Thursday, 24 December 2015

Mimpi Gregoria Mariska Menjadi Juara Dunia Demi Sang Ibu

pict Gregoria Mariska sangat dekat dengan ibu
Bagi sebagian orang, peringatan Hari Ibu pada 22 Desember menjadi momen yang patut dirayakan. Namun, sebagian lain menilai itu bisa diperingati setiap hari, tidak hanya pada tanggal tertentu. Pebulu tangkis belia Indonesia, Gregoria Mariska, termasuk yang memilih opsi kedua. Meski begitu, dia tetap memiliki keinginan membahagiakan sang ibunda, termasuk dengan meraih mimpi menjadi juara dunia demi membalas jasa ibu.

Sebagai anak tunggal, Jorji -sapaan karib Gregoria- memang begitu dekat dengan ibu dan juga ayahnya. Bagaimana tidak, di tengah kesibukan sebagai pebulu tangkis nasional, dara berusia 16 tahun itu masih sering menghabiskan waktu bersama sang ibunda. Kendati demikian, Jorji ternyata bukan termasuk yang selalu merayakan hari ibu pada 22 Desember.

"Saya pastinya sangat dekat dengan ibu, apalagi sebagai anak tunggal. Menurut saya sih hari ibu itu adanya setiap hari, nggak cuma hari ini saja. Buat saya sih setiap saat bersama ibu adalah momen spesial," aku dara kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, pada 11 Agustus 1999 itu kepada MSports.

Sebagai anak semata wayang, perhatian sang ibu kepada Jorji memang begitu besar. Apalagi pada usia yang masih tergolong belia, Jorji sudah dihadapkan dengan kesibukan menjadi atlet bulu tangkis. Karena itu, dia mengaku sangat ingin membayar jasa orang tua melalui prestasi tinggi di arena tepok bulu.

"Jasa ibu sangat besar dalam karier saya. Ibu suka menemani kalau saya latihan, bapak juga. Apalagi, kemana-mana kami hampir selalu bareng. Ke depannya, saya ingin sekali bisa menjadi juara dunia untuk ibu," pungkas dia.
sumber: msports(dot)net

Setiap Langkah Ihsan Maulana Mustofa Bergantung Restu Ibu

pict Ihsan Maulana Mustofa selalu berharap restu ibunda
Karier Ihsan Maulana Mustofa terbilang cukup pesat pada tahun ini. Sederet prestasi berhasil ditorehkan pebulu tangkis berusia 20 tahun ini. Kenyataannya, setiap langkah yang dijalani Ihsan dalam meniti karier selalu bergantung rida atau restu orang tua, khususnya ibu.

Tak dimungkiri, peran ibu memang sangat besar dalam karier Ihsan di pentas bulu tangkis. Pada awalnya dia tak punya hasrat pada olahraga tepok bulu. Namun karena butuh uang jajan, Ihsan kecil terpaksa pergi ke lapangan bulu tangkis untuk meminta receh dari ayahnya yang menjadi pelatih di sana.

Ketika itu, Ihsan baru menginjak kelas 3 Sekolah Dasar Negri Pagerageung. Ayah dan ibunya kompak tak memberikan uang jajan cuma-cuma. Berhulu dari kebijakan itu, ternyata ampuh membuat Ihsan tertarik dengan bulu tangkis. Ihsan kian hari kian menyukai bulu tangkis.

Namun, nyatanya bagi Ihsan peran ibu lebih besar dari semua itu. "Ibu kan yang sudah melahirkan saya. Jadi, sudah tentu ibu itu seseorang yang sangat luar biasa buat saya," bilang Ihsan kepada MSports.

Ihsan pun tak ragu dalam setiap langkah dalam hidup serta karier, selalu membutuhkan restu dan rida ibu. "Doa ibu selalu menyertai saya. Toh, rida Allah kan ada di orang tua, apalagi ibu," imbuhnya.

Ihsan sendiri salah satu yang dipastikan bertahan di Pelatnas PBSI pada tahun depan. Dia juga termasuk salah satu yang dipersiapkan membela tim Indonesia di kualifikasi Piala Thomas 2016. Menyambut tahun depan yang sudah dekat, Ihsan kini masih memilih fokus memulihkan kondisi cedera yang dialami saat tampil di Indonesia Masters Grand Prix Gold di Malang.

"Saat ini saya belum bisa latihan berat. Masih terasa sakit, jadi baru sekadar latihan otot yang harus dikuatkan. Soal kapan sembuh, saya belum tahu. Tapi yang pasti sudah mulai membaik kok," tandas dia.
sumber: msports(dot)net

Wednesday, 23 December 2015

Gregoria Girang Masuk Tim Inti Kualifikasi Piala Uber 2016

pict Gregoria Mariska tak terbebani meski masih berusia muda
Dalam usia yang masih belia, yakni 16 tahun, Gregoria Mariska terdaftar sebagai skuat inti untuk tim yang akan berlaga di kualifikasi Piala Uber 2016. Mendengar kabar itu, rasa girang tak bisa disembunyikan oleh Jorji.

Bagaimana tidak, bagi Jorji, bisa tampil di Piala Uber merupakan salah satu mimpi terbesarnya sejak memutuskan terjun di dunia bulu tangkis. Dalam usia muda, ternyata Jorji sudah mendapat kesempatan masuk ke dalam tim inti.

"Saya senang banget bisa masuk tim karena memang cita-cita saya dari kecil buat masuk tim untuk Piala Uber," bilang Jorji kepada MSports.

Menjadi pemain termuda yang ada di tim, nyatanya Jorji mengaku tak terbebani. Justru hal itu kian memotivasi pebulu tangkis yang dibesarkan klub PB Mutiara Cardinal Bandung ini untuk meningkatkan prestasi pada tahun depan. Apalagi, dia masih diberi kesempatan bertahan di Pelatnas Cipayung.

"Beban sih tidak. Saya berharap tahun depan bisa meningkatkan prestasi menjadi lebih bagus dari tahun-tahun sebelumnya. Saya berharap bisa bersaing di level Challenge, Grand Prix, atau Grand Prix Gold," imbuh dia.

Terkait materi tunggal putri di Pelatnas Cipayung sejak terdegradasinya Priskila Siahaya dan dipromosikannya Desandha Vegarani Putri, Jorji melihat tak ada perubahan besar dalam hal kekuatan. "Dari tahun sebelumnya saya melihat sih masih sama soal kekuatan tunggal putri di Pelatnas," tandas dia.
sumber: msports(dot)net

Tuesday, 22 December 2015

Ginting Berharap Kehadiran Tommy Bawa Pengaruh Positif di Tim TUC 2016

pict Ginting yang berharap Tommy bisa jadi pemimpin untuk tunggal putra
Pebulu tangkis muda Indonesia di sektor tunggal putra, Anthony Ginting bisa dikatakan menjalani tahun 2015 dengan baik. Membuka tahun dengan berada di posisi 203 dunia, saat ini Ginting bercokol di posisi 50 besar, tepatnya di peringkat 35 dunia. Namanya langsung terdengar setelah tampil istimewa di ajang Indonesia Terbuka Super Series Premier.

Pebulu tangkis berusia 19 tahun ini pun diganjar dengan masuk ke Tim Nasional Indonesia yang akan berlaga di Kejuaraan Asia Beregu 2016 atau Kualifikasi Piala Thomas 2016. Ini merupakan partisipasi keduanya di turnamen beregu di level senior, setelah sebelumnya menjadi bagian dari Tim Beregu Putra di ajang SEA Games Singapura, Juni lalu.

Ginting mengaku bersyukur bisa dipercaya untuk memperkuat Tim Indonesia di turnamen yang akan digelar pada Februari mendatang itu. Pebulu tangkin binaan PB SGS PLN Bandung itu menyebut akan memanfatkan kesempatan itu untuk menambah pengalaman bertandingnya, terlebih di nomor beregu.

"Bersyukur bisa dipercaya untuk bisa masuk di Tim Kualifikasi Piala Thomas. Bisa menambah pengalaman lagi, terlebih ini beregu jadi pasti berbeda dengan perorangan. Jadi dari segi mental, cara berpikir, dan hal lain juga pasti berbeda," ujar Ginting saat dihubungi MSports.

Ginting juga berharap, kehadiran sosok senior, Tommy Sugiarto di tim tersebut bisa membawa pengaruh positif, khususnya untuk para pemain tunggal putra. Seperti diketahui, selain Tommy, skuat tunggal putra diisi oleh para pemain yang usianya masih relatif muda.

"Saya berharap masuknya Tommy bisa menjadi pengaruh bagus, karena dia salah satu pemain senior. Dia juga lebih sering ikut pertandingan beregu dibanding saya, Jonatan (Christie), dan Ihsan (Maulana). Semoga dia bisa jadi pemimpin yang baik, khususnya buat tunggal putra," tambah Ginting.

Pada kesempatan yang sama, Ginting juga mengungkapkan harapannya di tahun 2016 mendatang. Meskipun belum mengetahui akan tampil di turnamen apa saja, tapi yang terpenting Ginting ingin terus meningkatkan peringkat dunia miliknya.

"Kalau target di 2016 belum tahu, karena jadwal pertandingan belum tahu yang mana saja yang akan saya ikuti dan levelnya apa saja. Tapi yang pasti ingin memaksimalkan dan terus menaikkan rangking di setiap pertandingan yang saya ikuti," pungkasnya.
sumber: msports(dot)net

Berry Terkejut Bisa Masuk Tim Kualifikasi Piala Thomas 2016

pict Berry/Rian terpilih menjadi bagian Tim Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Thomas.
Pasangan ganda putra Indonesia, Berry Angriawan/Rian Agung Saputro terpilih menjadi bagian dari Tim Indonesia yang akan bertarung di Kejuaraan Asia Beregu 2016 atau Kualifikasi Piala Thomas 2016. Berry/Rian akan berjuang bersama Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Angga Pratama/Ricky Karanda untuk merebut poin dari nomor ganda putra.

