan bola. Game ketiga pun terpaksa dimainkan.

Di game penentuan, Hendra/Ahsan kembali menunjukkan taringnya. Pasangan andalan Indonesia ini membuktikan kualitas mereka dengan balik menekan dan akhirnya memenangkan pertandingan sekaligus mengamankan tempat di partai puncak.

“Kami tahu lawan kami adalah pasangan yang kualitas permainannya bagus, jadi kami tidak kaget harus bermain tiga game. Ko/Shin adalah pasangan juara dunia,” kata Ahsan soal kemenangannya dan Hendra.

“Ko/Shin memang mengubah permainan di game kedua, mereka juga lebih safe dan nggak gampang membuat kesalahan sendiri. Tempo permainan juga dipercepat oleh mereka,” ujar Ahsan usai pertandingan.

“Ko/Shin serangannya bagus, jadi sebisa mungkin kami yang harus menyerang lebih dulu. Di pertandingan tadi memang tidak terlalu banyak reli-reli panjang. Kami tidak mau diserang duluan oleh lawan, jadi kami menerapkan strategi supaya kami bisa dapat kesempatan menyerang duluan,” tutur Hendra.


Pada babak final, Hendra/Ahsan akan kembali bertemu dengan wakil dari Negeri Ginseng, Kim Ki Jung/Kim Sa Rang. Pasangan Korea ini melaju ke final dengan menaklukkan Zheng Shiwei/Huang Kaixiang (Tiongkok), 21-19, 21-15.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Monday, 8 February 2016

Thailand Masters: Ajang Pemanasan Ahsan/Hendra

pict Ahsan/Hendra saat menjuarai BWF Super Series Finals 2015 lalu. (Foto: Dok. PBSI)
Turnamen BWF berlevel Grand Prix Gold ketiga tahun ini, Thailand Masters 2016 akan menjadi turnamen pertama Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tahun ini. Pasangan ganda putra terbaik Indonesia itu terakhir kali tampil di sebuah turnamen pada Desember silam, yakni kala menjadi juara di BWF Super Series Finals 2015.

Pelatih kepala ganda putra Pelatnas PBSI, Herry Iman Pierngadi mengatakan Thailand Masters 2015 akan dijadikan ajang pemanasan untuk Ahsan/Hendra. "Thailand Masters ini menjadi pemanasan buat Ahsan/Hendra. Mereka adalah tipe pemain yang tidak bisa absen bertanding terlalu lama, paling tidak satu bulan ada satu pertandingan,” kata Herry IP dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

Akan tetapi dua wakil ganda putra lain, yakni Angga Pratama/Ricky Karanda dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf batal bertanding. Keduanya memiliki alasan berbeda. Angga/Ricky akan difokuskan untuk Kualifikasi Piala Thomas, sementara Ade dalam kondisi kesehatan yang kurang baik.

"Angga/Ricky kami persiapan untuk Kualifikasi Piala Thomas, disamping itu, kondisi Angga yang baru sembuh dari demam berdarah, juga belum kembali seratus persen. Namun utamanya adalah supaya mereka siap dan fokus di Kualifikasi Piala Thomas," kata Herry.

Turnamen ini dilangsungkan di stadion Nimibutr, Bangkok, 8-13 Februari 2016. Total hadiah senilai 120 ribu Dollar AS akan diperebutkan di turnamen yang tahun lalu masih berlevel International Challenge ini.
sumber: msports(dot)net

"Regenerasi Bulutangkis Indonesia Baru Berjalan di Ganda Putra dan Ganda Campuran"

Marcus/Kevin menjadi salah satu contoh regenerasi di ganda putra. (Foto: Dok. PBSI)
Sektor ganda putra dan ganda campuran sampai saat ini masih terus menjadi andalan Indonesia untuk berprestasi di pentas bulu tangkis internasional. Sementara di tiga sektor lainnya sejauh ini bisa dikatakan belum stabil.

Tak hanya itu, regenerasi juga dinilai sejauh ini baru berjalan mulus di ganda campuran dan ganda putra. Hal tersebut dikatakan oleh salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata.

Pria yang saat ini menjadi salah satu pelatih di PB Djarum Kudus itu mengatakan, regenerasi harus berjalan dengan baik. Khusus di tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri, proses regenerasi tersebut harus cepat dilakukan agar tidak semakin tertinggal oleh negara lain.

"Proses regenerasi harus berjalan dengan bagus. Regenerasi di lima sektor belum semua berjalan, yang bagus baru dua sektor, yakni ganda putra dan campuran. Sisanya mendesak sekali untuk segera mengikuti dua nomor itu, kalau tidak kita akan semakin keteteran," ujar Christian.

Meski begitu, pemilik tiga gelar All England ini berharap akan melihat kebangkitan di sektor tunggal putra. Christian menilai paling tidak saat ini Indonesia punya empat pemain muda berbakat yang menjadi penghuni Pelantas PBSI Cipayung.

"Mudah-mudahan satu hingga dua tahun ke depan, tunggal putra akan bangkit. Paling tidak saat ini kita punya empat pemain muda yang kita harap bisa menjadi era keemasan, ada Jonatan Christie, Ihsan Maulana, Anthony Ginting, dan Firman Abdul Kholik," tandasnya.
sumber: msports(dot)net

Saturday, 6 February 2016

Indonesia Tiru BWF Dalam Menggelar Sirkuit Nasional

pict Rafi/Vita saat tampil di Sirnas Surabaya 2015 lalu. (Foto: Dok. PB Djarum)
Salah satu turnamen bulu tangkis yang rutin digelar oleh PBSI untuk menjaring dan memantau para pebulu tangkis muda berkualitas adalah Sirkuit Nasional (Sirnas). Tahun ini, turnamen tersebut akan kembali digelar, dengan terdapat beberapa perubahan.

