Monday, 30 November 2015

Nova Widianto Tak Puas dengan Hasil Macau GPG 2015

Pict Edi/Gloria yang gagal pertahankan gelar di Macau GPG 2015
Pelatih ganda campuran Nova Widianto menungkapkan kekecewaannya atas hasil yang dicapai anak-anak didiknya di turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2015. Menurutnya, peluang ganda campuran Indonesia sangat terbuka untuk mempertahankan gelar juara di turnamen berhadiah total 120 ribu Dollar AS ini.

Pada tahun lalu, pasangan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja keluar sebagai juara. Namun kali ini Edi/Gloria terhenti di babak perempat final dari pasangan Shin Baek Cheol/Chae Yoo Jung (Korea). Pasangan unggulan ketujuh Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti yang berhasil menembus semifinal, juga tidak dapat menahan laju wakil Negeri Ginseng, Choi Solgyu/Eom Hye Won.

Sementara satu wakil ganda campuran lainnya, Alfian Eko Prasetya/Anissa Saufika, terpaksa menyerah dari Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah (Hong Kong) pada babak pertama.

“Akhir-akhir ini penampilan Edi/Gloria memang terus menurun. Ada banyak masalah non-teknis yang mesti kami selesaikan, salah satunya komunikasi di lapangan. Edi yang biasanya menjadi motor di lapangan, belakangan sering kebingungan di lapangan, kami sedang mencari solusinya,” beber Nova.

Peluang tim Indonesia sebetulnya makin terbuka dengan mundurnya dua unggulan teratas yaitu Ko Sung Hyun/Kim Ha Na (Korea) dan Chrsi Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris).

“Kalau ditanya saya pribadi, tidak cukup segini, apalagi tahun lalu kita juara di ganda campuran. Ditambah lagi tahun ini unggulan pertama dan kedua tidak ada, seharusnya kami bisa mengambil gelar juara,” ujar Nova yang ditemui di stadion Tap Seac Multisports Pavilion.

“Saya yakin dengan kemampuan pemain-pemain Indonesia, saya yakin mereka bisa. Ini sangat disayangkan,” tambah mantan pemain ganda campuran peraih medali perak Olimpiade Beijing 2008 bersama Liliyana Natsir ini.

Nova berharap para pemain kini dapat mempersiapkan diri dengan baik jelang turnamen Yonex-Sunrise Indonesian Masters 2015 yang akan dilangsungkan di Malang, Jawa Timur, pada pekan depan. Meskipun harus mengikuti beberapa turnamen berurut-turut, namun Nova menganggap soal stamina bukanlah masalah.

“Kalau kondisi fisik sebenernya tidak terlalu berpengaruh, kami sudah biasa sehari main sampai tiga kali. Di sini kan hanya sekali. Saya rasa yang lebih penting harus dijaga itu fokus dan konsentrasinya. Inilah yang berat kalau mengikuti turnamen berturut-turut,” pungkas Nova
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Rian/Berry Harus Puas di Posisi Runner-Up Macau GPG 2015

pict podium Berry/Rian di Macau GPG 2015
Rian Agung Saputro/Berry Angriawan masih belum dapat mengatasi perlawanan pasangan asal Korea, Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol, di partai puncak turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2015. Juara Dunia 2014 tersebut mengalahkan Rian/Berry dalam dua game langsung, 22-20, 21-14.



Pada game pertama, Rian/Berry tampil cukup baik dengan bermain menyerang. Smash keras Berry seringkali membelah pertahanan Ko/Shin, sabetan Rian dengan tajamnya juga membuat lawan sulit mengembalikan. Meski sempat ketinggalan 19-20, namun Rian/Berry menyamakan kedudukan menjadi 20-20. Namun Ko/Shin yang tampil lebih tenang, akhirnya dapat memenangkan adu setting.



Di awal game kedua, Rian/Berry juga sempat menahan laju perolehan angka Ko/Shin. Namun sayang, Ko/Shin tampaknya sudah menemukan ritme permainan yang tepat untuk meredam perlawanan Rian/Berry. Pasangan unggulan kedua ini banyak memberi bola-bola datar (no lob), sehingga menutup kesempatan buat Rian/Berry untuk menyerang.



"Ko/Shin memang mengubah taktik di game kedua dengan bermain no lob. Saat itu kami kesulitan untuk menyerang dan banyak pukulan yang menyangkut di net," jelas Berry soal pertandingan.



"Ko/Shin punya pertahanan yang rapat dan sulit ditembus. Pada game kedua, saya masih kepikiran soal game pertama. Seharusnya kami masih bisa mengambil game pertama, sayang sekali," tambah Berry yang bersama Rian merupakan juara Indonesia International Challenge 2015.



Meskipun belum keluar sebagai juara, namun Rian/Berry mengaku bersyukur dengan pencapaian mereka di turnamen ini. Untuk pertama kalinya sejak berpasangan pada akhir tahun lalu, Rian/Berry mampu menembus final turnamen level grand prix gold.



"Tetap disyukuri, tapi masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Namun ini menjadi modal buat kami kedepannya. Semoga kami tampil lebih bagus lagi di turnamen Indonesian Masters pada minggu depan," ucap Rian, pemain asal klub Suryanaga Surabaya.



Pasangan ganda campuran Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti dan pemain tunggal putra Ihsan Maulana Mustofa membawa pulang medali peruggu setelah terhenti di semifinal.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat match finalnya, bisa di lihat di sini ya
KO Sung Hyun/SHIN Baek Cheol (Korea) 22-20 21-14 Berry ANGRIAWAN/Ryan Agung SAPUTRA (Indonesia) 
SET 1

SET 2

Sunday, 29 November 2015

Empat ganda harus fokus poin Olimpiade 2016

pict Tontowi/Liliyana bersiap di Olimpiade 2016
Jakarta (ANTARA News) - Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengharapkan empat pasangan andalan nasional menjaga penampilan pertandingan dan fokus mengejar poin Olimpiade sebelum April 2016.

"Kami memang ingin meloloskan sebanyak mungkin atlet ke Olimpiade. Tapi, kami harus akui hanya dapat meloloskan empat wakil jelang akhir kualifikasi. Akhir 2015 ini adalah waktu penting bagi atlet untuk mengumpulkan poin sebanyak mungkin," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky di Jakarta, Sabtu.

Empat pasangan itu adalah ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto, ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.

Rexy mengharapkan seluruh atlet senior PBSI tetap fokus dan tidak lengah pada setiap pertandingan yang diikuti baik tingkat super series premier, super series, maupun grand prix gold.

"Jika mereka kalah pada putaran-putaran awal itu lebih baik. Kami dapat langsung mengevaluasi penampilan mereka. Dari pada mereka terus menang tapi kemudian terlena dengan kemenangan itu," kata dia.

Pelatnas PBSI telah mengevaluasi penampilan Tontowi/Liliyana selepas kalah pada Prancis Terbuka 2015 dan Tiongkok Terbuka 2015 serta Hendra/Ahsan pada Tiongkok Terbuka 2015 dan Denmark Terbuka 2015.

"Kami sudah memberikan program latihan yang terpisah untuk Tontowi dan Liliyana. Kami lebih mengarahkan Tontowi untuk mengambil tanggung jawab dan mengendalikan situasi saat pertandingan," kata Rexy.

Penampilan Praveen/Debby yang terus meningkat, lanjut Rexy, juga memicu Tontowi/Liliyana meningkatkan prestasi mereka.

Sementara, Hendra/Ahsan masih merasa menjadi harapan tunggal pada ganda putra karena poin yang diperoleh Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi masih terlalu jauh untuk menembus delapan besar dunia.

"Kami juga berharap peluang Greysia/Nitya mengejar medali Olimpiade tidak lolos. Mereka telah juara Asian Games 2014 dan mengalahkan pemain-pemain Asia. Pada nomor ganda putri, pemain-pemain Asia memang dominan dibanding Eropa," kata Rexy.