Terpilihnya pasangan yang saat ini berada di peringkat 27 dunia ini bisa dikatakan sedikit mengejutkan. Pasalnya, masih ada dua pasangan yang secara peringkat lebih baik dari Berry/Rian. Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya di peringkat ke-16 dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf di peringkat 21.

"Saya lumayan kaget ternyata nama saya dan Rian bisa masuk di tim. Mungkin PBSI melihat dari hasil tiga kejuaraan terakhir kemarin. Meskipun kalau dilihat secara peringkat saat ini, Marcus/Kevin dan Wahyu/Ade lebih diatas saya dan Rian," ujar Berry saat dihubungi MSports.

Memang, dalam tiga turnamen terakhir, penampilan Berry/Rian bisa dikatakan cukup luar biasa. Dalam tiga pekan, keduanya sukses menembus tiga babak final dan meraih dua gelar. Mulai dari Makau Terbuka Grand Prix Gold, dimana Berry/Rian menjadi berakhir dengan runner-up, dan dilanjutkan dengan Indonesia Masters Grand Prix Gold dan Kejuaraan Nasional PBSI.

Berry juga secara singkat mengomentari dipanggilnya dua pebulu tangkis senior yang sejatinya bukanlah penghuni Pelantas Cipayung. Pebulu tangkis binaan PB Djarum Kudus itu menyebut kehadiran Tommy Sugiarto dan Maria Febe bisa menambah kualitas tim saat ini.

"Kalau secara pribadi, menurut saya itu bagus. Karena hal tersebut bisa menambah kekuatan, baik di untuk tim putra maupun tim putri," tandasnya.

Kualifikasi Piala Thomas dan Uber sendiri akan digelar pada 15-21 Februari 2016 mendatang. Kota Hyderabad di India menjadi tempat digelarnya turnamen tersebut.
sumber: msports(dot)net

Friday, 18 December 2015

Alasan Della dan Ketut Bermain Rangkap di Malaysia GPG 2016

pict Della akan berpasangan dengan Kevin di Malaysia Masters 2016
Sebuah terobosan dilakukan oleh induk olahraga bulu tangkis di Indonesia, PP PBSI. Pada turnamen pembuka di tahun 2016 mendatang, beberapa pemain yang bermukim di Pelatnas Cipayung akan bermain rangkap. Tercatat ada dua pasangan yang akan bermain di dua sektor pada Malaysia Masters Grand Prix Gold 2015.

Pertama, ada nama Della Destiara Haris yang akan berpasangan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo di sektor ganda campuran. Della tetap bermain dengan Rosyita Eka di ganda putra dan Kevin dengan Markus Fernaldi di ganda putra.

Satu pasangan lagi yang akan bermain rangkap adalah Rian Agung Saputra/Ni Ketut Mahadewi. Rian juga bermain di ganda putra dengan Berry Angriawan dan Ketut tetap bersama Anggia Shitta di ganda putri.

Kabar tersebut seolah memberi harapan bagi para pecinta bulu tangkis Indonesia yang memang menginginkan pola bermain rangkap dilakukan. Namun, ternyata ada alasan lain diturunkannya dua pasangan baru tersebut di Malaysia Masters.

"Untuk dua pemain ganda putri yang bermain rangkap, Della dan Ketut itu adalah permintaan dari pelatih ganda campuran. Sejauh ini tujuannya untuk menahan beberapa pemain luar untuk bisa masuk di Main & Qualify di turnamen tersebut, karena sistem Notional Poin," ujar Eng Hian saat dihubungi MSports.

Lebih lanjut Eng Hian mengatakan, jika tidak ada pertimbangan khusus memilih Della dan Ketut. Selain itu, dia mengaku belum ada rencana lebih jauh mengenai permainan rangkap tersebut.

"Dari PBSI sendiri sebenarnya belum ada rencana khusus untuk menerapkan pola permainan rangkap tersebut. Sementara di Malaysia Masters besok, tidak ada pertimbangan khusus memilih Della dan Ketut," pungkas Eng Hian.
sumber: msports(dot)net

Eng Hian: "Tidak Ada yang Mau Didegradasi, Tapi Itu Harus Dilakukan"

pict Eng Hian menyebut ada beberapa aspek yang dipertimbangkan terkait keputusan degradasi
Induk olahraga bulu tangkis Indonesia, PP PBSI, Kamis (17/12) baru saja melansir nama-nama pebulu tangkis yang akan menjadi bagian dari Tim Nasional Indonesia untuk tahun 2016 mendatang. Selain para juara ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2015 yang dipastikan jadi masuk, ada beberapa nama yang harus rela angkat kaki.

Salah satu pebulu tangkis yang terkena degradasi adalah pemain di sektor ganda putri, Suci Rizki Andini. Tak lama setelah pengumuman tersebut keluar, beberapa pecinta bulu tangkis Indonesia merasa kecewa dengan keputusan PBSI tersebut.

Pelatih ganda putri, Eng Hian, mengatakan Ada beberapa aspek yang menjadi penilaian untuk para pebulu tangkis yang harus didegradasi dari Pelatnas. Diantaranya adalah performa pebulu tangkis yang bersangkutan selama bermukim di Cipayung.

"Tidak ada yang mau didegradasi sebenarnya, tapi sistem promosi-degradasi itu adalah program dari PBSI yang harus dilakukan. Beberapa pertimbangannya antara lain berapa lama seorang pemain ada di Pelatnas, hasil yang diberikan, dan potensi pebulu tangkis yang bersangkutan," ujar Eng Hian saat dihubungi MSports.

Lebih lanjut pebulu tangkis peraih medali perunggu di Olimpiade 2004 tersebut mengatakan, keputusan akhir memang ada di tangan pelatih kepala. Namun, sebelum itu beberapa pihak juga ikut memberi masukan untuk pengambilan keputusan tersebut.

"Keputusan siapa-siapa yang harus keluar bukan sepenuhnya keputusan saya. Ada masukan dari Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi serta Kepala Sub Bidang Pelatnas. Selain itu, pelatih di sektor lain juga berperan, meski keputusan akhir tetap di tangan saya," kata Eng Hian.

Tim ganda putri sendiri untuk tahun 2016 mendatang akan diperkuat 14 pemain. Dua diantaranya adalah pemain taruna yang berhasil juara di Kejurnas PBSI, Serena Kani dan Mychelle Chrystine Bandaso. Selebihnya adalah nama-nama lama, yakni Greysia Polii, Nitya Krishinda Maheswari, Della Destiara Haris, Rosyita Eka Putri Sari, Anggia Shitta Awanda, Ni Ketut Mahadewi Istarani, Maretha Dea Giovani, Tiara Rosalia Nuraidah, Rika Rositawati, Rizki Amelia Pradipta, Meirisa Cindy Sahputri, dan Nisak Puji Lestari.
sumber: msports(dot)net

Komentar Vita Terkait Pemanggilan Dirinya ke Pelatnas PBSI 2016

pict Vita/Rafi saat tampil di Kejurnas PBSI 2015.
Induk olahraga bulu tangkis di Indonesia, PP PBSI telah merilis nama-nama pebulu tangkis yang akan menjadi bagian dari Tim Nasional untuk tahun 2016 mendatang. Sebagian besar para penghuni Pelantas Cipayung adalah muka-muka lama, tapi tetap ada beberapa nama yang sebelumnya tidak terdaftar.

Salah satu yang cukup mengejutkan adalah pemanggilan salah satu pebulu tangkis putri yang sudah senior, Vita Marissa. Pebulu tangkis berusia 34 tahun tersebut memang mendapat tiket ke Pelatnas setelah menjadi juara di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2015 bersama Rafiddias Akhdan di sektor ganda dewasa campuran.

Menjadi hal yang mengejutkan karena Vita sendiri mengakui jika dirinya sudah tidak akan lagi tampil di pentas internasional. Turnamen Indonesia Masters Grand Prix Gold 2015 lalu menjadi turnamen Internasional terakhirnya.

"Saya belum tahu apakah akan kembali ke Cipayung. Karena pihak PBSI sendiri baru saja mengumumkan siapa-siapa saja yang dipanggil. Saya belum ada rencana apapun," ujar Vita saat dihubungi MSports.

"Pihak PBSI juga pasti akan berkomunikasi terlebih dahulu ke pihak PB Djarum sebagai klub saya," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Vita juga memberi komentarnya terkait pemanggilan Rafi, pasangannya saat menjuarai Kejurnas PBSI 2015. Dia berharap, Rafi bisa lebih baik daripada periode pertamanya jadi penghuni Pelatnas, yakni 2013 hingga 2015 lalu.

"Saya berharap Rafi bisa jauh lebih baik dari yang sebelumnya dia di Pelatnas. Mudah-mudahan dia bisa membawa bekal ke Pelatnas selama bermain bersama saya," tandas Vita.
sumber: msports(dot)net

Thursday, 17 December 2015

Rexy: Penilaian Promosi Dan Degradasi PBSI 2016 Bukan Cuma Dari Hasil Kejuaraan Saja, Tetapi Dari Latihannya Juga

pict Berry/Ryan yang bertahan di Platnas PBSI 2016
Menutup tahun 2015, Pengurus Pusat PBSI mengeluarkan keputusan promosi dan degradasi atlet penghuni Pelatnas Cipayung. Promosi dan degradasi merupakan agenda rutin PBSI yang bertujuan menyeleksi dan menyaring pebulutangkis terbaik Indonesia untuk menjadi bagian tim nasional.

Kriteria penilaian atlet penghuni pelatnas dilakukan lewat pemantauan tim Pembinaan dan Prestasi (Binpres) selama satu tahun penuh, bukan haya dilihat dari prestasi selama mengikuti kejuaraan, namun juga progress dalam latihan sehari-hari, apakah ada kemajuan signifikan terhadap si atlet, sesuai yang sudah ditargetkan sebelumnya.