Sebelumnya Sirnas digelar sebanyak 10 kali. Tahun ini, gelaran tersebut hanya akan berlangsung sebanyak delapan kali. Namun, ada yang menarik dibalik pengurangan jumlah tersebut, yakni diterapkannya status Sirnas Premier, layaknya turnamen BWF, di dua kota, yakni Jakarta dan Surabaya.

"Kami mencoba untuk menganut sistem seperti BWF, dimana ada turnamen kelas Super Series dan Super Series Premier. Khusus Sirnas Premier di Jakarta, sistem poinnya akan masuk ke Asia, jadi masuk penghitungan rangking internasional,” ujar Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

Tak hanya itu, perubahan juga terjadi di kategori umur yang dipertandingkan. Dari empat kategori, yakni dewasa, taruna (U-19), remaja (U-17), dan pemula (U-15), tahun ini hanya akan digelar tiga kategori. Untuk para pemain pemula, akan bertanding di turnamen lain, yakni Milo Competition.

"Kejuaraan Milo Competition ini sistem poinnya sudah diakui oleh PBSI. Rencananya di tahun 2016 akan dilangsungkan sebanyak enam seri,” kata Budi.

Sirnas sendiri merupakan sebuah turnamen yang memang rutin digelar. Sebagai puncaknya, di akhir tahun akan digelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas).
sumber: msports(dot)net

Friday, 5 February 2016

Bukti Bulu Tangkis Didukung Hingga Pelosok Negeri

pict Rexy Mainaky menjadi salah satu legenda yang tampil di Badminton Mall di Palangkaraya. (Foto: PBSI)
Meski sudah populer di kalangan masyarakat Indonesia, PBSI ternyata tak berhenti untuk semakin memopulerkan olahraga bulu tangkis. Salah satunya adalah dengan cara mengadakan sebuah kegiatan bertajuk Badminton Mall, dimana digelar sebuah permainan bulu tangkis di tengah-tengah pusat perbelanjaan.

Mulai digelar pada 2015 lalu di dua kota besar, yakni Jakarta dan Malang, PBSI untuk tahun ini berencana menggelar Badminton Mall di 20 kota. Edisi pertama pun telah digelar dengan sukses di Palma Mall Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Kepala Sub Bidang Pengembangan Komunitas PP PBSI, Eddy Prayitno mengaku cukup terkejut dengan animo masyarakat Palangkayara dalam menyambut kegiatan tersebut. Dia mengatakan kegiatan yang pertama kali digelar di Kota Cantik tersebut cukup banyak peminatnya.

"Saya cukup surprise dengan animo masyarakat di Palangkaraya. Para pengunjung mall banyak yang tertarik dengan acara ini, terbukti sesi senaminton ramai sekali yang ikut," kata Eddy mengutip situs resmi PBSI.

Tak hanya itu, bahkan ada pengunjung yang rela menghabiskan waktu perjalanan selama lima jam untuk bisa ikut meramaikan kegiatan Badminton Mall tersebut. Melihat hal tersebut, Eddy mengatakan bahwa itu adalah sebuah bukti bahwa bulu tangkis memiliki pendukung yang begitu banyak.

"Bahkan ada peserta yang rela menempuh perjalanan selama lima jam menuju Palangkaraya dari kabupaten Barito Selatan untuk ikut acara ini. Ini membuktikan kalau acara Badminton Mall punya daya tarik tersendiri dan bahwa bulutangkis Indonesia punya pendukung yang begitu banyak hingga ke daerah pelosok," pungkasnya.

Acara Badminton Mall yang menghadirkan legenda bulutangkis Rexy Mainaky dan Yuni Kartika ini terbagi kedalam beberapa sesi diantaranya kompetisi teknik bulutangkis, kompetisi senaminton, shuttle time, serta meet and greet legenda bulutangkis. Kompetisi teknik bulutangkis meliputi teknik pukulan dasar seperti lob dan dropshot lurus. Sebanyak tujuh regu yang mewakili sekolah mengikuti sesi senaminton.
sumber mspors(dot)net

Komentar Vita Marissa Tentang Tantangan Orbitkan Pemain Muda Kembali

pict Vita mengaku belum tahu apakah siap untuk kembali bermain bulu tangkis. (Foto: Dok. MSports)
Salah satu pebulu tangkis senior Indonesia, Vita Marissa saat ini tengah menjalani sebuah peran baru. Kembali ke Pelatnas PBSI Cipayung berkat gelar juara di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2015 lalu, Vita tak lagi menjadi pemain, melainkan seorang sparring partner di Pelatnas.

Meski begitu, keahliannya membawa seorang pemain muda tampil luar biasa, Vita mengaku sempat mendapat saran untuk kembali bermain. Adalah salah satu pelatih ganda campuran Pelatnas, Nova Widianto yang mengusulkan hal tersebut.

"Sempat ada suara dari Nova, saya disuruh membawa pemain muda. Tapi saya yang tidak tahu siap atau tidak, saya lebih ingin sharing sebenarnya. Para pemain muda itu bisa kok sebenarnya tanpa ditarik. Tapi sampai saat ini belum ada lagi pembicaraan soal itu," ujar Vita yang ditemui di sela-sela acara penghargaan dari Djarum Foundation untuk atlet berperstasi PB Djarum di Jakarta, Rabu (27/1).

Seperti diketahui, Vita adalah sosok yang sukses membawa dua pemain muda di sektor ganda campuran masuk ke Pelatnas Cipayung. Kedua pemain tersebut adalah Praveen Jordan yang saat ini berpasangan dengan Debby Susanto dan Rafiddias Akhdan, pasanannya di Kejurnas PBSI 2015 lalu.