Greysia/Nitya, menurut Rexy, harus mengevaluasi penampilan mereka terutama pada kondisi pikiran.
sumber: antaranews(dot)com

PBSI akan adil dalam hak istimewa Olimpiade 2016

pict Rexy berbicara tentang Olimpiade 2016
Jakarta (ANTARA News) - Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) berjanji akan adil menggunakan hak istimewa penentuan atlet Pelatnas dan non Pelatnas yang bakal mengikuti Olimpiade 2016.

"Pada nomor tunggal, kami harus berlaku adil. Misalnya, Maria Febe dan Linda Wenifanetri. Jika Febe ada pada peringkat 20 besar dan Linda ternyata pada peringkat 30 besar dunia, kami tidak perlu hak prerogatif itu karena perbedaan poin jauh," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky di Jakarta, Sabtu.

Rexy melanjutkan jika perbedaan peringkat dunia dalam catatan BWF antara Febe dan Linda tidak terpaut jauh, PBSI akan menyeleksi kedua pemain dengan sejumlah tolok ukur.

"Kami akan melihat pertandingan mereka dengan pemain-pemain peringkat 10 besar dunia. Jika Linda banyak mengalahkan pemain yang masuk peringkat 10 besar dunia, dia harus maju ke Olimpiade," kata Rexy.

Tolok ukur berikutnya adalah prestasi atlet pada turnamen tingkat super series baik pada putaran final, semifinal, maupun perempat final.

Sektor tunggal putri Pelatnas PBSI terus memantau perkembangan Linda dengan memberikan porsi latihan sesuai kondisi mental pascacedera.

"Pada tunggal putra, kami tidak tahu kondisi Tommy karena dia sudah tidak berada di Pelatnas dan sejak dari Denmark prestasinya terus melorot," kata dia.

Atlet-atlet tunggal putra Pelatnas PBSI, lanjut Rexy, yang berpeluang mengikuti Olimpiade 2020 adalah Ihsan Maulana Mustofa, Jonatan Christie, dan Anthony Ginting.

"Tunggal putra kami memang masih muda, tapi mereka terus berkembang. Hanya Jonatan yang sekarang agak turun padahal dia sudah mengalahkan unggulan India Srikanth di Makau," kata Rexy.

Rexy menambahkan PBSI mengharapkan ketiga atlet masuk 40 besar dunia sebagai langkah awal mengikuti turnamen super series dan Piala Thomas 2016.
sumber: antaranews(dot)com

PBSI Putuskan Atlet yang Main Rangkap Mulai 2016

pict Logo PBSI yang berencana main rangkap di tahun 2016
Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akan menetapkan atlet-atlet yang bermain rangkap mulai 2016.

"Kami akan fokus pada pemain-pemain muda yang memang mampu bermain rangkap, baik pada ganda putra, ganda putri, maupun ganda campuran. Saya sudah sampaikan kepada pelatih dan akan kami jalankan pada awal tahun depan," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Rexy Mainaky di sela MILO School Competition 2015 di Jakarta, Sabtu.

Penetapan atlet bermain rangkap pada nomor ganda dilatarbelakangi prestasi sejumlah pasangan atlet pada ganda campuran dan ganda putra maupun putri yang terus melorot pada setiap turnamen.

"Jika sampai akhir tahun, seorang pemain ganda putra atau putri kurang berprestasi, kami akan mencoba untuk memindahkannya ke ganda campuran. Akan tetapi, kami akan tetap memproyeksikan prestasi pemain meskipun dia tidak terkena degradasi pada salah satu nomor ganda," kata Rexy.

Salah satu pemain yang pindah ke ganda putri adalah Richi Puspita Dili yang sebelumnya berpasangan dengan Riky Widianto pada nomor ganda campuran. Richi berpasangan dengan Rizki Amelia Pradipta pada ganda putri dan mengikuti turnamen Makau Terbuka 2015.

"Pelung Richi masuk Olimpiade 2016 sudah tidak ada. Sementara ini, kami menunggu promosi degradasi pelatnas PBSI. Lalu, kami akan tetapkan Richi pada sektor mana yang sesuai," kata Rexy.

PBSI telah menyiapkan sejumlah pemain muda untuk turun rangkap pada dua nomor ganda, seperti Muhammad Rian Ardianto, Hardianto, dan Rian Swastedian.

Meskipun akan mulai menerapkan pola permainan rangkap, Rexy menjelaskan pelatnas PBSI tidak akan terburu-buru dan akan berhati-hati untuk menetapkan atlet-atlet yang bermain rangkap.

Sebelumnya, Rexy menyatakan bermain rangkap memberikan manfaat prestasi bagi atlet karena atlet dituntut cepat beradaptasi dan lebih intensif mempelajari pola permainan lawan.

"Ritme permainan pada ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran sangat berbeda," kata Rexy saat di pelatnas PBSI Cipayung Jakarta.

Atlet juga akan mendapatkan manfaat daya tahan fisik dan mental yang kuat karena mengikuti lebih dari satu pertandingan dalam satu hari.

"Soal fisik bisa disiasati. Misalnya, tahu akan bermain di dua nomor maka latihan persiapannya juga disesuaikan untuk bermain di dua nomor. Permainannya juga harus lebih efisien," kata Rexy
sumber: suara(dot)com

Ke Final Macau GPG 2015, Rian/Berry Ditantang Juara Dunia

pict BerryRian yang tembus final Macau GPG 2015
Rian Agung Saputro/Berry Angriawan akhirnya berhasil melaju ke babak final Macau Open Grand Prix Gold 2015. Tempat di final diamankan Rian/Berry setelah mengalahkan unggulan kedelapan, Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin (Taiwan), dengan skor 21-16, 21-18.

Rian/Berry yang malam ini tampil begitu percaya diri, tampak menguasai jalannya pertandingan. Meskipun di awal game pertama laga berlangsung ramai, namun Rian/Berry mengambil alih permainan setelah interval game dan mengunci perolehan angka Chen/Wang di angka 16.

Pada game kedua, Rian/Berry kembali unggul dan membuat Chen/Wang tak dapat berkutik. Pasangan Taiwan ini akhirnya banyak melakukan kesalahan-kesalahan yang tak perlu hingga akhirnya poin Rian/Berry terus bertambah.

“Kami membuat lawan tidak dapat mengembangkan permainan. Chen/Wang suka dengan permainan cepat dan kencang, jadi tadi kami ajak mereka bermain dengan tempo yang lebih lambat. Ini menyulitkan buat mereka,” kata Rian soal pertandingan.

“Kami belajar dari penampilan-penampilan kami sebelumnya dimana kami kalah start. Sekarang kami lebih sabar dan tidak mau bermain dalam tekanan, kami merasa mainnya enjoy, menikmati pertandingan. Kami masih mengandalkan permainan no lob dan drive” tambah Berry.

Rian/Berry akan ditantang Juara Dunia 2014 dari Korea, Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol. Menghadapi unggulan kedua ini, Rian/Berry mengaku akan tampil nothing to lose dan bermain lepas karena lawan lebih dijagokan.

“Ini adalah final kelas grand prix gold pertama buat kami. Namun kami tidak mau terlalu memikirkan, yang penting main bagus. Begitu juga soal lawan juara dunia besok, kami tidak mau mikir sedang berhadapan dengan juara dunia. Ko/Shin punya pertahanan yang rapat, ini mesti kami waspadai. Peluang kami 50-50,” jelas Berry.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat permaianan menawan dari Berry/Rian di semi final Macau GPG 2015, silahkan ini link youtubenya rugi kalau ga liat

Berry ANGRIAWAN/Ryan Agung SAPUTRA (Indonesia) 21-16 21-18  CHEN Hung Ling/Chi-Lin WANG (Chinese Taipei) 

SET 1

SET 2

Saturday, 28 November 2015

Unggulan Kedua Hentikan Langkah Ihsan di Macau GPG 2015

Pict Ihsan yang terhenti di SF Macau GPG 2015
Tian Houwei dari Tiongkok tampaknya tahu betul cara mengatasi permainan Ihsan Maulana Mustofa, pemain tunggal putra harapan Indonesia di ajang Macau Open Grand Prix Gold 2105. Di laga perebutan tiket final, Tian berhasil mengalahkan Ihsan yang tak diunggulkan, dengan permainan straight game, 18-21, 17-21.