“Penilaian promosi dan degradasi bukan cuma dari hasil kejuaraan saja, tetapi dari latihannya juga kami pantau. Si atlet ini sudah memperlihatkan kemajuan yang kita inginkan atau belum?” ujar Rexy.

PBSI akan mengadakan pertemuan dengan klub yang atletnya masuk dalam daftar degradasi. Pada kesempatan ini, tim Pembinaan dan Prestasi bakal memberikan penjelasan serta informasi seputar penampilan atlet tersebut selama tahun 2015.

Mereka yang menjadi juara kelas dewasa dan taruna divisi I di ajang Pertamina Kejurnas 2015 sudah otomatis mendapatkan satu tempat di Pelatnas Cipayung. Selama enam bulan, atlet-atlet ini akan diobservasi dan dinilai lewat empat kriteria yaitu kesehatan, fisik, prestasi di kejuaraan dan attitude. Sebanyak delapan atlet muda dari berbagai klub terbaik di Indonesia, berhasil meraih tiket ke pelatnas. Sedangkan pasangan dari klub Djarum, Rafiddias Akhdan Nugroho/Vita Marissa, menjadi satu-satunya juara dari kelas dewasa yang lolos.

Tahun 2016, kuota tim tunggal putra sebanyak 10 atlet, tunggal putri tujuh atlet, ganda putra 16 atlet, ganda putri 14 atlet dan ganda campuran 19 atlet.

Berikut daftar promosi dan degradasi tim nasional PBSI 2015:

Tunggal Putra
Promosi:
Ihsan Maulana Mustofa, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Firman Abdul Kholik, Muhammad Bayu Pangisthu, Panji Ahmad Maulana, Enzi Shafira, Krisna Adi Nugraha, Reksy Aureza Megananda dan Vega Vio Nirwanda.

Degradasi:
Riyanto Subagja dan Redy Perdana.

Tunggal Putri
Promosi:
Linda Wenifanetri, Bellaetrix Manuputty, Hanna Ramadini, Fitriani, Gregoria Mariska Tunjung, Dinar Dyah Ayustine dan Desandha Vegarani Putri.

Degradasi:
Priskila Siahaya

Ganda Putra
Promosi:
Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, Ricky Karanda Suwardi, Angga Pratama, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Marcus Fernaldi Gideon, Rian Agung Saputro, Berry Angriawan, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira, Ade Yusuf Santoso, Muhammad Rian Ardianto, Fajar Alfian, Hardianto, Kenas Adi Haryanto, M. Fachrikar Adma P dan Muh. Reza Pahlevi.

Degradasi:
Hantoro dan Rian Swastedian

Ganda Putri
Promosi:
Greysia Polii, Nitya Krishinda Maheswari, Della Destiara Haris, Rosyita Eka Putri Sari, Anggia Shitta Awanda, Ni Ketut Mahadewi Istarani, Maretha Dea Giovani, Tiara Rosalia Nuraidah, Rika Rositawati, Rizki Amelia Pradipta, Meirisa Cindy Sahputri, Nisak Puji Lestari, Serena Kani dan Mychelle Chrystine Bandaso.

Degradasi:
Gebby Ristiyani Imawan, Suci Rizki Andini dan Melvira Oklamona

Ganda Campuran
Promosi:
Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Praveen Jordan, Debby Susanto, Edi Subaktiar, Gloria Emanuelle Widjaja, Ronald Alexander, Melati Daeva Octavianti, Riky Widianto, Anissa Saufika, Hafiz Faisal, Shella Devi Aulia, Alfian Eko Prasetya, Masita Mahmudin, Richi Puspita Dili, Rafiddias Akhdan Nugroho, Vita Marissa, Rinov Rivaldy dan Vania Arianti Sukoco.

Degradasi:
Lukhi Apri Nugroho dan Zakia Ulfa
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Sunday, 13 December 2015

Tekuk Langkah Lee/Yoo, Hendra/Ahsan Ke Final SSF Dubai 2015

pict AHSAN/HENDRA yang berhasil tembus Final SSF Dubai 2015
Laga dramatis terjadi pada perebutan tiket final BWF Dubai World Super Series Finals 2015, antara Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong, Korea. Hendra/Ahsan akhirnya menang usai bermain tiga game 21-17, 22-24 dan 21-15 dalam waktu 69 menit.

“Pertama-tama kami mengucapkan syukur bisa menang hari ini. Tinggal selangkah lagi, kami tidak terlalu memikirkan. Buat besok fokus lagi aja,” kata Ahsan.

Di game pertama, Hendra/Ahsan berhasil menguasai jalannya pertandingan. Meski tak berjarak jauh, pasangan Indonesia tersebut selalu berhasil unggul dari Lee/Yoo.

Masuk ke game dua, Hendra/Ahsan juga terus berhasil ungguli perolehan angka. Mereka bahkan unggul 20-17 dari Lee/Yoo. Namun rupanya kehebatan ganda nomor satu dunia asal Korea tersebut tak bisa diabaikan begitu saja. Lee/Yoo menyusul samakan kedudukan 20-20 dan akhirnya menang 24-22.

“Buat matiin mereka juga memang nggak gampang, jadi kami harus lebih siap lagi di game ketiganya,” ujar Hendra.

Di game pamungkas, skor ketat hanya terjadi di awal. Menyentuh angka 9-9, Hendra/Ahsan terus melesat meninggalkan Lee/Yoo. Meski terpaut jauh, laga jatuh bangun dalam mengembalikan shuttlecock tak lepas dari duel dua besar dunia tersebut. Hendra/Ahsan akhirnya menang 21-15 atas Lee/Yoo.

Hendra/Ahsan dan Lee/Yoo sebelumnya sudah sebelas kali berhadapan. Terakhir di babak penyisihan grup A, Hendra/Ahsan kalah dua game langsung, 19-21 dan 10-21 dari Lee/Yoo.

“Menang kalah dari mereka memang nggak mudah ya. Jadi kami fokus aja di sana, nggak mau kalah, karena ini kan sudah semifinal, sistemnya sudah gugur,” ungkap Ahsan.

Selanjutnya di babak final, Hendra/Ahsan akan ditantang pasangan Tiongkok, Chai Biao/Hong Wei. Rekor pertemuan sementara ini sama kuat 1-1. Terakhir keduanya berhadapan di babak penyisihan BWF Destination Dubai World Super Series Finals 2014. Saat itu Hendra/Ahsan mundur dari pertandingan  pada posisi skor 7-11, karena sakit yang dialami Ahsan.

“Buat besok mau habis-habisan aja di lapangan. Masalah taktik mungkin nanti malam akan diomongin dengan pelatih,” kata Hendra lagi.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat match yang sangat seru, adu smash, adu defence apalgi saat poin 19-13 di set 3, permaianan super kelas dunia, silahkan kalu mau liat matchnya
Mohammad AHSAN/Hendra SETIAWAN  (Indonesia) 21-17 22-24 21-15 LEE Yong Dae/YOO Yeon Seong (Korea)
SET 1

SET 2

SET 3


Praveen/Debby Finis Di Semifinal SSF Dubai 2015

pict Praveen/Debby yang gagal bendung ganda Inggris
Langkah terbaik Praveen Jordan/Debby Susanto akhirnya harus terhenti di semifinal BWF Dubai Super Series Finals 2015. Mereka gagal jejaki partai puncak usai dikalahkan pasangan suami istri asal Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock.

“Ya disyukuri aja buat hari ini. Hasilnya mungkin sudah maksimal sampai di sini,” kata Praveen.

“Kalau dibilang puas pasti nggak puas, karena sebenarnya kami punya kans buat menang. Cuma hasilnya kaya gini ya disyukuri saja,” tambah Debby lagi.

Praveen/Debby kalah dua game langsung dari Chris/Gabrielle, 17-21 dan 20-22. Di game pertama sebenarnya Praveen/Debby sempat memimpin perolehan angka, 11-7, 14-10 dan 15-13. Namun sayang keduanya tak bisa mempertahankan keunggulan, malah tersalip menjadi 17-21.

Game kedua, Praveen/Debby juga unggul di awal. Sayang akhirnya Chris/Gabrielle kembali membalikkan posisi dan berbalik menang 22-20.

Tiga kali berhadapan dengan Chris/Gabrielle, Praveen/Debby tercatat belum pernah menang. Terakhir mereka berhadapan di Denmark Open Super Series Premier 2015, Praveen/Debby kalah 8-21 dan 12-21.

“Sebenarnya kami tidak memikirkan head to head sebelumnya. Kalau sudah masuk lapangan, kami sama-sama punya kans untuk menang. Kendalanya cuma, bagaimana kita mengontrol permainan kita sendiri, mengontrol emosi sendiri, terus juga bisa menahan bisa main tidak menggebu-gebu. Rileks di lapangan. Tadi di game pertama kami juga sempat unggul, cuma karena diubah sedikit, jadi pengen buru-buru,” jelas Debby.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Saturday, 12 December 2015

Taklukkan Rekan Se-Pelatnas, Della/Rosyita Juara Di Kejurnas PBSI 2015

pict Podium ganda putri Kejurnas PBSI 2015
Pasangan non-unggulan, Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari, keluar sebagai juara ganda dewasa putri divisi I Pertamina Kejurnas PBSI 2015 setelah mengalahkan rekan se-pelatnas mereka, Melvira Oklamona/Rika Rositawati. Berlaga di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Della/Rosyita keluar sebagai juara usai menghentikan perlawanan Melvira/Rika dalam tiga game, 18-21, 21-7, 21-15.

Kemenangan ini menjadi kemenangan kedua Della/Rosyita atas Melvira/Rika setelah pekan lalu, di Indonesian Masters 2015, Della/Rosyita menang 21-13, 20-22, 21-15.

“Saat game pertama kami masi meraba-raba, belum ketemu pola permainannya seperti apa. Sebenarnya sudah sempat unggul, tapi kemudian tersusul dan kehilangan game pertama,” ujar Della.