Pada kesempatan yang sama, pebulu tangkis berusia 35 tahun itu memberi pesan untuk para pemain muda. Menurutnya waktu yang dimiliki oleh para pemain muda tersebut janganlah disia-siakan. Menurut Vita, waktu bukanlah sebuah jaminan.

"Pesan untuk pemain muda, jangan pernah sia-siakan waktu, jangan pernah merasa mereka masih muda. Kalau mereka bisa juara dunia di usia 20 kenapa tidak? Kadang ada yang berpikir karena masih muda, jadi bisa santai dan itu salah. Jadi secepat mungkin mereka bisa maju ya silakan, karena waktu bukan jaminan," pungkasnya.
sumber: msports(dot)net

Thursday, 4 February 2016

Vita Kembali ke Platnas, ini Sambutan Dari Sahabatnya Butet

pict Liliyana dan Vita kembali bersama di Pelatnas PBSI Cipayung. (Foto: Dok. PBSI)
Dalam usia yang sudah tidak muda lagi, seorang Vita Marissa dipanggil PBSI untuk kembali menghuni Pelatnas PBSI Cipayung. Hal tersebut diraihnya setelah sukes menjuarai Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2015 lalu bersama Rafiddias Akhdan di sektor ganda campuran dewasa.

Salah satu hal yang ditunggu dari kembalinya Vita ke Pelatnas adalah cerita "reuni" antara dirinya dan Liliyana Natsir. Seperti diketahui, kedua pebulu tangkis tersebut pernah menjadi andalan Indonesia di sektor ganda putri beberapa tahun lalu.

"Biasa saja ketemu Butet lagi hahaha. Tapi mungkin karena dulu kami pernah dekat, pernah bermain bareng, jadi lebih banyak sharing," cerita Vita yang ditemui di sela-sela acara penghargaan dari Djarum Foundation untuk atlet berperstasi PB Djarum di Jakarta

"Selama ini kan dia dapat masukan dari Richard (Mainaky) dan Nova (Widianto), tapi sekarang dapat masukan juga dari saya. Mungkin pandangan dari laki-laki dan perempuan itu kan berbeda. Dengan adanya saya, dia bisa berbagi banyak hal, karena pemain yang persis di bawah dia itu kan Debby, tapi jarak usia mereka juga cukup jauh," sambungnya.

Tak sampai disitu, Vita ternyata membeberkan sebuah cerita unik saat dirinya dipastikan kembali ke Pelatnas. Butet -sapaan akrab Liliyana- yang menjadi teman sekamarnya sampai menyiapkan sebuah sandal jepit untuknya.

"Butet itu tahu saya itu orangnya tidak bisa kotor, jadi sebelum saya datang dia itu sudah bersih-bersih, bahkan dia sudah siapkan sandal yang sudah dikasih nama buat saya mandi," pungkasnya.
sumber: msports(dot)net

Christian Hadinata Harap Bulu Tangkis Kembalikan Tradisi Emas Olimpiade

pict Christian menyebut tiga sektor ganda yang paling berpeluang. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Bulu tangkis menjadi salah satu andalan Indonesia untuk meraih medali di ajang Olimpiade. Selalu menghasilkan emas sejak 1992, dimana pertama kali bulu tangkis dipertandingkan, catatan tersebut harus terhenti pada 2012 lalu saat Olimpiade digelar di London.

Salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata ikut berkomentar mengenai hal tersebut. Ditemui di sela-sela acara penghargaan dari Djarum Foundation untuk atlet berperstasi PB Djarum di Jakarta, Rabu (27/1), Christian menyebut tradisi emas Olimpiade harus dikembalikan.

"Paling tidak target utama adalah mengembalikan tradisi emas dulu, bonus kalo bisa dapat dua emas," komentar Christian soal target dua emas di Olimpiade yang diusung PP PBSI.

Lebih lanjut pria yang aktif di dunia bulu tangkis di era 1970-an mengomentari tiga sektor ganda yang menjadi andalan. Menurutnya, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran memiliki bebannya masing-masing.

"Kalau di ganda putri sejak Barcelona hingga London belum dapat medali, dan peluang di Rio untuk Nitya (Krishinda)/Greysia (Polii) ini sangat besar. Apapun medalinya, syukur-syukur bisa emas. Itu sebuah lonjakan yang luar biasa di ganda putri," kata pemilik tiga gelar All England tersebut.

"Di ganda campuran kan baru sampai tahap perak, jadi targetnya harus emas, tidak boleh sama atau kurang dari itu. Tantangan yang paling besar di ganda putra, karena sudah pernah emas," pungkasnya.

Sejauh ini, ketiga sektor tersebut memang yang bisa dikatakan hampir pasti mengamankan satu tempat di Olimpaide mendatang. Nitya/Greysia di ganda putri, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di ganda putra, dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ganda campuran.

Tak hanya itu beberapa nama lain masih berburu poin untuk bisa tampil di Olimpiade. Mereka adalah Tommy Sugiarto di tunggal putra, Maria Febe dan Linda Wenifanetri di tunggal putri, Angga Pratama/Ricky Karanda di ganda putra, serta Praveen Jordan/Debby Susanto di ganda campuran.
sumber: msports(dot)net

Tuesday, 2 February 2016

Hendra Setiawan Tak Akan Pensiun Setelah Olimpiade Rio

pict Pasangan Mohammad Ahsan tersebut masih ingin bermain hingga Asian Games 2018. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Pebulu tangkis Indonesia yang saat ini menghuni posisi dua dunia di sektor ganda putra, Hendra Setiawan sudah tak lagi berada di usia yang muda. Pada Agustus nanti, pasangan Mohammad Ahsan ini akan memasuki usia 32 tahun.

Bagi beberapa atlet, memasuki usia kepala tiga mungkin sudah saatnya membicarakan masa pensiun. Ajang Olimpiade Rio de Janeiro yang akan digelar Agustus menjadi bisa dibilang menjadi momen tepat bagi Hendra jika ingin gantung raket.