Kemenangan ini membuat Tian semakin unggul dalam rekor pertemuan dengan Ihsan menjadi 2-0. Pada pertemuan pertama di Korea Open Super Series 2015, Tian juga menang dari Ihsan dengan skor 21-17, 21-10.

"Walaupun hari ini kalah, namun saya cukup puas denngan penampilan saya. Malam ini saya tampil all out, beda dengan pertemuan sebelumnya," kata Ihsan.

"Tian memang pemain yang ulet, dia suka bermain reli. Sebetulnya saya senang bertemu lawan yang suka reli, cocok dengan pola main saya, tapi sayangnya saya terburu-buru mau mematikan," tambah runner up Thailand Open Grand Prix Gold 2015 ini.

"Saya sudah sering unggul, tapi disusul terus sama lawan. Sebetulnya bola-bola dia tidak terlalu bahaya. Kalau bertemu dia lagi, saya harus lebih siap dari segi stamina dan lebih sabar," tutur Ihsan kepada Badmintonindonesia.org.

Indonesia mengirim satu wakil ke babak final lewat pasangan ganda putra Rian Agung Saputro/Berry Angriawan. Sebelumnya ganda campuran Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti dikalahkan oleh Choi Solgyu/Eom Hye Won dari Korea dengan skor 19-21, 19-21.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Ini Evaluasi Pelatih Soal Penampilan Ronald/Melati Di Macau GPG 2015

pict Ronal/Melati maen kurang safe di SF Macau GPG 2015
Sektor ganda campuran belum berhasil mengirim wakil ke babak final Macau Open Grand Prix Gold 2015 setelah satu-satunya harapan di semifinal, Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti, dihentikan Choi Solgyu/Eom Hye Won. Ganda Korea ini mengalahkan Ronald/Melati dalam dua game langsung dengan skor 21-19, 21-19.

Meskipun kalah straight game, namun Ronald/Melati sebetulnya berpeluang untuk mencuri kemenangan. Angka kedua pasangan pun tak pernah terpaut jauh, namun sayang di saat-saat kritis, Ronald/Melati banyak membuang kesempatan dengan melakukan kesalahan sendiri.

“Secara teknik, Ronald/Melati tidak kalah dari lawan, hanya kurang safe saja. Namun saya lihat penampilan Ronald/Melati hari ini kurang greget. Melati kelihatan sekali tidak fokus dan Ronald sering menyia-nyiakan bola yang mudah. Penyakitnya hampir sama, di saat-saat kritis terlalu gampang buang poin. Jadi sayang sebenarnya,” kata Nova Widianto, pelatih ganda campuran PBSI.

“Secara teknis sebenarnya Choi/Eom ini tidak ada bahayanya. Walaupun pasangan baru, tetapi mereka pernah juara, jadi hawanya beda. Eom lebih senior dan lebih pintar di lapangan, dan Choi ikut terbawa, jadi mereka mainnya tenang,” tambah Nova.

Nova menambahkan, Ronald/Melati merupakan salah satu pasangan yang memiliki prospek cerah kedepannya. Dengan mengandalkan permainan serang, Ronald/Melati diharapkan dapat menjadi salah satu pasangan ganda campuran kelas dunia.

“Ronald/Melti sebetulnya tidak underperformed, namun mainnya masih kurang safe. Tipe permainan mereka adalah menyerang, mesti ditambah lagi daya tahannya. Kalau menyerang nggak tembus, mereka malah mati sendiri,” jelas Nova.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Kehilangan Fokus, Ronald/Melati Tak Dapat Tiket Final Macau GPG 2015

Picr Ronald/Melati yang gagal tembus final Macau GPG 2015
Fokus dan konsentrasi di lapangan menjadi masalah utama dalam penampilan pasangan ganda campuran Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti di laga semifinal Macau Open Grand Prix Gold 2015. Pasangan unggulan ketujuh ini dihentikan oleh Choi Solgyu/Eom Hye Won (Korea), dengan skor 19-21, 19-21.

Di game pertama, Ronald/Melati memang kerap tertinggal dalam perolehan angka akibat banyak melakukan kesalahan sendiri. Choi/Eom sebetulnya tidak terlalu agresif, namun mereka tampil konsisten dan jarang membuat kesalahan. Ronald/Melati membuka peluang untuk menyusul saat kedudukan 16-17, namun lagi-lagi mereka terkecoh dengan permainan cepat yang diterapkan oleh Choi/Eom.

Pada game kedua, pasangan Indonesia kembali tertinggal jauh 4-10 buah dari kesalahan beruntun. Namun setelah interval game kedua, Ronald/Melati seperti mendapat kekuatan lagi untuk memberi perlawanan, mereka berhasil menyamakan kedudukan 13-13. Pasangan Korea yang merupakan juara Thailand Open Grand Prix Gold 2015 ini sempat kebingungan saat kedudukan kembali imbang 17-17. Namun Ronald/Melati tak dapat memanfaatkan kesempatan ini dan kembali membuat kesalahan di saat-saat genting hingga akhirnya harus merelakan tiket final jatuh ke tangan lawan.

“Masalahnya memang di fokus, kadang bisa fokus, kadang tidak bisa fokus. Sangat disayangkan, tadi kami sudah bisa menyusul, tapi malah kehilangan fokus lagi dan dikejar oleh lawan,” kata Melati usai pertandingan.

“Sebetulnya kami merasa ada peluang mengalahkan pasangan Korea ini. Eom lebih senior dan lebih bagus, sedangkan Choi menang di power saja. Kami merasa belum puas dengan hasil ini, kami berharap bisa tembus jadi juara di turnamen ini,”tambah Melati.

“Sama dengan Melly (Melati), fokus saya juga suka hilang timbul. Sudah coba dilawan dan bisa menyusul ketertinggalan, tetapi kembali lagi hilang fokus dan akhirnya membuat kesalahan sendiri. Mengenai evaluasi, soal fokus ini harus diperbaiki, namun secara teknik, kami juga perlu latihan lebih keras lagi,” jelas Ronald.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Friday, 27 November 2015

Rumah Makan Indonesia di Macau Ramai Diserbu Atlet

pict Ihsna dan Jo di Warung makan ala Indonesia di Macau
Masakan Indonesia memang tiada duanya. Walaupun sedang berada di negeri orang, namun makanan Indonesia tetap dicari. Inilah yang terjadi pada kontingen Indonesia yang sedang mengikuti turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2015.

Sebuah restoran yang menjual makanan khas Indonesia di Macau ini setiap harinya diserbu para atlet, pelatih dan tim ofisial Indonesia untuk makan siang dan makan malam. Rumah makan bernama Doz ini menjual aneka masakan Indonesia seperti Soto Ayam, Pecel Ayam, Rendang, Opor Ayam, Pepes, Rawon dan masih banyak lagi.

“Setelah seminggu lebih di luar negeri, rasanya senang bisa makan masakan Indonesia. Makanan di sini juga lumayan enak,” kata Ihsan Maulana Mustofa, pemain tunggal putra.

Rumah makan ini tak cuma ramai dikunjungi orang Indonesia, tetapi juga penduduk setempat. Maklum saja, cita rasa makanan Indonesia yang kaya akan bumbu, memang sangat menarik selera. Apalagi makanan ini dimasak langsung oleh orang asli Indonesia. Ibu Yayuk (45), yang sudah 20 tahun menjadi TKI di Hong Kong dan Macau, merupakan juru masak di rumah makan ini.