“Memasuki game kedua, kami bermain lebih sabar dan yakin. Di sisi lain, mereka banyak mati sendiri,” tambah Rosyita.

Della/Rosyita mendapat tantangan berat saat harus bertemu unggulan 1 di babak semifinal, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani. Mereka mengungguli pasangan Anggia/Ketut dengan skor 17-21, 21-18, 21-19.

“Sejauh ini partai yang paling menegangkan itu di semifinal. Karena kami sudah unggul cukup jauh di game ketiga, namun kemudian terkejar dan kehilangan lima poin,” kata Della, pemain yang baru saja berusia 23 tahun, 8 Desember kemarin.

Tahun 2015 ini merupakan tahun yang sulit bagi Rosyita yang sempat absen lama akibat cedera pangkal paha. Della pun sempat berganti pasangan sebelum akhirnya kembali berpasangan dengan Rosyita. Sebuah harapan pun terselip setelah mereka sukses menjadi kampiun di Pertamina Kejurnas PBSI 2015 ini.

“Harapannya tahun depan bisa naik level ke Grand Prix Gold, Super Series dan jadi juara,” ucap Rosyita.

“Semoga tahun depan bisa masuk top 10,” tambah Della.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Lanjutkan Tren Positif Berry/Rian Juara di Kejurnas PBSI 2015

pict Berry/Ryan yang berhasil juara di Kejurnas PBSI 2015
Laga adu gengsi ganda putra dewasa divisi I Pertamina Kejurnas PBSI akhirnya dimenangkan oleh pasangan Rian Agung Saputro/Berry Angriawan atas rekan sepelatnas, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Rian/Berry yang diunggulkan di tempat ketiga, menang dengan skor 21-15, 19-21, 21-18.


Rian/Berry yang sudah memetik kemenangan di game pertama, sempat kewalahan menghadapi serangan Angga/Ricky di akhir game kedua. Terpaksa game penentuan pun dimainkan.

“Di game pertama, kami bermain menyerang dan terus bermain no lob sehingga lawan tertekan dan tidak bisa mengembangkan permainan. Tetapi di akhir game kedua, lawan mengubah permainan dan balik menyerang kami,” kata Berry.

“Kami mencoba untuk bermain lebih fokus dan konsisten menyerang terus di game ketiga,” ujar Berry, pemain asal klub Djarum.

“Kami berharap di tahun 2016, kami bisa menembus turnamen level super series tanpa harus melewati kualifikasi. Tahun ini kami banyak bertanding di level grand prix dan grand prix gold, semoga tahun depan poin kami cukup untuk bermain di super series,” jelas Rian.

Rian sebelumnya dipasangkan dengan Angga, sedangkan Berry bersama Ricky. Kedua pasangan ini saling bersaing untuk meraih prestasi di kancah internasional.

“Tentunya ada rasa tak mau kalah, kami kan pernah berpasangan, jadi sama-sama tahu kekurangan dan kelemahan masing-masing,” ungkap Berry.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Jonatan Christie Gondol Gelar Kejurnas PBSI 2015

pict Podium tunggal purta Kejurnas PBSI 2015
Jonatan Christie mengukuhkan diri sebagai juara tunggal putra dewasa divisi I Pertamina Kejurnas PBSI 2015. Unggulan pertama ini mengalahkan Fikri Ihsandi Hadmadi yang merupakan wakil DKI Jakarta, dengan skor 21-14, 14-21, 21-19.

Kemenangan ini sekaligus membalas kekalahan Jonatan atas Fikri di ajang Australian Junior 2012, dimana Jonatan kalah 18-21, 10-21.

Pertandingan kedua pemain berlangsung sengit. Jonatan yang sempat ketinggalan 17-19 di game penentuan, berjuang keras untuk mendapat poin. Jonatan akhirnya menutup game ketiga dengan kemenangan saat pukulan Fikri dinyatakan keluar dari arena permainan.

“Sempat tegang juga karena pelatnas kehilangan gelar di ganda campuran dari wakil diluar pelatnas. Apalagi saya unggulan pertama, banyak harapan untuk menang, saya coba jauhkan pikiran itu, tetapi memang tidak bisa dibohongi,” kata Jonatan.

“Di game kedua saya bermasalah dengan angin, jadi permainan saya tidak berkembang. Fikri pun memanfaatkan hal ini,” tambahnya.

“Kemenangan ini terasa spesial buat saya karena tahun ini prestasi internasional saya kurang. Semoga tahun depan lebih baik lagi. Kejurnas tahun ini cukup ramai, namun kurang pemain senior seperti Simon Santoso, Dionysius Hayom Rumbaka dan Tommy Sugiarto. Dan kalau ada Ihsan Maulana Mustofa, sepertinya akan lebih seru,” ucap Jonatan.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Di tahun 2016 nanti,Fitriani berharap Bisa Masuk ke Dalam Skuad Piala Uber 2016

pict Fitriani yang berhasil juara di Kejurnas PBSI 2015
Fitriani sukses meraih gelar juara Pertamina Kejurnas PBSI 2015 nomor tunggal dewasa putri divisi I usai mengalahkan seniornya, Hanna Ramadini di partai final yang digelar hari Sabtu, 12 Desember 2015 dengan skor 22-24, 21-12, 21-8. Gelar ini menjadi gelar Kejurnas pertama bagi Fitriani.

Sebelum partai final ini digelar, Fitriani dan Hanna sudah sama-sama memprediksi bahwa laga akan berjalan dengan ramai. Terbukti, Fitriani berhasil kembali menang dari Hanna lewat pertarungan yang berlangsung selama 58 menit.

“Di game pertama sempat unggul, namun kemudian terkejar dan akhirnya lepas. Saat itu konsentrasi dan fokus saya sempat hilang dan terburu-buru ingin mematikan lawan,” kata Fitriani mengomentari pertandingan final hari ini.

“Saat memasuki game kedua, saya berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memenangkan pertandingan, lebih sabar, dan kontrol bolanya lebih hati-hati. Di game kedua Hanna terlihat stamina sudah terkuras dan banyak mati sendiri,” tambah Fitriani.

Fitriani yang telah menjadi pemain pelatnas selama kurang lebih 1,5 tahun ini berharap di tahun 2016 bisa menjadi bagian dari skuad Piala Uber. Ia juga berharap prestasinya makin meningkat.

“Di tahun 2016 nanti, harapannya bisa masuk ke dalam skuad Piala Uber 2016 dan prestasi saya bisa terus meningkat. Saya ingin tahun depan bisa masuk top 50,” tambah pemain yang saat ini menduduki peringkat 75 dunia.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Dikontrol Lawan, Greysia/Nitya Terhenti Di Semifinal SSF Dubai 2015

pict Greysia/Nitya yang harus takluk di Semi final  SSF Dubai 2015 oleh ganda Denmark
Langkah pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari akhirnya harus terhenti di babak semifinal BWF Dubai Super Series Finals 2015. Mereka kalah dua game langsung dari Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen, Denmark, 17-21 dan 12-21. Terkontrol oleh lawan sejak awal game, diakui Greysia/Nitya menjadi kendalanya hari ini.

“Ya hari ini kami kekontrol sama mereka saja,” kata Greysia singkat.

“Sebenarnya permainannya sama aja kaya kemarin. Tapi seperti yang kak Greys bilang tadi, permainan kami seperti kekontrol sama mereka, bukan kami yang mengontrol mereka. Setiap mereka nambah poin, kami malah terlalu hati-hati, bukannya bermain lepas,” jelas Nitya.

Greysia/Nitya dan Juhl/Pedersen sempat bergantian memimpin perolehan angka di game pertama. Namun kemudian Juhl/Pedersen bisa terus menekan pasangan Indonesia. Juhl/Pedersen unggul 13-12 dan terus melaju 17-13, 19-16 hingga menang 21-17.

Berbeda dengan sebelumnya, di game kedua Greysia/Nitya malah tak bisa berkembang sama sekali. Keduanya terus berada di bawah pengaruh Denmark, tanpa bisa mengungguli perolehan angka satu kali pun. Greysia/Nitya kalah 12-21.

Greysia/Nitya tak berhasil memberikan penampilan terbaiknya, seperti di babak penyisihan grup B kemarin. Terakhir Greysia/Nitya dan Juhl/Pedersen berhadapan di babak penyisihan grup B, Greysia/Nitya menang dua game langsung, 21-13 dan 21-17.

“Target awal kami bisa lolos grup dan ke semifinal sebenarnya. Karena lawan di sini juga udah nggak bisa milih. Semua yang main adalah yang terbaik,” tambah Nitya lagi.

Ini merupakan kali kedua Greysia/Nitya ambil bagian di turnamen super series finals. Tahun lalu keduanya kalah di babak penyisihan pertama, karena kram pada kaki kiri yang dialami Nitya di tengah pertandingan.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat match kekelahan Greysia/Nitya dari ganda Denmark tadi, silahkan
Christinna PEDERSEN/Kamilla RYTTER JUHL (Denmark) 21-17 21-12) Nitya Krishinda MAHESWARI/Greysia POLII (Indonesia)

Semifinal SSF Dubai 2015, Greysia/Nitya Kembali Ditantang Denmark lagi

pict Greysia/Nitya yang akan hadapi ganda Denmark di Semi Final SSF Dubai 2015
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari kembali ditantang pasangan Denmark, Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen, di semifinal BWF Dubai World Super Series Finals 2015. Pertandingan ini mengulang laga akhir Greysia/Nitya di penyisihan grup B sebelumnya. Saat itu Greysia/Nitya bisa menang dua game langsung, 21-13 dan 21-17. Dalam sejarah pertemuannya, ini akan jadi pertemuan keenam bagi mereka, dengan lima kemenangan yang berhasil dibukukan Greysia/Nitya.