Akan tetapi, kata 'pensiun' sepertinya belum akan dikeluarkan dari mulut seorang Hendra. Dia mengaku masih ingin bermain selama kondisi fisiknya masih kuat dan prima.

"Sesudah Olimpiade 2016 sih Hendra masih mau main, katanya mau nunggu Asian Games 2018," ujar istri Hendra, Sandiani Arief dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

"Selama masih mampu main ya main, kalau lagi libur saja rasanya kangen mau mukul shuttlecock," kata Hendra menambahkan.

Ketika ditanya soal apa yang akan dilakukan nantinya setelah gantung raket, Hendra mengaku akan mencoba berbisnis. Akan tetapi, Sandiani seolah meragukan niat dari sang suami. Dia mengindikasikan jika Hendra akan tetap berada di dunia bulu tangkis.

"Saya masih belum tahu apa yang akan saya lakukan setelah pensiun. Ingin coba dunia bisnis, tapi baru kepikiran saja," kata ayah beranak dua tersebut.

"Hendra sih mau terjun ke bisnis, tetapi sebetulnya dia itu memang cinta sama bulu tangkis," seloroh sang istri.

Patut dinantikan kapan ganda putra terbaik Indonesia tersebut memutuskan gantung raket dan apa yang akan dilakukan Hendra. Bukan tidak mungkin, atas kecintaannya terhadap bulu tangkis, dirinya akan menjadi seorang pelatih.
sumber: msports(dot)net

Imam Berharap Tunggal Putra Sumbang Medali di Olimpiade 2020

pict Imam sebut kualitas permainan tunggal putra Indonesia dinilai masih berada diatas negara lain. (Foto: Dok. PBSI)

Monday, 1 February 2016

Gelar Praveen/Debby di India GPG 2016 Sebagai Bekal Point Menuju Olimpiade 2016

pict podium XD India GPG 2016, PRAVEEN/DEBBY Winner
Indonesia meraih satu gelar juara di ajang India Open Grand Prix Gold 2016 lewat pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto. Kemenangan direbut Praveen/Debby usai menaklukkan Puavaranukroh Dechapol/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), dengan skor 23-25, 21-9, 21-16.

“Selamat kepada Praveen/Debby atas gelar juara di India, sebuah perjuangan yang luar biasa. Pertahankan terus semangat juara, semoga kemenangan ini dapat memacu semangat lebih menuju target-target selanjutnya,” ujar Gita Wirjawan, Ketua Umum PP PBSI memberikan selamat.

Meskipun akhirnya naik podium juara, namun diakui Praveen/Debby, kemenangan ini tidaklah mudah. Dechapol/Taerattanachai yang merupakan kombinasi baru, ternyata cukup merepotkan. Terbukti di game pertama, Praveen/Debby dipaksa adu setting.

“Kami tidak menerapkan strategi khusus, tetapi kami sudah bertanya kepada pelatih tentang cara main lawan,”ujar Debby yang dihubungi di Lucknow, India.

“Di game pertama, kami beberapa kali terbawa irama permainan lawan, dan mungkin mainnya masih kurang lepas. Di game kedua dan ketiga, kami tidak berpikir menang dulu, cuma berpikir bagaimana bisa menikmati permainan dan membawa lawan ke pola kami,” jelas Debby.

Gelar juara ini merupakan gelar perdana bagi Praveen/Debby setelah meraih medali emas di SEA Games Singapura 2015. Sebelumnya, Praveen/Debby terhenti di babak final French Open Super Series 2015 dan Thailand Open Grand Prix Gold 2015.

Penampilan Praveen/Debby memang akhir-akhir ini kian menunjukkan grafik yang meningkat. Tak heran jika keduanya menjadi kandidat kuat untuk mendampingi pasangan ganda campuran utama Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Namun hingga saat ini Praveen/Debby yang duduk di rangking delapan besar dunia, masih berusaha mengamankan posisi mereka menuju Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Jika ingin mengirimkan dua wakil di sektor ganda ke olimpiade, maka kedua pasangan ganda harus berada di peringkat delapan besar dunia.

“Semua belum ada yang pasti, pokoknya kami berpikir mau dapat hasil maksimal di setiap pertandingan. Jadi, kalau hasilnya bagus, ada kemungkinan ikut olimpiade,” tutur Debby.

“Kemenangan ini membuat kami lebih percaya diri di turnamen berikutnya,” komentar Praveen soal gelar juara ini.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang pengen liat match perjalanan Praveen/Debby dari Quarter final hingga partai puncak final via youtube, silahkan

Full Match QF India GPG 2016 Praveen JORDAN/Debby SUSANTO vs Michael FUCHS/Birgit MICHELS


Full Match SF India GPG 2016 Praveen JORDAN/Debby SUSANTO vs SHIN Baek Cheol/CHAE Yoo Jung


Full Match Final India GPG 2016 Praveen JORDAN/Debby SUSANTO vs Puavaranukroh DECHAPOL/Sapsiree T


Highlights Final India GPG 2016 Praveen JORDAN/Debby SUSANTO vs Puavaranukroh DECHAPOL/Sapsiree T

Sunday, 31 January 2016

Cerita Rafiddias Batal ke India, Pilih INDONESIA

pict Rafi saat tampil di final Kejurnas 2015 lalu bersama Vita Marissa. (Foto: Dok. MSports)
Terdapat sebuah cerita menarik dibalik kembalinya seorang Rafiddias Akhdan ke Pelatnas PBSI Cipayung. Kalau bukan karena kedua orang tuanya, pebulu tangkis spesialis sektor ganda campuran tersebut mungkin saat ini sudah berkarier di India. Hal tersebut terjadi setelah dirinya sempat dipulangkan dari Pelatnas PBSI Cipayung ke klubnya, PB Djarum, tahun 2014 lalu.