Dengan sabar ia meladeni para atlet yang ingin makan, bahkan ia mau membuatkan makanan yang tidak ada di daftar menu. Ia juga rela bekerja hingga malam hari demi menunggu atlet yang baru pulang dari stadion. Begitu juga saat sebelum rumah makan buka pada pukul 11.30, para atlet sudah menunggu di luar untuk membeli makanan, Ibu Yayuk dengan senang hati melayani.

“Kemarin saya pulang agak malam, diluar jam kerja, karena menyediakan makanan buat atlet Indonesia. Sebetulnya kami tutup jam 20.00, tetapi kemarin buka sampai jam 23.00 dan saya baru pulang ke rumah jam 01.00. Tidak apa-apa saya tunggu sampai malam, kasihan anak-anak kalau belum makan,” ujar Ibu Yayuk.

“Hari Sabtu juga seharusnya libur, tetapi saya akan masuk dan khusus melayani pembeli atlet Indonesia saja,” tambahnya.

Harga makanan yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan harga makanan Indonesia di negara asing lainnya. Satu porsi Pecel Ayam lengkap dengan nasi dan Sambal Terasi, dibanderol seharga MOP 30 atau senilai Rp. 48 ribu.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Kejutan, Berry/Rian Tumbangkan Unggulan 3 di QF Macau GPG 2015

pict Berry/Rian seusai partai QF Macau GPG 2015
Satu kejutan terjadi di partai perempat final ganda putra Macau Open Grand Prix Gold 2015. Pasangan Rian Agung Saputro/Berry Angriawan berhasil menghentikan perlawanan unggulan ketiga dari Korea, Kim Gi Jung/Kim Sa Rang, 22-24, 21-13, 21-17.

Laga dua pasangan ganda putra ini berlangsung seru dan menyita perhatian penonton di stadion Tap Seac Multisport Pavilion. Ketinggalan 13-17 di game pertama, Rian/Berry mengaku masih kaget dengan permainan lawan yang banyak bermain dengan bola-bola drive.

“Di awal memang kaget dengan permainan mereka dan sempat ketinggalan. Pada saat kami sudah bisa mengikuti permainan drive mereka dan bisa menyusul, kami banyak melakukan kesalahan, akhirnya ya ketinggalan lagi,” jelas Rian yang dijumpai di area warming up.

“Kami mencoba untuk bermain lebih safe di game kedua, kami tak mau membuat banyak kesalahan sendiri. Justru malah lawan yang banyak mati-mati sendiri. Kami kembali unggul jauh di game ketiga karena kami sudah unggul di permainan net, sehingga kami lebih banyak kesempatan menyerang,” tambah Rian.


“Tentunya senang sekali bisa mengalahkan mereka, apalagi mereka pasangan top dunia dan baru juara di Tiongkok. Kami membuktikan walau dari rangking kami kalah jauh, tetapi dari segi kualitas permainan, kami tidak kalah dari mereka,” ujar Berry yang tak dapat menyembunyikan kebahagiannya.

Pada babak semifinal, Rian/Berry akan ditantang oleh pasangan Taiwan, Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin. Ketika ditanya soal persiapan bertemu lawan di semifinal, Rian/Berry mengatakan akan berusaha untuk fokus dan menikmati permainan.

Sebelumnya, dua wakil Indonesia juga berhasil mengamankan tiket semifinal. Mereka adalah Ihsan Maulana Mustofa dan pasangan ganda campuran Ronald Alexander/Melati Daeva Octaviant
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat matchnya, silahkan bisa di lihat di sini
Berry ANGRIAWAN/Ryan Agung SAPUTRA (Indonesia ) 22-24 21-13 21-17 Gi Jung KIM/KIM Sa Rang (Korea)
SET 1

SET 2

SET 3

Ronald/Melati Rebut Tiket Semifinal Macau GPG 2015

Pict Ronald/melati yang tembus semi final Macau GPG 2015
Berbeda dengan Ihsan Maulana Mustofa yang harus berjuang rubber game demi tiket semifinal, pasangan ganda campuran Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti hanya butuh waktu 26 menit untuk ke babak empat besar Macau Open Grand Prix Gold 2015.
Ronald/Melati menang dua game langsung atas wakil Taiwan, Lee Jhe-Huei/Wang Pei Rong, 21-13, 21-16.

Pasangan unggulan ketujuh ini tampaknya masih belum menemukan lawan yang cukup sulit hingga ke babak semifinal. Hal ini dipengaruhi oleh mundurnya pasangan unggulan pertama, Ko Sung Hyun/Kim Ha Na dari Korea yang awalnya diperkirakan akan bertemu Ronald/Melati di babak delapan besar.

“Jalan kami ke semifinal memang bisa dibilang tidak terlalu sulit karena mundurnya unggulan pertama. Jadi kami melihat ada peluang di sini, kami berharap dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Kami ingin sekali juara di level grand prix gold,” tutur Melati yang bersama Ronald merupakan juara Chinese Taipei Open Grand Prix 2015.

“Pada pertandingan tadi, kami memang lebih dominan dibanding lawan. Begitu masuk lapangan, kami langsung bisa in ke permainan. Kami tidak mau membiarkan lawan berkembang, karena pasangan Taiwan ini kalau  dibiarkan berkembang bisa bahaya, seperti di game kedua, kami hampir terususul,” jelas Melati.

Namun babak semifinal tampaknya akan menjadi tantangan tersendiri buat Ronald/Melati. Mereka akan bertemu dengan wakil Korea, Choi Solgyu/Eom Hye Won. Kedua pasangan tercatat belum pernah bertemu.

“Kalau lawan pemain Korea, harus siap-siap dengan ketahanan dan stamina. Mereka kan terkenal kuat,” kata Melati.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat matchnya, silahkan bisa di lihat di sini
Ronald ALEXANDER/Melati Daeva OKTAVIANI (Indonesia) 21-13 21-16 Jhe-Huei LEE/WANG Pei Rong (Chinese Taipei) 


SET 1

SET 2

Ihsan Melesat ke Semifinal Macau GPG 2015

Pict Ihsan yang berhasil lolos ke SF Macau GPG 2015
Ihsan Maulana Mustofa melanjutkan langkahnya di turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2015 dengan menjajaki babak semifinal usai mengalahkan Prannoy H.S dari India. Ihsan menang setelah bertarung tiga game dengan skor 18-21, 21-19, 21-11 dalam waktu 59 menit.

Ihsan yang sudah unggul 16-10 di game pertama, terpaksa kehilangan game tersebut saat bermain dibawah tekanan lawan. Ihsan mengaku tidak dapat mengeluarkan serangan-serangan yang selama ini menjadi andalannya.

"Saya hanya bermain defense saja, tidak dapat menyerang. Lawan saya yang posturnya tinggi, serangannya tajam sekali. Padahal saya sudah unggul, tetapi saya terus dibawah tekanan," ujar Ihsan soal game pertama.

"Pada game kedua saya melihat ada kesempatan dan saya berpikir, saya punya peluang ke semifinal. Saya juga merasa lebih unggul dari segi stamina. Di game ketiga dia terlihat sudah habis dan saya sudah tahu harus menerapkan permainan seperti apa," tambahnya.

Kemenangan di game kedua memang tampaknya menyuntikkan semangat dalam diri Ihsan. Unggul jauh hingga 11-3 di interval game ketiga, Ihsan semakin tak terkejar. Prannoy pun terlihat putus asa dan melakukan unforced errors, serangan-serangan yang menjadi andalannya di game pertama, kini dapat dikembalikan dengan baik oleh Ihsan. Game penentuan pun akhirnya direbut Ihsan dengan skor meyakinkan, 21-11.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat matchnya, silahkan bisa di lihat di sini
Ihsan Maulana MUSTOFA (Indonesia) 18-21 21-19 21-11 H. S. Prannoy (India)
SET 1

SET 2

SET 3

Della/Rosyita Gagal Revans dari Ganda Korea di QF Macau GPG 2015

Pict Della/Rosyita yang terhenti di QF Macau GPG 2015
Belum berhasil revans, Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari mesti terhenti di babak perempat final turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2015. Della/Rosyita kembali takluk di tangan wakil Korea, Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan, dengan skor 15-21, 17-21.