“Yang jelas kami akan main sebaik mungkin, lebih fokus dan lebih siap lagi dari hari ini. Sudah sampai di sini, sudah nggak bisa juga mau memilih lawan siapa. Karena lawan nggak ada yang mudah. Jadi lebih baik mempersiapkan diri aja dari pada mikirin maunya lawan siapa,” kata Nitya.

Partai semifinal ganda putri lainnya akan mempertemukan pasangan Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, Jepang, dengan Luo Ying/Luo Yu, Tiongkok.

Di partai ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan kembali ditantang pasangan nomor satu dunia asal Korea, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong. Di babak penyisihan grup sebelumnya, Hendra/Ahsan kalah dua game langsung, 19-21 dan 10-21.

Satu lagi Indonesia ada dari ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto. Praveen/Debby akan berhadapan dengan Chris Adcock/Gabrielle Adcock, Inggris. Tiga kali berhadapan dengan Chris/Gabrielle, Praveen/Debby tercatat belum pernah menang. Terakhir mereka berhadapan di Denmark Open Super Series Premier 2015, Praveen/Debby kalah 8-21 dan 12-21.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Friday, 11 December 2015

Hendra/Ahsan Menang, Tiga Wakil Ke Semifinal SSF Dubai 2015

pict Ahsana/Hendra yang berhasil kalahkan ganda kuata Tiongkok FU/Zhang
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sukses mengatasi Zhang Nan/Fu Haifeng, Tiongkok, di penyisihan grup A BWF Dubai World Super Series Finals 2015. Laga ini merupakan penentu siapa yang berhasil lolos ke semifinal. Sebab baik Hendra/Ahsan maupun Zhang/Fu sebelumnya sama-sama baru memenangkan satu dari dua pertandingan.

Tampil sebagai juara grup A, ialah pasangan Korea, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong. Sementara Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa berada di urutan terbawah tanpa kemenangan dari tiga laganya.

Hendra/Ahsan sukses menyusul dua pasangan Indonesia lain yang sudah aman di semifinal, yaitu Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dari ganda putri, serta pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto.

Hendra/Ahsan memenangkan pertandingan atas Zhang/Fu dalam waktu 27 menit saja. Keduanya lolos usai mengantongi skor 21-14 dan 21-16.

“Dari awal kami tampil menyerang lawan lebih dulu. Selain itu mereka juga kelihatan tidak dalam performa terbaik, nggak seperti penampilan biasanya,” kata Hendra.

Sementara itu di grup B, Mathias Boe/Carsten Mogensen, Denmark dan Chai Biao/Hong Wei, Tiongkok, menjadi dua wakil yang lolos ke semifinal.

“Kami lihat aja dulu siapa nanti lawannya. Sementara ini kami lebih mempersiapkan ke diri kami aja, harus lebih siap lagi,” timpal Ahsan.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat match Greysia/Nitya yang berhasil kalahkan pemain pemain ganda kuat Tiongkok Fu/Zhang dengan 2 game langsung, silahkan
Mohammad AHSAN/Hendra SETIAWAN (Indonesia) 21-14 21-16 FU Haifeng/ZHANG Nan (China)
SET 1

SET 2

Greysia/Nitya Juga Sukses Ke Semifinal SSF Dubai 2015

pict Greysia/Nitya yang berhasil menjadi juara grup setelah kalahkan ganda Denmark
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari melangkah sempurna ke semifinal BWF Dubai World Super Series Finals 2015. Mereka berhasil memenangkan semua pertandingan dari tiga lawannya dan menjadi juara di grup B. Terakhir Greysia/Nitya mengalahkan pasangan Denmark, Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen, Denmark, 21-13 dan 21-17.

Dua pasangan ini sebenarnya sudah dipastikan lolos ke semifinal. Pertandingan ini hanya menentukan posisi juara dan runner up grup. Pasangan lain yang berada di grup B, Eefje Muskens/Selena Piek, Belanda, sudah dua kali kalah, sementara Tian Qing/Zhao Yunlei memilih mundur karena cedera yang dialami Zhao.

“Puji Tuhan kami bisa melewati babak penyisihan ini dengan kemenangan. Tapi sekali lagi perjuangan kami belum selesai. Sekarang kami istirahat, untuk mempersiapkan pertandingan besok, dengan lebih baik lagi,” kata Greysia.

Catatan pertemuan Greysia/Nitya dengan Juhl/Pedersen sejauh ini memang cukup baik. Mereka  menang empat kali dari lima kali tanding.

Greysia/Nitya menang dua game langsung usai bertanding selama 36 menit. Di game pertama, walaupun harus tertinggal lebih dulu, Greysia/Nitya bisa mengatasi permainan Juhl/Pedersen hingga akhirnya menang. Di game kedua pun mereka tak banyak mengalami kesulitan. Meski Juhl/Pedersen sempat menyusul, Greysia/Nitya bisa terus melaju untuk menang 21-17.

“Di game kedua awal, dari yang kami unggul tapi jadi tersusul. Kami sempat terbawa permainan mereka. Tapi untungnya di tengah-tengah kami bisa membalikkan keadaan lagi, seperti sebelumnya,” ujar Nitya.

“Besok kami harus lebih siap lagi. Dipersiapkan lagi semuanya untuk semifinal,” tutur Greysia.

Sementara itu di grup A ganda putri, pasangan Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi tampil sebagai juara grup, diikuti pasangan Tiongkok, Luo Ying/Luo Yu sebagai runner up.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat match Greysia/Nitya yang berhasil kalahkan pemain Denmark tadi, silahkan
Nitya Krishinda MAHESWARI/Greysia POLII (Indonesia) 21-13 21-17 Christinna PEDERSEN/Kamilla RYTTER JUHL (Denmark)
SET 1

SET 2

Jonatan Ditantang Fikri di Final Kejurnas PBSI 2015

pict Jonatan yang berhasil tembus final Kejurnas PBSI 2015
Unggulan 1 turnamen Pertamina Kejurnas PBSI 2015 nomor tunggal dewasa putra divisi 1, Jonatan Christie, sukses menembus babak final. Jonatan meraih tiket final usai menang straight game dari rekan se-Pelatnas, Muhammad Bayu Pangisthu, 21-16, 21-19. Di babak final, Jonatan akan ditantang pemain asal DKI Jakarta, Fikri Ihsandi Hadmadi yang menang 21-9, 21-18 dari Riyanto Subagja.

“Di lapangan yang seperti di sini, harus pintar-pintar mengenali arah angin. Saat game pertama, saya pilih lapangan yang kalah angin dulu, biar enak nyerangnya. Saat game kedua menang angin, saya jadi bingung mau menyerang seperti apa. Kalau mukulnya terlalu kencang, bola malah jadi keluar. Di sisi lain, Bayu lebih siap defend-nya,” ujar Jonatan usai pertandingan.

“Titik baliknya saat kedudukan 9-11 di interval game kedua. Saya mengubah gaya bermain, tidak mau terlalu forsir untuk menyerang dan lebih sabar. Sempat hilang fokus juga terus jadi ketinggalan 17-18 dan kemudian berbalik unggul,” tambah pemain kelahiran Jakarta, 15 September 1997.

Mengenai lawannya besok, Jonatan berkata bahwa ia mewaspadai Fikri.

“Saya harus mewaspadai Fikri. Fikri sudah mengalahkan Firman (Abdul Kholik), Sony (Dwi Kuncoro), dan Riyanto (Subagja). Dia lawan yang berbahaya, sebelumnya juga saya menang-kalah melawan dia,” kata pemain berperingkat 37 dunia ini.

“Besok saya akan menekan dari awal dan jangan membiarkan lawan berkembang. Pokoknya lebih siap aja besok di lapangan,” imbuhnya.

Babak final Pertamina Kejurnas PBSI 2015 akan digelar di Tennis Indoor Senayan, Jakarta pada hari Sabtu, 12 Desember 2015 mulai pukul 09.00 (Divisi 2), sedangkan final divisi 1 akan dimulai pukul 13.00 WIB disiarkan langsung di Kompas TV.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Wakil Pelatnas PBSI Pastikan Gelar Tunggal Dewasa Putri Kejurnas 2015

pict Hanna seusai tundukan Jorji di SF Kejurnas PBSI 2015
Hanna Ramadini akan menantang Fitriani di babak final tunggal putri dewasa divisi I Pertamina Kejurnas 2015 yang digelar di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Sabtu, 12 Desember 2015. Hanna sukses merebut tiket final usai menghentikan perlawanan Gregoria Mariska 23-21, 21-17 lewat laga yang berlangsung selama 43 menit.

“Kami sudah sering latihan bersama di Cipayung, jadi saya sudah tahu bola-bola Gregoria seperti apa dan antisipasinya seperti apa,” ujar Hanna.

“Untuk besok melawan Fitriani, peluangnya masih fifty-fifty. Saya sudah dua kali bertemu Fitri dan selalu kalah. Fitri orangnya ulet, itu yang harus saya antisipasi. Dan yang paling penting, saya harus bisa menjaga fokus saat bertanding, karena jika fokus saya hilang sedikit, saya bisa tertinggal,” tambah Hanna.

Fitriani sendiri melangkah ke final usai Hera Desi Ana Rahmawati mundur dari pertandingan babak semifinal karena cedera saat kedudukan 21-22. Hanna dan Fitriani tercatat sudah 2 kali bertemu dan Hanna belum berhasil menang dari Fitriani. Pertemuan terakhir terjadi September lalu dimana Fitriani berhasil menang 21-9, 21-15 di babak pertama Thailand Open GPG.

“Persiapan untuk babak final besok, saya harus jaga kondisi. Saya harus lebih siap, karena pastinya Hanna punya keinginan untuk bisa menang dari saya,” ujar Fitriani.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Praveen/Debby Lolos Ke Semifinal SSF Dubai 2015

pict Praveen/Debby setelah kalahkan pasangan Denmark 2 set langsung
Praveen Jordan/Debby Susanto sukses membukukan kemenangan kedua di penyisihan grup BWF Dubai World Super Series Finals 2015. Keduanya mengalahkan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, 21-8 dan 21-18. Hasil ini memastikan posisi Praveen/Debby di semifinal, besok (12/12).