Rafi mengaku kedua orang tua yang membuat dirinya memutuskan untuk tetap berada di Indonesia. Pemain kelahiran Jakarta, 23 Januari 1996 ini mengaku ingin mewujudkan mimpi sang ayah melihatnya menjadi juara dunia.

"Saya ditawari di Gopican Academy di India. Akan tetapi saya melihat kedua orang tua saya masih ingin saya bermain di Indonesia. Ayah saya juga masih ingin melihat saya menjadi juara dunia dengan membawa nama Indonesia," ujar Rafi yang ditemui MSports di sela-sela acara penghargaan dari Djarum Foundation untuk atlet berperstasi PB Djarum di Jakarta, Rabu (27/1).

Tak hanya kedua orang tua, ternyata beberapa pelatih klub asal Rafi, PB Djarum, juga berperan serta mencegahnya hengkang ke India. Salah satu pelatih yang berperan adalah Christian Hadinata. Salah satu legenda bulu tangkis Indonesia tersebut mengatakan bahwa Rafi memiliki potensi yang begitu baik.

"Saya lihat dia memang punya potensi bagus. Dia juga sebelumnya sudah pernah di Cipayung, tapi mungkin karena faktor usia dan masih sangat baru, jadi dia sempat dipulangkan ke PB Djarum beberapa bulan. Mungkin dia sedikit terpengaruh dengan keputusan tersebut," ujar Christian.

"Setelah melewati beberapa bulan, beberapa pelatih juga memberi latihan khususnya di ganda campuran, dan memang menunjukkan kemajuan yang bagus. Saya dan beberapa pelatih akhirnya berunding dan membujuk dia, mengatakan bahwa kesempatan dia masih sangat terbuka," tambah pria yang semasa aktifnya bermain di sektor ganda ini.

Saat ini, Rafi sendiri tengah berjuang untuk membuktikan kualitasnya di Pelatnas Cipayung. Para pencinta bulu tangkis masih harus menunggu turnamen pertama Rafi setelah kembali ke Pelatnas.
sumber: msposrts(dot)net

Komitmen Djarum Foundation Jaring Bibit Muda Bulu Tangkis Indonesia

pict Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2016 akan digelar kembali di 9 kota. (foto: PB Djarum)
Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2016 akan digelar kembali. Ajang pencarian bibit muda berbakat ini akan digelar di 9 kota di Indonesia pada periode Maret-September 2016. Sembilan kota yang akan menjadi tuan rumah adalah Bandung, Palembang, Balikpapan, Purwokerto, Solo, Makassar, Cirebon, Surabaya, dan Kudus.

Ditetapkan digelar di 9 kota tak lepas dari sukses tahun lalu. Dari kota-kota yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan audisi, sambutan dan respons para insan bulu tangkis sangat positif. Banyak sekali terlihat bibit pemain muda berbakat dengan kualitas baik dari 9 kota tersebut. Mereka adalah harapan untuk regenerasi olahraga bulu tangkis di Tanah Air.

Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengungkapkan bahwa pihaknya ingin selalu mengobarkan semangat bulu tangkis ke seluruh Indonesia, terutama kepada anak-anak.

"Lewat Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangksis 2016 yang akan digelar di 9 kota ini, Djarum Foundation ingin terus mengobarkan semangat bulu tangkis ke seluruh pelosok Tanah Air. Kami ingin memastikan agar api semangat mencintai, menggilai, dan menekuni bulu tangkis bisa terus menyala dan berkobar. Kami ingin supremasi bulutangkis Indonesia bisa terjaga sampai kapan pun," sebut Yoppy.

Imbuhnya, "Itu menunjukkan bahwa langkah yang kami lakukan sudah berada di jalur yang benar. Kami menjaring bibit pemain muda andal langsung dari sumbernya. Audisi Umum yang tersebar di 9 kota dan tidak lagi hanya terpusat di Kudus ini merupakan respons kami terhadap permintaan masyarakat. Dari sisi ekonomi, hal ini juga membantu meringankan biaya para orang tua".

Setelah berlangsung di 9 kota, minat peserta memang mengalami peningkatan. Tercatat, sebanyak 2.913 peserta dari seluruh penjuru Indonesia mengikuti audisi ini. Jumlah ini meningkat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, hanya 33 peserta yang akan mendapatkan beasiswa. Djarum Foundation pun berharap peserta pada tahun ini akan lebih banyak dan kompetitif.
sumber: msports(dot)net

Di Final India GP Gold 2016, Praveen/Debby Waspadai Ganda Campuran Thailand

pict Praveen/Debby yang melaju ke Final India GPG 2015
Praveen Jordan/Debby Susanto tinggal selangkah lagi menuju gelar juara India Open Grand Prix Gold 2016 yang kini tengah berlangsung di kota Lucknow, India. Pasangan unggulan kedua ini menaklukkan Shin Baek Cheol/Chae Yoo Jung (Korea), dengan skor 18-21, 21-11, 21-16.

Kalah di game pertama, Praveen/Debby ternyata sempat kewalahan menghadapi Chae yang merupakan pemain kidal. Akibatnya, Praveen/Debby bahkan tertinggal 11-18.

“Di awal game, kami lengah dan sempat tertinggal jauh poinnnya. Mau mengejar pun susah. Lalu di game selanjutnya kami mengevaluasi penampilan kami, bahwa kami sering lupa kalau Chae adalah pemain kidal,”tutur Praveen kepada Badmintonindonesia.org.

“Kami pun mencoba ubah pola permainan dan memaksa lawan untuk bermain di pola kami. Kami merasa bermain lebih enak mulai game kedua,”tambah Praveen.