Kekalahan ini membuat Della/Rosyita harus memendam keinginan untuk membalas kekalahan di ajang Korea Masters 2015, waktu itu keduanya dikalahkan Jung/Shin di babak perempat final dengan skor 19-21, 17-21.

“Della/Rosyita sudah menerapkan pola permainan yang benar, akan tetapi di poin-poin kritis, mereka selalu terburu-buru. Ini masih menjadi ‘penyakit lama’ yang harus diatasi. Namun secara teknik, mereka sudah seimbang dengan lawan,” kata Endra Muliajaya, pelatih ganda putri yang mendampingi Della/Rosyita.

“Kami masih sering kehilangan fokus di saat-saat kritis. Sudah bisa mengejar, namun karena kehilangan fokus, kami malah membuat kesalahan sendiri. Kami harus lebih banyak latihan lagi, masih banyak yang perlu diperbaiki,” ujar Della.

Sementara itu Rosyita juga mengiyakan pendapat Della. Ditambahkannya, pengembaliannya banyak yang menguntungkan untuk lawan. Bola-bola yang dikembalikan Rosyita justru memberi kesempatan pada Jung/Shin untuk menyerang.

“Lawan banyak diuntungkan dari kesalahan yang kami perbuat. Selain itu, pengembalian saya malah mengenakkan untuk mereka,” tutur Rosyita mengevaluasi penampilan.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Bagi yang belum liat matchnya, silahkan bisa di lihat di sini
JUNG Kyung Eun/SHIN Seung Chan (Korea) 21-15 21-17 Della Destiara HARIS/Rosyita Eka PUTRI SARI (Indonesia) 
SET 1

SET 2

Rian/Berry Sebut Marcus/Kevin Tidak Dalam Performa Terbaik DI R2 Macau GPG 2015

Pict Kevin/Gideon yang Harus kalah dari Rian/Berry di R2 Macau GPG 2015
Tiket perempat final ganda putra Macau Open Grand Prix Gold 2015 akhirnya direbut Rian Agung Saputro/Berry Angriawan atas rekan senegara mereka, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo setelah memenangkan laga tiga game dengan skor akhir 21-11, 18-21, 21-11.

Sebagai rekan sepelatnas yang sudah sering latihan bersama, Rian/Berry mengaku telah mengantongi kelemahan dan kelebihan lawan mereka. Namun Rian/Berry mengatakan bahwa penampilan Marcus/Kevin memang tidak sebagus biasanya.

“Ya namanya teman sendiri, kami sudah sama-sama mengerti tipe permainan mereka. Pada pertandingan tadi kami banyak memberi bola-bola drive panjang, karena bolanya agak berat, jadi kami banyak bermain drive,” jelas Berry soal pertandingan.

“Komunikasi dengan partner juga hal yang penting buat kami. Sebaliknya, kami merasa lawan tampil kurang baik. Mereka tidak dalam top performance, biasanya mereka sulit sekali dimatikan, nah tadi ada bola-bola yang mudah namun tidak dapat dikembalikan oleh mereka. Dari sini kami melihat ada kesempatan untuk menang,” tambah Berry.

Pada babak perempat final, Rian/Berry kemungkinan akan bertemu dengan unggulan ketiga dari Korea, Kim Gi Jung/Kim Sa Rang.. Jika ingin lolos, Kim/Kim malam ini mesti melewati pasangan Taiwan, Lin Yu Hsien/Yi-Hsiang Yang. Seperti dituturkan Berry, ia dan Rian sudah siap menghadapi siapapun lawan di perempat final.

“Kalau berhadapan dengan pasangan Korea, kami harus lebih pintar. Mereka kan tenaganya kuat, bagaimana caranya untuk menembus pertahanan mereka yang rapat. Kalau smash pasti balik lagi balik lagi, hampir selalu bisa dikembalikan oleh mereka,” ujar Berry.

Selain Rian/Berry, pasangan baru Markis Kido/Hendra Aprida Gunawan juga berhasil melaju ke babak perempat final. Kido/Hendra melaju usai mengalahkan Low Juan Shen/Tan Meng Kian (Malaysia), dengan skor 24-22, 18-21, 21-17.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Edwin Iriawan : Linda Harus Perbaiki Kepercayaan Diri

pict Lindaweni yang harus kalah dari R2 Macau GPG 2015
Sektor tunggal putri belum berhasil menempatkan wakil ke babak perempat final Macau Open Grand Prix Gold 2015. Linda Wenifanetri yang merupakan satu-satunya wakil di babak kedua, hari ini (Kamis, 26/11) harus terhenti di tangan unggulan kelima, Sindhu PV (India), dengan skor 17-21, 18-21.

Dalam pertandingan berdurasi 46 menit ini, Linda membuka peluang di awal game pertama dengan unggul hingga 14-9. Namun Sindhu tak mau menyerah begitu saja, ia terus membuat Linda berlari kesana-kemari mengejar bola yang ditempatkannya di sudut lapangan.

“Sebetulnya di awal permainan, strategi saya sudah benar. Namun setelahnya saya salah di servis dimana pengembalian saya setelah itu mengenakkan buat Sindhu. Pukulan-pukulan saya juga justru memberi kesempatan buat dia untuk menyerang dan saya terus diserang oleh Sindhu,” kata Linda yang ditemui di stadion Tap Seac Multisport Pavilion.

Meskipun menderita kekalahan, namun sang pelatih, Edwin Iriawan, menganggap penampilan Linda sudah lebih baik dibanding beberapa turnamen yang diikutinya usai BWF World Championships 2015.

Pada kejuaraan bergengsi tersebut, Linda sukses merebut medali perunggu. Sayangnya, usai turnamen yang diadakan di Jakarta pada Agustus silam, penampilan Linda terus menurun.

“Saya mau Linda meningkatkan kepercayaan dirinya, terutama setelah penampilannya menurun usai Kejuaraan Dunia 2015. Di turnamen ini saya lihat dia sudah lumayan, walaupun kalah, tetapi mainnya sudah benar, hanya ada beberapa yang kurang dan juga kurang fokus di saat-saat kritis,” tutur Edwin.

“Saya berharap peak performance Linda ada di Indonesian Masters minggu depan Pokoknya di tahun 2016, Linda harus kembali ke performanya seperti saat di Kejuaraan Dunia kemarin. Sekarang pelan-pelan kami bantu perbaiki, terutama di kepercayaan diri. Selain itu Linda juga harus lebih lincah dan lebih cepat di pergerakannya,” tambahnya.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Indonesia Kirim Enam Wakil ke Perempat Final Macau GPG 2015

pict Ed/Gloria di R2 Macau GPG 2015
Kemenangan pasangan ganda campuran Edi Subkatiar/Gloria Emanuelle Widjaja membuat Indonesia genap menempatkan enam wakil ke babak perempat final Macau Open Grand Prix Gold 2015. Edi/Gloria yang tampil di partai terakhir, memetik kemenangan relatif mudah atas Wu Hsiao-Lin/Hsieh Pei Chen (Taiwan), dengan skor 21-7, 21-14.

Pasangan unggulan keempat yang juga juara bertahan ini memang kelasnya diatas Wu/Hsieh. Edi/Gloria kini menempati peringkat 11 dunia, sedangkan Wu/Hsieh di rangking 75 dunia.

“Hari ini kami bisa langsung in ke pertandingan. Karena kemarin di babak pertama kami sudah melewati pertandingan yang lumayan ketat. Jadi hari ini lebih siap,” ujar Edi kepada Badmintonindonesia.org.