Mengawali game pertama, Praveen/Debby tampil meyakinkan dengan unggul jauh 6-0, 11-3, 17-6 dan menang 21-8. Namun masuk ke game dua, Praveen/Debby sempat tertinggal 4-11, sebelum akhirnya melesat, membalikkan keadaan menjadi 16-14. Pasangan Indonesia tersebut akhirnya menang 21-18.

“Di game pertama kami main dengan enjoy. Jadi kalau sudah enjoy mau main seperti apa juga bisa masuk. Lawan juga terus ketekan dari awal. Di game kedua kami menang angin, sementara bola mereka kebanyakan nge-rem. Jadi kami suka terlambat setengah langkah, bola kami juga banyak nangung. Tapi setelah poin 11 ada beberapa pola yang kami ubah, ternyata membuahkan hasil,” kata Debby.

“Target main kali ini kan mau nggak mau harus menang. Jadi gimana caranya kami memang harus menang. Bukan main yakin lagi, tapi kami juga main nekad tadi. Tadi penentuan antara harus pulang atau tetap bertanding,” timpal Praveen.

Sudah lolos ke semifinal, Praveen/Debby tinggal menunggu posisi sebagai juara grup atau runner up grup. Hal tersebut ditentukan oleh pertandingan lainnya di grup B, antara Ko Sung Hyun/Kim Ha Na, Korea dan Liu Cheng/Bao Yixin, Tiongkok.

Praveen/Debby pun menyatakan kesiapannya mengenai siapapun lawan yang akan mereka hadapi di semifinal nanti.

“Dengan semua pemain kami sebenarnya punya peluang. Tinggal gimana nanti di lapangan kami bisa fokus atau tidak,” ujar Debby.

“Besok tinggal siapa yang lebih besar rasa ingin menangnya saja. Untuk strategi akan kami bicarakan menyusul dengan pelatih nanti,” tambah Praveen.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat match yang sangat seru ini, dengan tikungan maut Ala Praveen/Debby di set 2, dari tertinggal 3-11 di awal set dan bisa mengembalikan keadaan jadi 21-18, rugi kalau ga nonton, silahkan

Praveen JORDAN/Debby SUSANTO (Indonesia) 21-8 21-18 Joachim FISCHER NIELSEN/Christinna PEDERSEN (Denmark)
SET 1

SET 2

Kalahkan Unggulan 2, Riky/Annisa ke Final Kejurnas PBSI 2015

Pict Riky/Anisa pasangan baru yang kalahkan unggulan Ronald/Melati
Pasangan Riky Widianto/Annisa Saufika berhasil melangkah ke babak final usai menang straight game 21-19, 23-21 dari unggulan dua, Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti. Di babak final, Riky/Annisa akan berhadapan dengan pasangan Rafiddias Akhdan Nugroho/Vita Marissa asal Jawa Tengah.

“Hari ini kami main nothing to lose dan fight di lapangan. Mereka juga tampaknya ada beban melawan kami karena kami pasangan baru. Kami dari awal bermain menekan,” ujar Riky usai pertandingan.

“Kami sudah melakukan evaluasi dari hasil di Malang (Indonesian Masters-red), sudah tahu tipe permainannya harus gimana. Hari ini kami lebih agresif di depan dan bola depannya juga lebih mendahului daripada mereka,” tambah Annisa.

Pertandingan babak semifinal yang dimulai pukul 13.00 WIB berlangsung ramai, terjadi kejar-kejaran angka di game pertama. Setelah berhasil mengamankan game pertama, Riky/Annisa tampil lebih percaya diri di game kedua dengan terus memimpin perolehan poin. Meski perolehan poin sempat terkejar oleh Ronald/Melati, pasangan Riky/Annisa akhirnya memastikan tiket final setelah satu pengembalian Melati tersangkut di net.

“Di awal game pertama, sempat mengontrol pertandingan, tapi kemudian disusul dan mulai ketinggalan. Hari ini kami banyak mati sendiri,” tutur Ronald.

“Dari awal main gak enak, bola depan yang jadi keunggulan kami, malah nyangkut terus,” Melati menambahkan.

Di babak final, Riky/Annisa akan menantang pasangan Rafiddias/Vita yang melaju ke final usai mengalahkan pasangan Pelatnas PBSI lainnya, Lukhi Apri Nugroho/Zakia Ulfa Azhari 21-15, 21-12.

“Untuk besok di babak final, kami akan mencoba semampu kami. Vita lebih senior daripada kami, kami harus fight di lapangan, menyerang duluan dan yang penting jangan kalah mental dulu,” tutup Riky.

Babak final Pertamina Kejurnas PBSI 2015 kategori dewasa akan digelar hari Sabtu, 12 Desember 2015 mulai pukul 13.00 WIB Live di Kompas TV.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Menang Lagi, Greysia/Nitya Amankan Dua Poin di SSF Dubai 2015

pict kegembiraan Greysia/Nitya setelah tumbangkan ganda Tiongkong dalam 3 game
Pasangan ganda putri, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari sukses amankan dua kemenangan di penyisihan grup B BWF Dubai World Super Series Finals 2015. Greysia/Nitya mengalahkan Tian Qing/Zhao Yunlei, Tiongkok, dan sebelumnya mereka sudah mengalahkan pasangan Belanda, Eefje Muskens/Selena Piek.

Melawan Tian/Zhao, Greysia/Nitya harus melewati laga yang tak mudah. Mereka bermain selama 90 menit penuh, sebelum akhirnya menang 21-17, 14-21 dan 21-16. Pasangan Indonesia ini bahkan harus kehilangan game kedua, karena mengaku lengah dan terburu-buru di lapangan.

“Yang pasti seperti yang kita lihat tadi, bahwa kemenangan kami bukanlah hal yang mudah. Dari game pertama sampai ketiga, benar-benar nggak gampang dapetin poin dari mereka. Mereka pun sama, nggak mudah dapet poin dari kami. Tadi kami main reli, jangan sampai kebawa permainan mereka yang cepat. Walaupun di akhir-akhir kami kadang harus nyolong juga, yang penting jangan terlalu lengah juga dengan permainan mereka,” kata Nitya.

“Di game kedua sebenarnya polanya sama. Cuma kami agak lengah dan terlalu terburu-buru untuk main nyerang. Dari diri kami kurang mengontrol,” tambah Nitya lagi.

Peluang Greysia/Nitya ke semifinal pun terbuka lebar. Namun dengan beberapa skenario pertandingan besok, Greysia/Nitya akan lebih aman jika bisa memenangkan laga ketiganya. Dimana Greysia/Nitya akan berhadapan dengan pasangan Denmark, Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen.

“Untuk pertandingan berikutnya kami masih akan berkonsultasi dengan pelatih. Tapi sebagai pemain, kami pasti ingin memberikan yang terbaik di lapangan. Kami tetap nggak mau mikirin kalau kami sudah menang dua kali, sudah pasti lolos atau gimana. Kami harus tetap fokus,” ungkap Greysia.

“Ini bisa dibilang lawan yang paling berat untuk Greysia/Nitya, kalau dilihat dari rekor pertemuan. Tapi lawan Denmark besok juga berat. Terakhir ketemu mereka kalah,” kata Eng Hian.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Hal Menarik Dalam Laga Greysia/Nitya Melawan Pasangan China

pict Greysia/Nitya yang berhasil menanag dari ganda Tiongkok

Pasangan Greysia Polii/Nitya Krishinda dan Zhao Yunlei/Tian Qing berhasil menyuguhkan pertandingan sengit yang membuat orang tercengang. Dalam pertandingan tersebut pasangan Greysia/Nitya berhasil menang lewat tiga set dengan skor akhir 21-17, 14-21 dan 21-16.

Satu hal yang menarik dalam laga tersebut adalah  banyak terjadi rally-rally panjang hanya untuk meraih  satu angka saja. Dilansir dari akun Twitter @BadmintonINDO, tercatat terdapat 54, 67, 72 dan 77 shots yang terjadi dalam satu rally di set pertama.

Hal tersebut juga kembali terjadi di set kedua. Bahkan jumlah shot yang terjadi semakin banyak jumlahnya. Pada set kedua ini, terdapat satu rally yang mencapai shots hingga 93. Hal tersebut jelas menguras stamina yang dimiliki kedua pasangan.

Selain jumlah shot yang banyak dalam satu rally, hal menarik lainnya yang terjadi dalam laga tersebut adalah aksi kejar-kejaran poin yang ditampilkan kedua pasangan. Beberapa kali kedua pasangan sama-sama memiliki poin imbang di ketiga set tersebut.

Durasi pertandingan antara wakil Indonesia dan China tersebut juga berlangsung cukup lama, yakni mencapai 90 menit. Pertandingan keduanya hampir menyamai satu pertandingan sepakbola.
sumber: indosport(dot)com

Kombinasi Baru Riky/Anissa Jadi Ancaman Buat Ronald/Melati

pict pasangan baru Riky/Annisa diharapkan segera menyusul ke level tinggi
JAKARTA, JUARA.net - Pasangan ganda campuran Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti mewaspadai rekan sesama pelatnas, Riky Widianto/Anissa Saufika, pada babak semifinal Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bulu Tangkis 2015, Jumat (10/12/2015).

Ronald/Melati melaju ke semifinal setelah mengalahkan Fernando Kurniawan/Della Augustia Surya (Jawa Tengah), dengan skor 21-15, 21-10, sedangkan Riky/Anissa menghentikan perlawanan Alfian Eko Prasetya/Masita Mahmudin, 21-17, 21-16.

"Pinginnya sih juara, tetapi masuk ke semifinal pun lawannya sudah lumayan berat. Walaupun Riky/Anissa adalah pasangan baru, namun kami tidak mau meremehkan mereka. Kami sudah sama-sama tahu kualitas permainan masing-masing," kata Melati usai pertandingan.