Praveen/Debby bakal memperebutkan titel juara India Open Grand Prix Gold 2016 dengan pasangan Thailand, Puavaranukroh Dechapol/Sapsiree Taerattanachai. Meskipun tak diunggulkan, namun pasangan baru dari Negeri Gajah Putih yang sempat mengalahkan Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti di babak perempat final ini, bisa menjadi ancaman bagi Praveen/Debby.

“Kami tidak mau mikir gimana-gimana dulu, fokus ke permainan dulu. Kami juga belum pernah bertemu, jadi harus lebih siap lagi,”ujar Praveen yang bersama Debby merupakan atlet binaan klub Djarum.

Laga final akan dimainkan besok (Minggu, 31/1), mulai pukul 14.00 waktu setempat atau pukul 15.30 WIB
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat match Praveen/debby di semi final kemarin. silahkan, via youtube, kualitas HD
Praveen JORDAN/Debby SUSANTO (Indonesia) 18-21 21-11 21-16 SHIN Baek Cheol/CHAE Yoo Jung (Korea)

Friday, 29 January 2016

Eng Hian: Ganda Putri Indonesia Kekurangan Tukang Gebuk

pict Anggia/Ketut yang saat ini menjadi salah satu andalan Indonesia di sektor ganda putri. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Sektor ganda putri bulu tangkis Indonesia sejauh ini dinilai dipenuhi oleh tipe pemain yang bermain di depan net atau playmaker. Sejatinya, di sektor ganda haruslah ada tipe pemain yang lebih banyak bermain di belakang yang bertugas untuk menggebuk bola.

Kombinasi pemain bertipe playmaker dan tukang gebuk seperti itu bisa dilihat di pasangan Tiongkok. Contoh nyata pemain yang begitu baik bermain di posisi belakang adalah Tang Yuanting dan Tian Qing.

Pelatih kepala ganda putri, Eng Hian mengatakan untuk Indonesia sendiri sejauh ini cukup sulit untuk mendapat pemain dengan tipe penggebuk bola. Pria yang akrab disapa Koh Didi ini juga menyebut idealnya tiap pemain harus bisa bermain menjadi playmaker maupun penggebuk, meski diakui hasilnya tak akan sempurna.

"Saat ini di ganda putri memang susah mencari pemain pendobrak, lebih banyak playmaker," ujar Eng Hian dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

"Idealnya memang pemain ganda putri bisa main di depan dan belakang, namun pada kenyataannya tidak ada pemain di dunia ini yang bisa bagus dua-duanya. Pasti ada kelebihan dan kekurangan di salah satunya, yang bagus itu kalau presentasenya beda sedikit, seperti 65:35, jangan sampai 90:10," imbuhnya.

Indonesia sendiri sejauh ini masih mengandalkan sosok Nitya Krishinda/Greysia Polii di pelbagai turnamen internasional. Sebagai pelapis, ada pasangan Anggia Shitta/Ni Ketut Mahadewi dan Della Destiara/Rosyita Eka.

Sementara itu para pemain lain yang saat ini tergabung di Pelatnas PBSI Cipayung masih mungkin mengalami bongkar pasang. Terlebih, ada beberapa nama yang harus didegradasi oleh Pelatnas Cipayung.
sumber: msports(dot)net

Demi Jaring Bibit Muda, PBSI Akui Harus Sering Jemput Bola Turun Ke Daerah-Daerah

pict Rexy mengatakan pihak PBSI harus lebih sering datang ke daerah-daerah. (Foto: Dok. PBSI)
Induk olaharaga bulu tangkis di Indonesia, PP PBSI terus melakukan pelbagai upaya untuk mencari bibit-bibit muda. Tak hanya mengadakan turnamen-turnamen yang khusus digelar untuk para pemain muda, PP PBSI ini juga menyadari harus lebih sering menjemput bola.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky di sela-sela The Legend Wali Kota Cup Bandung, akhir pekan lalu. Rexy menilai hal tersebut cukup efektif untuk mengetahui para pebulu tangkis muda berbakat di daerah-daerah.

"Kami memang harus lebih sering ‘jemput bola’ seperti ini. Saya lihat ada beberapa bibit yang menjanjikan, di nomor ganda putra dan ganda putri. Kalau dari prestasi memang masih biasa saja, tetapi kita bisa lihat prospeknya,' ujar Rexy mengutip badmintonindonesia.org.

Pada kesempatannya mengunjungi Paris Van Java, Rexy mengaku melihat beberapa pebulu tangkis muda yang memiliki potensi. Salah satunya berasal dari dua klub besar dari Kota Bandung, yakni PB Mutiara Cardinal dan PB SGS PLN.

"Tadi saya lihat ada beberapa atlet dari Mutiara Cardinal Bandung dan SGS PLN Bandung yang memiliki potensi. Dilihat dari postur dan power, cukup menjanjikan," sebut Rexy.

Seperti diketahui, beberapa pebulu tangkis yang saat ini menghuni Pelatnas PBSI Cipayung berasal dari klub-klub di Bandung. Sebut saja Ricky Karanda, Anthony Ginting, Gregoria Mariska, dan masih banyak lainya.
sumber: msports(dot)net

Thursday, 28 January 2016

Jonatan, Ihsan, dan Ginting Dipastikan Naik Kelas di 2016

pict Bersama Jonatan dan Ihsan, Ginting akan diproyeksikan bermain di level Super Series pada 2016 ini. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Tiga tunggal putra Indonesia yang masih berusia muda, Jonatan Christie, Ihsan Maulana, dan Anthony Ginting bisa menikmati jerih payah mereka sepanjang 2015 lalu. Tahun ini, ketiganya akan dipersiapkan untuk bermain di level tertinggi pentas bulu tangkis dunia.