“Semoga penampilan kami lebih baik lagi besok, karena lawannya lebih berat yaitu Shin Baek Cheol/Chae Yoo Jung. Menghadapi mereka tidak mudah, namun tahun lalu kami juara di tempat ini, mudah-mudahan ini tempat hoki buat kami dan kami merasa sudah lebih mengenal arena pertandingannya. Pokoknya besok kami akan berusaha untuk mengeluarkan kemampuan kami dan bisa fokus,” tambah Edi.


Sebelumnya, pasangan ganda campuran Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti sudah lebih dulu lolos ke perempat final. keduanya juga tak mengalami kesulitan berarti saat menghadapi wakil Hong Kong, Or Chin Chung/Chan Kaka Tsz Ka, dan menang 21-14, 21-8.

Ihsan Maulana Mustofa menjadi satu-satunya wakil tunggal putra Indonesia yang melaju ke semifinal. Ihsan memupuskan harapan unggulan keempat asal Korea, Son Wan Ho, dengan mengalahkannya, 21-15, 26-24. Sedangkan sektor tunggal putri gagal mengirim wakil setelah kekalahan Linda Wenifanetri dari Sindhu PV (India), dengan skor 17-21, 18-21.

Di ganda putra, pasangan Rian Agung Saputro/Berry Angriawan belum meraih tiket babak delapan besar dengan menghentikan perlawanan rekan senegara sendiri, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dengan skor 21-11, 18-21, 21-11.

Nomor ganda putri juga hanya berhasil meloloskan Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari. Sedangkan tiga wakil lainnya, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, Gebby Ristiyani Imawan/Tiara Rosalia Nuraidah dan Suci Rizki Andini/Maretha Dea Giovani, harus terhenti di babak kedua.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Thursday, 26 November 2015

Ihsan Tumbangkan Unggulan Keempat Di R2 Macau GPG 2015

pict Ihsan yang tembus Quarter Final Macau GPG 2015
Ihsan Maulana Mustofa kembali memperlihatkan permainan yang menakjubkan di babak 16 besar turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2015. Terbukti ia sukses menumbangkan unggulan keempat dari Korea, Son Wan Ho, dengan skor 21-15, 26-24. Bermain all out tanpa beban menghadapi unggulan, menjadi salah satu senjata Ihsan dalam menaklukkan lawannya tersebut.

Kemenangan ini sekaligus menambah keunggulan Ihsan dalam rekor pertemuannya dengan Son. Di kejuaraan Thailand Open Grand Prix Gold 2015, Ihsan juga tercatat mengalahkan Son, juga dalam dua game langsung, dengan skor 21-12, 21-12.

“Walaupun pernah menang dari Son, namun saya rasa pressure tetap ada di sisi dia. Karena Son merupakan pemain berkelas, bukan pemain sembarangan, dia juga lebih berpengalaman dan lebih diunggulkan dari saya. Hari ini saya merasa bermain all out,” ujar Ihsan yang ditemui usai pertandingan.

“Saya bisa tampil sabar dan mencari kesempatan untuk bermain net dan mendapatkan posisi yang enak untuk menyerang. Pokoknya jangan sampai saya hanya bermain bertahan terus. Setelah mendapat pola ini, saya fokus dan tetap konsisten hingga akhir permainan,” tuturnya.

Ihsan mengaku sudah mempersiapkan diri sebelum berjumpa dengan Son. Ia telah berdiskusi bersama pelatihnya, Hendry Saputra, soal bagaimana strategi yang tepat untuk ‘mematikan’ lawannya tersebut. Ihsan yang merupakan runner up Thailand Open Grand Prix Gold 2015 ini juga telah mengantisipasi permainan yang dikiranya akan berlangsung rubber game.

“Karena kalah di pertemuan sebelumnya, saya pikir Son pasti akan lebih siap kali ini. Jadi saya sudah mengantisipasi akan bermain sengit dan berakhir tiga game, jadi saya sudah siap secara fisik dan mental,” imbuhnya.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Della/Rosyita ke Perempat Final Macau GPG 2015

pict Della/Rosyita di R2 Macau GPG 2015
Lewati laga sengit rubber game, pasangan ganda putri Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari akhirnya lolos ke babak perempat final Macau Open Grand Prix Gold 2015. Della/Rosyita menahan laju ganda Korea, Kim Hye Rin/Kong Hee Yong, 16-21, 21-12, 22-20.

Della/Rosyita mengaku bermain kurang baik di game pertama karena belum menemukan pola permainan yang tepat untuk mengatasi ganda Korea ini. Mereka pun bermain dalam tekanan dan sulit untuk mengatasi keadaan. Della/Rosyita yang merupakan juara Malaysia International Challenge 2015 ini pun tetap gigih dan tak mau kalah, mereka membalas tanpa ampun di game kedua.

Laga game ketiga berlangsung sengit dimana Della/Rosyita sempat ketinggalan 19-20. Tekanan demi tekanan terus dilancarkan Della/Rosyita dan akhirnya setting harus dimainkan saat kedudukan imbang 20-20. Seperti diungkapkan Rosyita, saat poin-poin genting ini ia dan Della hanya berusaha bagaimana untuk tidak membuat kesalahan sendiri. Apalagi pasangan Korea terkenal akan ketahanannya dan jarang membuat kesalahan.

“Saat adu setting, apapun bisa saja terjadi, kami tak mau berpikir macam-macam, yang penting bagaimana caranya jangan membuat kesalahan sendiri. Akhirnya upaya kami berhasil. Kami sangat ingin ke perempat final karena kami berharap bisa revans dari pasangan Korea lainnya, Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan,” ungkap Rosyita.

“Melawan pasangan Korea memang harus pintar cari strategi dan taktik bagaimana supaya kami bisa mengatasi mereka yang tidak mudah dibobol pertahanannya. Kami berusaha untuk mendapat peluang menyerang, jangan sampai diserang duluan,” imbuh Della.

Seperti dikatakan Rosyita, ia dan Della berharap bisa berjumpa dengan unggulan keenam dari Korea, Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan. Namun pasangan dari Negeri Ginseng ini harus melewati wakil Malaysia terlebih dahulu, Chow Mei Kuan/Lai Pei Jing. Di ajang Korea Masters 2015, Della/Rosyita dihentikan Jung/Shin di babak perempat final.

“Hari ini kami bermain rubber game, memang melelahkan, namun ini bukan masalah. Capek sih capek, tapi tenaga kami masih ada untuk pertandingan selanjutnya, makanya harus bisa jaga kondisi,” tutur Della.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Legenda Bulutangkis Indonesia Latih 36 Peserta Grand Final MILO School Competition 2015

pict peserta Milo School Competition 2015
Sebanyak 36 siswa juara MILO School Competition 2015 yang terjaring dari 2.600 peserta yang berasal dari empat kota yaitu Tasikmalaya, Semarang, Balikpapan dan Padang hari ini mendapatkan pelatihan fisik dari juara ganda putra Olimpiade Atlanta 1996, Rexy Mainaky di Gedung Pelatnas PBSI, Cipayung. Pelatihan fisik ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan menjelang penyelenggaraan grand final MILO School Competition.

“Saya senang bisa berbagi lebih banyak pengetahuan melalui pelatihan fisik secara langsung kepada bibit­bibit pebulu tangkis Indonesia. Saya memberikan coaching clinic seperti skipping, angkat beban hingga lari zig zag untuk mengurangi risiko cedera serta mempersiapkan kondisi psikologis pemain untuk bertanding. Kali ini saya dibantu oleh tiga pelatih tim nasional yaitu koordinator pelatih fisik tim nasional Felix Ari Bayumarta, pelatih ganda putri Ari Subarkah dan pelatih ganda putra lapisan dua usia muda Ricky Susiono. Dengan dibantu pelatih tim nasional ini menambah keseriusan pelatihan fisik menjadi lebih fokus dan maksimal. Semoga ke­36 siswa ini mendapatkan inspirasi ketika dilatih secara langsung oleh pelatih tim nasional,” ujar Rexy Mainaky.