Riky merupakan pemain senior yang sebelumnya berpasangan dengan Richi Puspita Dili. Anissa yang kini berpasangan dengan Riky dulunya berduet dengan Alfian Eko Prasetya.

"Riky adalah pemain yang lebih senior, sedangkan Anissa selevel dengan kami. Pokoknya besok harus lebih fokus dan tidak boleh lengah," kata Melati yang bersama Ronald sukses menjadi juara Taiwan Terbuka Grand Prix 2015.

Pada laga lainnya, Lukhi Apri Nugroho/Zakia Ulfa berhasil menaklukkan sesama pasangan pelatnas yang tampil sebagai unggulan ketiga, Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia, dengan 20-22, 26-24, 22-20.
sumber: Juara(dot)net

Thursday, 10 December 2015

Praveen/Debby Incar Jadi Juara Grup B SSF Dubai 2015

pict Praveen/Debby yang ingin juara grup B SSF Dubai 2015
Praveen Jordan/Debby Susanto berhasil memetik kemenangan pertamanya di babak penyisihan grup B, BWF Dubai World Super Series Finals 2015. Dalam waktu 37 menit, Praveen/Debby merebut dua game langsung, 21-18 dan 21-17 atas pasangan Tiongkok, Liu Cheng/Bao Yixin.

“Kami banyak belajar dari pertemuan terakhir di Taipei. Sebenarnya tidak ada yang berubah dari permainan kami, tapi kami main lebih sabar aja dan nggak buru-buru hari ini. Tipe pemain cowoknya kan kencang dan banyak menyerang. Jadi gimana caranya dia nggak dapat kesempatan buat itu, kami main pelan,” kata Debby.

Kemenangan ini membuat Praveen/Debby berhasil menyamakan kedudukan 2-2 dalam rekor pertemuannya. Sebelumnya di pertemuan terakhir di Chinese Taipei Open 2015 lalu, Praveen/Debby juga menang  21-18, 15-21 dan 21-16 dari Liu/Bao.

Main di grup B, selain dengan Liu/Bao, Praveen/Debby juga bersaing dengan Ko Sung Hyun/Kim Ha Na dari Korea dan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Praveen/Debby pun mengaku mengincar posisi sebagai juara grup.

“Inginnya bisa juara grup, karena melihat lawan kami di grup ini, semuanya ada kans buat kami menangkan. Tapi ya nggak mau muluk-muluk dulu. Hadapi aja setiap partai dengan baik,” kata Debby.

Di babak penyisihan grup berikutnya, Praveen/Debby akan berhadapan dengan Ko/Kim. Posisi sementara, Praveen/Debby dan Ko/Kim sama kuat 3-3. Namun Praveen/Debby mempunyai catatan yang lebih baik, dengan kemenangan di pertemuan terakhir mereka, di China Open Super Series Premier 2015, 15-21, 21-11 dan 21-16.

“Pertandingan terakhir tahun 2015 dan pertama kali juga main di super series finals, jadi kami mau fokus aja dulu. Harapannya semoga di sini bisa juara, menutup perjalanan tahun 2015,” kata Praveen
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Raih Kemenangan Pertama, Greysia/Nitya Ingin Lebih Siap di Dubai SSF 2015

pict Greysia/Nitya yang berhasil jungkalkan pemain Belanda di SSF Dubai 2015
Mengikuti langkah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, pasangan ganda putri, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari juga berhasil meraih kemenangan pertamanya di babak penyisihan grup BWF Dubai World Super Series Finals 2015. Greysia/Nitya tampil cukup baik dengan mengalahkan pasangan Belanda, Eefje Muskens/Selena Piek, 21-13 dan 21-17.

Selalu unggul dan bisa menang di game pertama, Greysia/Nitya justru sempat disulitkan pada game kedua. Mereka unggul duluan dengan 7-3 di awal. Namun kemudian Muskens/Piek membalikkan keadaan dengan merebut sebelas poin secara berurutan, menjadi 7-14. Beruntung akhirnya, Greysia/Nitya berhasil mengembalikkan permainan mereka dan mengejar poin hingga menang 21-17.

“Pola permainan kami sudah ketebak pada saat game kedua. Di game pertama kami menjalankan strategi A dan berjalan baik. Terus di game kedua kami pakai strategi A juga yang sama, jadi sudah ketebak sama lawan. Kami kurang bervariasi. Tapi kemudian kami mencoba main tenang dan merubah permainan dengan lebih bervariasi,” kata Greysia.

Baru sekali berhadapan di lapangan, Greysia/Nitya cukup mengakui keunggulan Muskens/Piek, yang menjadi lawan perdananya ini. Bagi Greysia/Nitya, kesiapan di lapangan menjadi hal penting untuk memenangkan pertandingan.

“Ini sudah super series finals, jadi nggak ada lawan yang gampang. Tergantung kesiapan kami di lapangan. Siapa yang siap, dia yang menang,” tambah Greysia.

Selanjutnya, Greysia/Nitya akan berhadapan dengan Tian Qing/Zhao Yunlei, Tiongkok. Dari lima kali pertemuan, Greysia/Nitya baru berhasil mengamankan satu kali kemenangan. Terakhir di BWF World Championships 2015, Greysia/Nitya kalah dua game langsung, 8-21 dan 16-21.

“Besok pastinya kami harus lebih siap lagi dari hari ini. Karena lawan mereka juga nggak gampang. Kami bukan hanya siap tenaga, tapi juga kesiapan fokus di lapangan,” ujar Nitya.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat match Greynit yang berhasil jungkalkan pemain Belanda

Nitya Krishinda MAHESWARI/Greysia POLII (Indonesia) 21-13 21-17 Eefje MUSKENS/Selena PIEK (Netherlands)
SET 1

SET 2


Praveen/Debby: Target Awal Sudah Tercapai di SSF Dubai 2015

pict Praveen/debby yang berhasil penuhi target kalahkan pemain China Liu Cheng/Bao Yixin
Bisa main di BWF Dubai World Super Series Finals 2015 merupakan salah satu target pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto, dari awal tahun. Keduanya sudah mengincar untuk turut ambil bagian di turnamen yang menawarkan total hadiah senilai USD 1 juta tersebut.

“Perasaannya tentu senang. Karena waktu awal tahun juga targetnya memang ingin main di super series finals ini. Jadi target awal sudah tercapai. Sudah terwujud, jangan sampai lengah aja,” kata Praveen.

Super series finals merupakan akhir dari gelaran turnamen super series dalam setahun. Poin BWF Dubai World Super Series Finals 2015 kali ini dihitung sejak All England 2015 hingga Hong Kong Open 2015 lalu, terdiri dari tujuh turnamen super series dan lima turnamen super series premier.

Praveen/Debby berada di grup B. Mereka satu grup dengan Liu Cheng/Bao Yixin dari Tiongkok, Ko Sung Hyun/Kim Ha Na dari Korea dan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.

 “Lawannya semua sama-sama pernah menang dan sudah tahu semuanya. Tinggal fokus lagi dan siapa yang lebih ingin menang aja. Targetnya pengennya all final dengan Tontowi/Liliyana,” ujar Praveen lagi.

“Peluang pasti ada ada. Dari awal kami ingin menghindari satu grup dengan Ci Butet dan Owi dulu. Sekarang tinggal gimana caranya bisa lolos penyisihan grup aja. Karena kalau dilihat dari lawan, semuanya sudah pernah saling mengalahkan,” ungkap Debby.

Lawan pertama yang akan dihadapi Praveen/Debby ialah pasangan Tiongkok, Liu Cheng/Bao
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat match Praveen/debby yang kalahkan ganda China kemarin
Praveen JORDAN/Debby SUSANTO (Indonesia) 21-18 21-17 LIU Cheng/BAO Yixin (China) 
SET 1

SET 2

Hendra/Ahsan Kantongi Kemenangan Pertama di SSF Dubai 2015

pict Ahsan/Hendra yang berhasil tundukan wakil Japan di babak penyisihan SSF Dubai 2015
Pasangan ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan berhasil mengantongi kemenangan pertamanya di penyisihan grup A BWF Dubai World Super Series Finals 2015. Keduanya mengalahkan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, Jepang, dengan skor 21-17 dan 21-19. Kemenangan ini sekaligus menambah dominasi Hendra/Ahsan atas Endo/Hayakawa, yang sebelumnya selalu menang dari delapan kali berhadapan.

“Hari ini lumayan juga. Sudah sering ketemu, jadi intinya kami main menyerang lebih dulu,” kata Hendra usai pertandingan.

Selanjutnya di babak penyisihan kedua, Hendra/Ahsan akan berhadapan dengan pasangan Korea, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong. Di lapangan, kedua pasangan ini sudah sepuluh kali berhadapan. Hendra/Ahsan mengantongi empat kemenangan, termasuk pertemuan terakhirnya di BWF World Championship 2015 lalu.

“Dijalani saja. Besok kan lawannya lebih di atas kami, jadi sebisa mungkin main lepas aja,” kata Ahsan tentang laganya melawan Lee/Yoo.

Hendra/Ahsan minimal harus menang satu kali lagi untuk lolos ke semifinal. Selain Lee/Yoo, ada pasangan Tiongkok, Zhang Nan/Fu Haifeng yang juga duduk di grup A.