Hal tersebut diutarakan oleh pelatih kepala tunggal putra Pelatnas PBSI Cipayung, Hendry Saputra. Menurutnya, ketiga pemain tersebut sudah layak untuk bersaing di level Super Series. Namun, masih ada beberapa aspek yang harus diperbaiki, salah satunya adalah stamina.

"Ihsan, Jonatan dan Ginting kalau bermain di Super Series kebanyakan harus mulai dari babak kualifikasi, jadi mereka harus menambah stamina lagi, sekitar 20 persen. Karena untuk masuk babak utama, mereka akan bertemu lawan yang berat dan mesti bermain rubber game,” tutur Hendry dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

“Secara teknik permainan pun mesti ditingkatkan, harus lebih safe. Artinya bukan cuma tidak mati-mati sendiri, tetapi harus lebih ulet di lapangan,” imbuhnya.

Tak hanya dari segi teknik, baik Jonatan, Ihsan, dan Ginting dinilai sudah memiliki mental yang cukup kuat untuk berlaga di level yang lebih tinggi. Hendry juga menyebut kemajuan ketiga pebulu tangkis tersebut cukup luar biasa, jika mengacu pada peringkat dunia.

"Menurut saya, dari segi mental mereka sudah oke, buktinya bisa mengalahkan pemain-pemain unggulan. Saya mulai melatih mereka efektif pada Oktober 2014, dimana mereka berada di peringkat 200-an. Sekarang di awal 2016, mereka sudah di posisi 35-an," pungkasnya.

Sementara itu untuk para pelapis tiga pebulu tangkis tersebut, Hendry membaginya menjadi dua. Lapis pertama akan diisi oleh Firman Abdul Kholik dan M. Bayu Pangisthu yang akan bertanding di level Grand Prix/Gold. Lapis kedua diisi oleh Enzi Shafira, Krisna Adi Nugraha, Panji Ahmad Maulana, Reksy Aureza Megananda dan Vega Vio Nirwanda yang akan dikirim ke level International Challenge.
sumber: msports(dot)net

Tunggal Putri Punya Tugas Berat untuk Mengembalikan Kejayaan di Masa Lampau

pict Hana, Fitriani, dan Gregoria merupakan pemain masa depan tunggal putri. (Foto: Dok. MSports)
Tunggal putri bulu tangkis Indonesia bisa dikatakan menjadi salah satu sektor yang masih seret prestasi. Nama-nama senior seperti Linda Wenifanetri, Bellaetrix Manuputty, hingga Maria Febe bisa dikatakan belum bisa tampil konsisten dan memberi gelar untuk Indonesia sejauh ini.

Linda sesungguhnya membawa angin segar dengan penampilannya yang luar biasa pada Kejuaraan Dunia BWF 2015, Agustus lalu. Akan tetapi, setelah itu penampilannya dan pemain tunggal putri lain kembali meredup. Hal tersebut juga diakui oleh pelatih kepala tunggal putri Pelatnas PBSI Cipayung, Edwin Iriawan.

"Sebetulnya sebelum Kejuaraan Dunia 2015, anak-anak sudah berada di jalur yang benar. Gregoria Mariska dan Fitriani prestasinya bagus, tetapi habis itu kendor lagi. Semua harus introspeksi diri dan tampil konsisten. Kalau santai-santai ya berat, kita harus mengejar, bukan dikejar, jadi tugasnya lebih susah," ujar Edwin dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

Lebih lanjut Edwin mengatakan, jika hal utama yang harus diubah oleh para pemain adalah pola pikir mereka. Dia mengatakan seorang atlet seharusnya tak boleh puas karena sudah menjadi atlet nasional, melainkan harus lebih dari itu.

"Hal yang paling penting sekarang adalah komitmen dari para atlet. Mindset mereka harus diubah, jangan cuma semata-mata mau jadi pemain tim nasional tetapi tidak pernah juara. Jadi atlet harus punya angan-angan!" kata Edwin.

Meski begitu, Edwin tetap mengakui jika sektor yang dilatihnya tersebut juga mengalami kemajuan. Hal tersebut tercermin dari dipanggilnya beberapa pemain muda untuk tampil di Kualifikasi Piala Uber, Februari mendatang.

"Saya rasa ini kemajuan untuk tim tunggal putri. Pemain muda dapat menambah pengalaman dan mengasah mental di pertandinga beregu. Di perorangan, para pemain lapis kedua saya targetkan untuk menembus rangking 40 besar dunia," pungkasnya.
sumber: msports(dot)net

Salah Satu Mimpi Rexy Mainaky yang Akhirnya Terwujud

pict Rexy memiliki mimpi ingin berbagi dan memberi motivasi anak-anak yang kurang mampu. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Gelimang prestasi yang ada pada diri legenda bulu tangkis Indonesia, Rexy Mainaky tak membuatnya puas begitu saja. Pemilik emas Olimpiade Atlanta 1996 ini merasa kontribusinya di dunia belum tangkis belumlah seberapa. Rexy ingin terus menularkan kecintaannya pada bulu tangkis ke semua kalangan masyarakat.

Seperti yang dilakukannya Senin (18/1) lalu. Rexy yang saat ini memegang salah satu jabatan penting di PP PBSI, yakni Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi, tak ragu untuk berbaur dengan 12 anak dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi di daerah Bekasi, Jawa Barat.

Rexy mengaku program seperti ini merupakan bagian dari salah satu mimpinya selama ini. Pasangan Ricky Subagja saat menjadi juara Olimpiade ini mengaku memang begitu ingin berbagi dan memberi motivasi kepada masyarakat yang termasuk golongan kurang mampu.

"Saya sangat senang dengan program ini karena sesuai dengan mimpi saya. Saya sangat ingin berbagi pengalaman dan memberikan motivasi kepada anak-anak yang hidup dalam kondisi kekurangan ini," ujar Rexy mengutip badmintonindonesia.org.