“Kami tidak hanya menyediakan wadah bagi pebulu tangkis muda Indonesia untuk mengembangkan bakatnya di bulu tangkis, tapi juga memberikan pengalaman kepada para finalis di grand final MILO School Competition 2015. Kami yakin melalui MILO School Competition, para peserta akan mempelajari nilai­nilai penting kehidupan melalui olahraga seperti pantang menyerah, percaya diri, sportivitas dan kerjasama tim,” ujar Business Executive Manager Beverages Nestlé Indonesia, Prawitya Soemadijo.

Rexy Mainaky yang juga merupakan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi di Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menambahkan bahwa MILO School Competition mendorong lahirnya bibit­bibit muda perbulutangkisan di Indonesia.

“Kompetisi seperti ini dapat memfasilitasi bibit­bibit pebulutangkis berbakat untuk mengasah dan menunjukkan kemampuannya. Terlebih lagi dengan diterapkannya poin ranking nasional, kami semakin mudah dalam memantau calon-calon atlet yang nantinya akan mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional,” tutup Rexy Mainaky.

Sementara Aulia Nazratul Qolbiah yang merupakan salah satu siswi dari SMPN 8 Balikpapan mengungkapkan rasa bahagianya ketika mendapatkan pelatihan fisik di Pelatnas Cipayung.

”Aku bangga bisa dilatih secara langsung oleh para pelatih atlet nasional. Aku jadi tahu apa yang dilakukan dalam latihan fisik yang diberikan kepada atlet nasional. Dan ternyata, latihannya lumayan berat. Tetapi, pelatihan fisik ini membuat aku semakin percaya diri untuk menghadapi babak grand final hari Sabtu besok,” ungkap Aulia.

Babak grand final yang akan diselenggarakan Sabtu (28/11) ini juga semakin semarak dengan coaching clinic dari Alan Budikusuma dan Susi Susanti yang pada waktu itu mendapatkan julukan Pengantin Olimpiade Barcelona tahun 1992, serta sesi pertandingan persahabatan melawan juara All England 2014 ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan.

Serangkaian kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan para finalis agar dapat lebih percaya diri ketika bertanding di lapangan untuk merebut gelar juara nasional MILO School Competition 2015
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Hanna dan Fitri Terhenti, Linda Menang Mudah di R1 Macau GPG 2015

pict Fitri yang harus terhenti di R1 Macau GPG 2015
Linda Wenifanetri mengamankan tiket babak kedua turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2015 usai menundukkan pemain Taiwan, Cheng Chi Ya, dengan skor telak, 21-11, 21-9.

Tak perlu waktu lama buat Linda untuk meraih tiket babak kedua. hanya dalam waktu 28 menit, Linda sukses menaklukkan Cheng. Di game pertama, Linda yang sudah unggul 9-4 sempat nyaris terkejar saat Cheng mendekat dan menyamakan angka 11-11. Namun dengan bermain sabar dan ulet, Linda tetap pada irama permainannya sendiri, sebalinya, justru Cheng yang membuat unforced errors dan Linda semakin jauh unggul.

Hal yang sama terjadi di game kedua, Linda nyaris tak terkejar saat unggul 11-3 di interval game. Cheng semakin tak terkendali dan tampaknya tak dapat berbuat banyak, ia semakin sulit mengimbangi permainan Linda dan terus ketinggalan hingga 3-16 dan akhirnya menyerah pada kedudukan 9-21.

Sebelumnya, dua tunggal putri Hanna Ramadini dan Fitriani tak dapat menahan laju lawan-lawannya. Hanna dikalahkan Hung Shih Han (Taiwan), 21-17, 12-21, 18-21. Sedangkan Fitriani takluk di tangan Cheung Ngan Yi (Hong Kong), 24-22, 14-21, 14-21.

“Hanna dan Fitriani masih terkendala dengan angin di lapangan. Saat tidak bisa mengendalikan angin, mereka langsung panik. Berbeda dengan Linda yang sudah bisa mengatasi. Namun saya rasa bukan soal jam terbang, Hanna dan Fitri sudah sering tanding kok, tetapi ini soal mindset mereka,” ujar Edwin Iriawan, pelatih tunggal putri.

“Hanna dan Fitriani juga masih belum dapat memanfaatkan keunggulan mereka, padahal sudah unggul di game pertama,” kata Edwin.

“Linda bisa menang mudah karena dia sudah mengantisipasi soal angin ini. Dari segi permainan dan teknik, Linda memang lebih unggul dari lawannya,” imbuh Edwin.

Dua wakil tunggal putri asal klub Jaya Raya Jakarta pun harus pulang lebih awal setelah gagal menundukkan pemain Tiongkok. Adriyanti Firdasari tak kuasa menahan laju Chen Yufei, 10-21, 6-21. Hal yang sama terjadi pada Ruselli Hartawan yang dikalahkan He Bingjiao dengan skor 17-21, 13-21.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Jonatan dan Ihsan Lolos, Anthony Angkat Koper DI Macau GPG 2915

pict Ginting yang Harus Terhenti di R2 Macau GPG 2015
Anthony Sinisuka Ginting harus mengakui keunggulan Wong Wing Ki Vincent dari Hong Kong pada babak kedua turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2015. Anthony dikalahkan Wong yang merupakan runner-up tahun lalu dengan skor akhir 21-14, 15-21, 16-21.

Kekalahan Anthony memang sangat disayangkan, apalagi dirinya berpeluang besar untuk menang saat berhasil merebut game pertama dan unggul jauh 11-6 di game kedua. Akan tetapi Wong yang lebih berpengalaman, tetap tampil tenang, ia tampak didukung penonton di stadion Tap Seac Multisport Pavilion.

“Saya memang merasa blank di game kedua, sehingga banyak melakukan kesalahan sendiri. Sebetulnya lawan tidak terlalu menyulitkan secara permainan, namun sayalah yang banyak membuang poin, saya banyak mati-mati sendiri,” jelas Anthony soal kekalahannya.

“Pada game ketiga, saya sudah mencoba ubah strategi, tetapi masih teringat game kedua. Saat interval dan pindah lapangan, saya coba kejar satu demi satu angka, walaupun ketinggalan tetapi saya tidak mau menyerah begitu saja," kata peraih medali perunggu Youth Olympic 2014 ini.

Anthony memang tertinggal jauh 5-11 di game ketiga. Setelah berhasil menyamakan kedudukan 14-14, Anthony lagi-lagi melakukan kesalahan berturut-turut hingga Wong semakin percaya diri dan akhirnya menutup game dengan kemenangan.

Meskipun terhenti di babak kedua turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2015, namun grafik penampilan Anthony belakangan cukup baik. Pemain asal klub SGS PLN Bandung yang mengidolakan Taufik Hidayat ini menjajaki babak empat besar di Hong Kong Open Super Series 2015 pada pekan lalu.

“Kuncinya adalah latihan lebih semangat dan mengubah cara berpikir menjadi lebih dewasa. Bukan cuma di lapangan, tetapi juga di luar lapangan. Cara main dan mental adalah hal nomor satu yang berpengaruh di penampilan saya,” ungkap Anthony
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Rian/Berry vs Kevin/Gideon, Siapa Yang Akan Melenggang?

Pict Rian/Berry di R1 Macau GPG 2015
Dua ganda putra Indonesia akan saling berhadapan di babak kedua Macau Open Grand Prix Gold 2015. Hal ini dipastikan dengan kemenangan Rian Agung Saputro/Berry Angriawan atas wakil Malaysia, Lee Yan Sheng/Lin Woon Fui, 18-21, 21-13, 21-14.

Rian/Berry sudah ditunggu oleh rekan sepelatnas mereka, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang lebih dulu melaju ke babak kedua dengan mengalahkan Chan Tsz Kit/Law Cheuk Him (Hong Kong), 21-18, 21-16.

“Walaupun bertemu teman sendiri, tentunya kami tetap ingin menang. Kami sudah sama-sama tahu permainan di lapangan, kami akan bermain maksimal. Setidaknya satu wakil ganda putra Indonesia sudah dipastikan ke perempat final,” ujar Rian yang sebelumnya berpasangan dengan Angga Pratama.

