Saturday, 5 December 2015

Bambang Supriyanto Evaluasi Penampilan Tunggal Putri Di Indonesia GPG 2015

pict Lindaweni yang terhenti di QF Indonesia GPG 2015
Penampilan tunggal putri Pelatnas Cipayung memang kurang maksimal di turnamen Yonex-Sunrise Indonesian Masters 2015. Para pemain muda seperti Fitriani, Priskila Siahaya dan Dinar Dyah Ayustine terhenti di babak pertama. Gregoria Mariska juga dihentikan unggulan pertama dari India, Sindhu PV, di babak pertama.

Hanna Ramadini pun tak dapat melanjutkan perjalanan di turnamen berhadiah total 120 ribu Dollar AS ini saat ditundukkan Maria Febe Kusumastuti di babak kedua. Sebagai wakil terakhir tunggal putri pelatnas di babak perempat final, Linda Wenifanetri akhirnya terhenti.

Linda dikalahkan sesama pemain Indonesia dari PB Mutiara Cardinal Bandung, Hera Desi Ana Rachmawati, dengan skor 21-19, 22-24, 15-21. Kepala Pelatih Tunggal Putri PP PBSI Bambang Supriyanto memberikan keterangan seputar evaluasi tim tunggal putri dibawah asuhannya.

“Hera hari ini tampil cukup bagus, dia memang punya stroke yang bagus. Sedangkan Linda punya trauma dengan keunggulan 20-14 dan kemudian terususul oleh lawan. Linda juga terlalu mudah kehilangan sampai 3-4 angka,”jelas Bambang kepada Badmintonindonesia.org.

Menyoroti perkembangan pembinaan di tunggal putri yang lebih menantang ketimbang sektor lain, Bambang mengatakan bahwa ini merupakan PR yang mesti dicari jalan keluarnya bersama-sama.

“Saat ini kami memang kekurangan bibit tunggal putri yang berkualitas. Ini adalah PR buat kita semua. Saat ini kita harus fokus pada pemain seusia Gregoria (Mariska), usia 17 tahunan harus sudah mulai dibina. Tunggal putri beda dengan tunggal putra yang sekarang punya bibit seperti Ihsan (Maulana Mustofa), Anthony (Sinisuka Ginting), Jonatan (Christie) dan Firman (Abdul Kholik),” tutur Bambang.

“Bicara tunggal putri tidak bisa lihat hasil jangka pendek. Paling tidak harus 4-5 tahun mendatang baru kelihatan hasilnya. Pola pembinaan di klub-klub besar pun harus ditingkatkan,” tambahnya.

Menyoal wakil tunggal putri yang berpeluang untuk lolos ke olimpiade, saat ini dua kandidat sama-sama punya kans. Saat ini Linda berada di peringkat 24 dunia, sedangkan Febe di posisi 21 dunia.

“Kalau rangking misalnya beda beberapa peringkat, akan dilihat lagi. Kira-kira siapa yang bisa melawan pemain-pemain Top 10? Namun kalau ditanya saya pribadi, saya menyerahkan semuanya kepada PBSI, Linda atau Febe yang akan dikirim ke olimpiade,” pungkasnya.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

No comments:

Post a Comment