"Anak-anak ini harus semangat, mau mengubah pola pikir mereka, mengubah mentalnya, supaya mereka bisa hidup lebih baik. Mereka harus terus diberikan motivasi. Tidak ada yang tahu kalau beberapa tahun kedepan, juara dunia akan lahir dari sini," sambungnya.

Pada kegiatan tersebut, Rexy juga menceritakan bagaimana perjalanan kariernya di dunia bulu tangkis. Di depan anak-anak yang berusia delapan hingga 15 tahun tersebut, Rexy mengaku cukup banyak kesulitan yang dia hadapi, tapi dia tidak pernah menyerah dan tak lupa menyerahkan semuanya kepada Tuhan.

"Saya memulai karier bulutangkis dengan banyak tantangan. Saat kecil saya bahkan berlatih di atas tanah saja, lapangan belakang rumah. Kalau sedang hujan, saya latihan sambil hujan-hujanan, jatuh, kepeleset, bangkit lagi, main lagi, begitu terus. Latihan juga tidak pakai sepatu,” kenang Rexy.

"Banyak kesulitan di awal dulu. Tapi saya terus yakin, rajin, tidak malas dan terus berusaha. Kalau sudah latihan yang rajin dan sungguh-sungguh, kita tinggal tunggu tangan Tuhan yang bekerja. Karena Tuhan tidak tidur. Tuhan yang akan tentukan kita juara atau tidak. Tapi untuk meyakinkan Tuhan, kita harus tunjukkan kalau kita sungguh-sungguh," pungkasnya.
sumber: msports(dot)net

Wednesday, 27 January 2016

Menghadapi Olimpiade 2016 Strategi Khusus Untuk Lindaweni

pict Edwin menyebut akan mengatur turnamen yang akan diikuti oleh Linda. (Foto: Dok. Naif/MSports)
Cabang olahraga bulu tangkis bisa dikatakan hampir pasti mengamankan tempat di Olimpiade RIO DE JANEIRO2016. Dari lima sektor yang dipertandingkan, hanya sektor tunggal putri yang sampai saat ini masih berjuang untuk mengamankan tempat di Brasil, Agustus mendatang.

Pebulu tangkis terbaik tunggal putri milik Pelatnas PBSI Cipayung, Linda Wenifanetri masih berjuang untuk masuk posisi 16 besar dunia. Demi mewujudkan hal tersebut, pelatih kepala tunggal putri Pelatnas, Edwin Iriawan mengaku sudah menyiapkan strategi khusus.

"Jelang olimpiade, kami harus lebih selektif dalam memilih turnamen untuk Linda. Jangan sampai salah strategi. Kondisi Linda hingga saat ini cukup baik, cedera sudah pulih. Saya inginnya Linda bikin gebrakan sebelum olimpiade supaya meningkatkan rasa percaya dirinya,” ujar Edwin dalam rilis resmi PBSI kepada MSports.

Lebih lajut Edwin menambahkan, kualitas tunggal putri para pemain Indonesia tidak kalah dengan para pebulu tangkis lain. Hanya saja, sifat tidak mau kalah yang belum dimiliki oleh para pebulu tangkis Tanah Air.

"Kita lihat saja Nozomi Okuhara atau Saina Nehwal, mereka tidak punya teknik yang luar biasa. Tetapi punya jiwa tidak mau kalah, ngotot, dan ketahanan yang bagus. Tim tunggal putri Indonesia sebetulnya bisa, hanya belum disadari saja," pungkas Edwin.

Saat ini, Linda sedang mengikuti turnamen Malaysia Masters Grand Prix Gold 2016. Setelah ini, pebulu tangkis berposisi ke-25 dunia itu akan tampil lagi di Syed Modi International (India) Grand Prix Gold 2016 dan Kualifikasi Piala Uber 2016.
sumber: msports(dot)net

Tembus Pelatnas Dari Dua Sektor, Gischa Lebih Pilih Ganda Campuran

pict Gischa dan Yantoni menjadi yang terbaik di sektor ganda campuran u-19. (Foto: Dok. PBSI)
Pebulu tangkis belia binaan PB Djarum Kudus, Marsheilla Gischa Islami menunjukkan kualitasnya di ajang Junior Masters 2015 yang digelar di Magelang, pekan lalu. Hasilnya, Gischa sukses menjadi yang terbaik di dua sektor, yakni ganda putri U-19 dan ganda campuran u-19.

Seperti diketahui, para pebulu tangkis terbaik di ajang Junior Masters akan mendapat kesempatan bergabung dengan Pelatnas PBSI Cipayung selama enam bulan dengan status magang. Gischa yang masuk melalui dua nomor, mengungkapkan keinginannya saat berada di Cipayung nanti.

"Kalau saya pribadi lebih memilih nantinya untuk bermain di ganda campuran. Soalnya, saya lebih nyaman kalau bermain di sektor tersebut," ujar Gischa saat dihubungi MSports.

"Saya berharap bisa lebih memanfaatkan kesempatan dan memaksimalkan yang ada. Semoga prestasi yang saya dapat akan lebih baik lagi nantinya," sambung Gischa.

Pada kesempatan yang sama, pebulu tangkis kelahiran Blitar ini juga membeberkan persiapannya jelang Junior Masters lalu. Gischa juga mengatakan, evaluasi apa saja yang dia lakukan setelah gagal di Kejuaraan Nasional 2015 kemarin.

"Saya lebih berani saat bermain di Junior Masters dibanding Kejurnas kemarin. Soal persiapan kemarin, tidak ada yang khusus. Latihan seperti biasa dan lebih banyak mempersiapkan mental, karena semua perserta kualitasnya tidak jauh berbeda," pungkas Gischa.
sumber: msports(dot)net