“Yang pasti kami konsentrasi dulu ke pertandingan besok, nggak mau memikirkan lawan Tiongkok berikutnya dulu. Keduanya sama kuat. Intinya lawan yang ada di depan diambil dulu aja poinnya,” ungkap Hendra menambahkan.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat match Ahsan/Henda kemarin melawan ganda Japan, silahkan
Mohammad AHSAN/Hendra SETIAWAN  (Indonesia) 21-17 21-19 Hiroyuki ENDO/Kenichi HAYAKAWA (Japan)

Wednesday, 9 December 2015

Dedikasi 2 Srikandi Vita Marissa dan Adriyanti Firdasari Yang Kini Telah Pensiun

Tidak terasa 2 pemain senior Indonesia, yaitu Vita Marissa dan Adriyanti Firdasari harus gantung raket dari dunia perbulutangkisan, prestasi luar biasa sudah diberikan ke dua pemain ini selama berkarier dalam waktu yang sangat lama, Firda selama 20 tahun sedangkan Vitta selam 28 tahun berkarier di dunia perbulutangkisan Indonesia.

Adriyanti Firdasari yang biasa di panggil mpok Firda oleh para BL (Badminton Lovers Indonesia) lahir 28 tahun yang lalu yaitu tanggal 16 Desember 1986 yang berarti tahun ini berusia 29 tahun dengan ID atlet bernomor 000004920 dan ID BWF nomor 14710 yang lahir di Jakarta, berasal dari klub yang membesarkan dan mendidiknya yaitu Klub Jayaraya Jakarta mempunyai tinggi 170 cm dengan memakai tangan kanan dalam bertanding merupakan pemain yang sangat lincah, footworknya juga oke. Smash yang keras dan dropshootnya sangat tajam menghujam pertahanan lawan merupakan senjata utama mpok firda dalam mengalahakn lawanya dan tentu semngatnya yang tinggi dan enrgik merupakan ciri utama Firda dalam setiap pertandingannya.

Peristiwa yang paling menyedihkan di alami Firda yaitu saat Cedera dalam turnament Indonesia Open 2012 tepatnya pada hari rabu 13 Juni 2012 saat melawan Wang Yihan pemain asal China lalu dokter kemudian memeriksa kondisi Firda. Beberapa menit kemudian, Firda diangkut menggunakan kursi roda keluar lapangan. Pemain tunggal putri yang terpilih maju ke Olimpiade London 2012 itu meneteskan air mata. Ia tak mengeluarkan sepatah kata pun ketika tim medis membawanya menuju rumah sakit untuk melakukan rontgen. seperti pada pict di bawah ini
Pemain Bulutangkis Indonesia Adrianti Firdasari didorong menggunakan kursi roda setelah mengalami cedera saat bertanding melawan Wang Yihan asal Cina dalan Indonesia open 2012 di Istora Senayan, Jakarta (13/6). TEMPO/Amston Probel
Lalu dari cedera yang di alami Firda mengalami penurunan dalam permianannya, tapi dalam suatu turnament, Firdasari juara saat lututnya cedera yaitu pada turnament Pertamina Open 2013 dalam kutipan wawancaranya Firda berkata "Sejak kemarin lutut kiri saya sakit. Hari ini partai final, saya paksakan untuk bermain, alhamdulillah menang. Saya juga berharap cedera ini cepat berlalu, saya ingin kembali berpartisipasi menorehkan prestasi bagi Indonesia di kancah internasional pada tahun depan," dari kutipan tersebut SEMANGAT FIRDA memang tidak bisa diragukan lagi.

selama berkarier prestasi yang di berikan Firda antara lain:
2005 :
Juara New Zealand Open 2005
Medali emas Tunggal Putri SEA Games 2005
2006 :
Juara Belanda Open 2006
Juara Bulgarian Open 2006
2007 :
Medali Perak Tunggal Putri SEA Games 2007 di Thailand
2010 :
Runner-up Kumpoo Macau Open Badminton Championships
2011
Medali Perak SEA Games XXVI 2011
2014
Runner-up Malaysia Open Grand Prix Gold
Juara Indonesian Masters Open 2014

Tepat pada Turnament Indonesia Master 2015 yang berlangsung di Malang Firda mengakiri kariernya di dunia perbulutangkisan Internasionalnya, dalam Instagramnya Firda berkata "Setelah 20 tahun menekuni dunia bulutangkis, tadi adalah hari terakhir saya bertanding... Saat tadi nama saya dipanggil masuk lapangan ada perasaan sedih, haru, bangga dll. Berat rasanya ninggalin dunia yg sudah membesarkan nama saya, tapi semua itu harus dilalui dan suatu saat semua atlit akan mengalami hal yg sama. Terimakasih untuk semua fans telah memberikan support, saran, kritik yg diberikan kepada saya selama ini. Terimaksih Pelatih2 yg menangani saya selama ini, PBSI , Club Jaya Raya Terimakasih untuk orang tua dan keluarga saya yg selalu mensupport saya Dan Terimakasih juga untuk sahabat2 dan teman2 saya" 

Terima kasih Firda atas dedikasimu selama ini, semoga karirmu selnjutnya yang rencana menjadi pelatih bisa berjalan lancar, good luck Mpok Firda


Vita Marissa yang biasa di panggil Ci Vita oleh para BL (Badminton Lovers Indonesia) lahir di Jakarta 34 tahun silam tepatnya tanggal 4 Januari 1981 dengan ID Atlet: 000004944 dan ID BWF: 10360 bertinggi 171 cm dan berat badan 66 kg, berasal dari klub yang membesarkan dan mendidiknya yaitu Klub Djarum dan klub Tangkas.
Vita ini pemain yang sangat suka berganti pasangan tidak kurang 17 orang bisa merasakan tampil bersama Vitta seperti : Nadya Melati, Mona Santoso, Greysia Polii, Lilyana Natsir, Saralee Thoungthongkam, Nova Widianto, Tony Gunawan, Flandy Limpele, Deyana Lomban, Variella Aprilsasi Putri Lejarsari, Flandy Limpele, Hendra Aprida Gunawan, Praveen Jordan, shendy puspa irawati dan yang terbaru menjelang pensiun berpasangan dengan pemain muda Djarum dalam mengikuti Sirnas bergantian di ganda campuran bersama Jeka Wiratama dan rafiddias akhdan nugroho, dan di ganda putri bersama Komala Dewi, mungkin masih ada yang berpasangan dengan Vita Marissa.

Tidak diragukan lagi permainan dari Vita ini, segudang prestasi sudah diberikan ke bangsa dan negara Indonesia, namu menurut saya prestasi dan permaianan dari Vita terbaik adalah saat bersama Lilyana Natsir yang biasa menjuarai ganda putri di kandang macan yaitu Juara China Master Super Series 2007, itu sangat luar biasa bisa juara di saat dominasi ganda putri di kuasai negeri panda tersebut, di final mengalahkan jagoan tuan rumah Yang Wei/Zhao Tingting dalam 3 game, LUAR BIASA PENAMPILAN VITA DAN LILIYANA DENGAN SEMANGATNYA
pict Vita/Lilyana Menjuarai China Master 2007
Namun, ada juga hal menyedihkan yang dirasakan putri bungsu dari pasangan Aris Harsono dan Yulianawati ini.Vita Marissa sempat mengalami cedera bahu yang cukup parah di tahun 2004, hal tersebut membuat performanya tak sempurna
"Saat saya tertimpa cedera bahu, lalu saya harus dioperasi. Saat itu saya kehilangan segalanya dan harus mulai dari nol lagi, tabungan habis semua dan nilai kontrak turun. Rasanya sedih, tetapi hikmahnya banyak sekali. Saya belajar, kalau kita punya sesuatu harus dijaga baik-baik, dan jaga hubungan baik dengan banyak orang," tutur Vita, 
Cederanya yang bertambah parah memaksa Vita harus menjalani operasi bahu dan pemulihan selama enam bulan. Ia mengaku motivasi juga menjadi kuncinya saat itu untuk tetap optimistis menatap kariernya sebagai atlet. 
"Sejak operasi bahu sempat tidak bisa apa-apa dan akhirnya sekarang masih bisa eksis. Saya tidak pernah patah semangat karena terus memotivasi diri," ujar Vita yang selalu khas dengan rambut pendeknya itu.

Dengan nama besar yang disandangnya, ternyata tak lantas membuat Vita Marissa menjadi pemain yang sombong. Vita bahkan begitu ramahnya bersedia melayani permintaan para fans untuk berfoto dan tanda tangan pada saat Indonesia GPG 2013 yang di helat di Jogja. selain itu di dunia Sosmed Vita juga sering menjawab dan membalas komentar fansnya, terutama yang ada di Isntgram, sangat luar biasa keramahan Vita ini.

Tepat di helatnya turnament Indonesia Master 2015 yang berlangsung di Malang, Vita menyatakan pensiun dari dunia Bulutangkis stelah selesai pertandingan ganda putri yang berpatner dengan Komala Dewi yang di kalahkan Yu Yang/Tan Yuanting dari China, yang di umumkan lewat media sosial media Isntagram pribadi milik Vita Marisaa bertutur "Ok this is the time to say Goodbye for all .. there is no word to describe all my feeling now except THANK YOU GOD for everything, thank u to my Papa, all my family,all my clubs, PBSI, all my coaches , all my partner, all my goodfriend, all my fans and of course for INDONESIA. Its been 28 years since the first time i hold my racket and is still hard to let it go ✌🏼️ I dont want to be sad cause i believe Badminton is my life ... my home, i will see u in another chapter of my life guys. Love u all. 
#proudtobeINDONESIAN #vitamarissa #VM #badminton #farewell #goodbye #mylife #sport

Thank You Ci Vita atas kontribusi dan dedikasimu selama ini untuk bulutangkis Indonesia, semoga karirmu selanjutnya yang rencana menjadi pelatih bisa berjalan lancar, good luck Ci Vita. sukses



Untuk Firda dan Vita Janganlah lelah berjuang demi nama baik bangsa dan negara tercinta ini dan saya yakin namamu terukir indah di relung hati para pecinta bulutangkis Indonesia. Semoga selalu sukses terus dan di beri keberuntungan setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan, amin


Referensi: wikipedia, Intagram Firda dan Vita, liputan6(dot)com, sporttempo(dot)co, kompasiana(dot)com, antaranews(dot)com, sport(dot)sindonews(dot)com, badmintonindonesia(dot)org