“Kami tampil kurang baik di game pertama hari ini. Kami memaksakan untuk menyerang, tetapi pergerakan kami selalu didului oleh lawan. Kami mencoba untuk mengubah taktik di game kedua dengan bermain bertahan, begitu ada kesempatan bagus untuk menyerang, baru menyerang,” kata Rian.

Rian/Berry juga mengakui bahwa di pertandingan pertama ini mereka masih beradaptasi dengan kondisi lapangan di stadion Tap Seac Multisport Pavilion yang dirasa cukup berangin. Kemenangan di babak pertama ini menjadi modal kepercayaan diri buat Rian/Berry untuk berlaga di babak kedua yang akan berlangsung besok, Kamis (26/11).

“Masih banyak yang mesti kami evaluasi, diantaranya kami harus bisa lebih cepat in ke permainan dan tidak boleh telat start lagi,” ungkap Rian.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Ungkapan Rizki/Richi di Duet Perdana di Macau GPG 2015

Pict Richi/Rizki di Macau GPG 2015
Turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2015 menjadi ajang pertama bagi duet baru Rizki Amelia Pradipta/Richi Puspita Dili. Richi sebelumnya merupakan pemain spesialis ganda campuran yang berpasangan dengan Riky Widianto. Sedangkan Rizki sempat bermain bersama Della Destiara Haris.

Pasangan yang baru satu minggu latihan ini memang belum tampil kompak pada laga perdana. Terbukti mereka harus takluk dari Shizuka Matsuo/Mami Naito (Jepang), dengan skor 9-21, 9-21. Richi yang dua pekan lalu masih berlaga dengan Riky di ajang China Open Super Series Premier 2015, baru saja mengikuti program latihan ganda putri yang tentunya berbeda dari program ganda campuran yang selama ini ia ikuti.

“Pasti ada perbedaan bermain di ganda putri. Kalau di ganda campuran, setelah defense, saya langsung buru-buru ke depan net untuk mencari peluang bola depan, sedangkan di ganda putri harus berotasi terus dan banyak bermain lob,” ujar Richi.

“Kami memang masih merasa kagok, terutama Richi yang masih sering maju ke depan net dan agak bingung saat di tengah lapangan. Kami sudah berusaha mengubah permainan dari reli menjadi menyerang, namun kami kalah power dari lawan dan mereka tidak mudah dimatikan, bola yang dipakai juga berat, kami sempat bingung di lapangan,” beber Rizki.

Soal rotasi memang menjadi PR utama buat Rizki/Richi. Selain itu jam terbang juga akan membantu keduanya untuk tampil lebih solid. Untuk itu, Rizki/Richi yang rencananya juga bakal tampil di Yonex-Sunrise Indonesian Masters 2015, akan terus latihan intensif selama masih berada di Macau.

“Waktu kami kurang dari seminggu untuk ke turnamen selanjutnya, seminggu itu bukan waktu yang panjang. Saya memang masih terbawa ke permainan gaya mixed doubles karena saya sudah berapa tahun main di sektor ini. Kami harus mengatur rotasi di lapangan, inilah kendala utama yang harus bisa kami atasi,” jelas Richi.

Permainan ganda putri memang berbeda dengan ganda campuran. Di ganda putri, seorang pemain dituntut untuk memiliki ketahanan karena sektor ini lekat dengan permainan reli panjang dengan bola-bola lob. Sementara sektor ganda campuran relatif memiliki tempo yang lebih cepat.

“Di ganda putri harus lebih kuat, kalau di ganda campuran kan mainnya cepat, jadi lebih ke jaga fokusnya yang paling utama. Soal fisik memang harus lebih saya tingkatkan kalau mau fokus di ganda putri, saya masih meraba-raba pola main ganda putri. Latihan kemarin juga masih belum terlalu berat karena jelang keberangkatan, kami tidak diforsir latihannya demi menjaga peak saat bertanding,” ungkap Richi.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Tuesday, 24 November 2015

Pertandingan Pertama Di Macau GPG 2015, Ihsan Masih Adaptasi

pict Ihsan di R1 Macau GPG 2015
Pertandingan pertama di kejuaraan Macau Open Grand Prix Gold 2015 digunakan Ihsan Maulana Mustofa sebagai uji coba dan menyesuaikan diri dengan situasi lapangan di stadion Tap Seac Multisport Pavilion.

Pada pertandingan pertama ini, Ihsan berhadapan dengan rekan senegara sendiri, Kaesar Akbar. Laga dimenangkan Ihsan dengan dua game langsung, 21-9, 21-12. Meskipun menang telak dan tak tampak kesulitan menuntaskan perlawanan Kaesar, namun Ihsan mengaku masih belum seratus persen in di pertandingan pertamanya kali ini.

“Saya masih beradaptasi dan coba-coba lapangan. Maklum setelah kalah di Hong Kong Open Super Series 2015 kemarin, saya cukup lama tidak bertanding, beberapa hari hanya latihan saja. Jadi sekarang mau menyesuaikan lagi dengan atmosfer pertandingan,” ujar peraih medali perunggu World Junior Championships 2013 ini.

Sang pelatih, Hendry Saputra, memang tak henti-hentinya memberikan pengarahan pada Ihsan selama laga berjalan. Walaupun Ihsan unggul jauh dari lawannya, akan tetapi ia beberapa kali melakukan kesalahan yang tidak perlu.

Secara peringkat, Ihsan memang masih lebih unggul dari Kaesar. Begitu juga jika dibandingkan dengan Cheng Po Wei, pemain Taiwan yang menjadi lawan Ihsan di babak kedua. Namun di babak 16 besar, Ihsan akan dihadapkan pada pemain yang berbahaya.

“Kalau saya bisa menghadapi lawan di babak kedua, kemungkinan saya akan bertemu lawan yang berat, antara Firman (Abdul Kholik) atau Son Wan Ho (Korea). Saya tidak mau memikirkan pertandingan ini dulu, yang penting besok bisa main bagus, fokus dan mengeluarkan semua kemampuan saya,” ujar pemain asal Tasikmalaya, Jawa Barat ini.

“Memang tantangannya cukup lumayan kalau harus bertanding berurutan, kami harus pintar-pintar menjaga kondisi supaya fit,” imbuh Ihsan yang pekan lalu tampil di Hong Kong Open Super Series 2015 dan dua pekan mendatang juga akan berlaga di Yonex-Sunrise Indonesian Masters 2015 dan Kejurnas PBSI 2015.
Sumber: badmintonindonesia(dot)org

Kejutan, Jonatan Tekuk Unggulan Pertama Di Macau GPG 2015

Pict Jo di R1 Macau GPG 2015
Jonatan Christie berteriak sambil mengepalkan tangannya saat ia memenangkan adu setting di game kedua dengan lawannya, Srikanth K dari India. Angka ini membawa Jonatan ke babak kedua turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2015 lewat kemenangan straight game, 21-16, 23-21.

Kemenangan Jonatan memang tak disangka-sangka, karena Srikanth merupakan pemain unggulan pertama di kejuaraan berhadiah total 120 ribu Dollar AS ini. Secara rangking dan pengalaman bertanding pun, Srikanth masih lebih unggul ketimbang Jonatan.

Jonatan sebetulnya berpeluang untuk menang di game kedua tanpa adu setting. Ia unggul jauh 7-1 kala Srikanth berjuang mengurangi unforced errors yang dilakukannya hingga membuat poin Jonatan terus meroket. Namun Srikanth diam-diam mencuri angka dari Jonatan dengan mengubah permainan, sayangnya hal ini gagal diantisipasi oleh pemain muda Indonesia ini.

“Srikanth tiba-tiba bermain menyerang, sementara saya tetap bermain seperti di awal. Jadi tidak bisa menyesuaikan permainan dia. Namun hari ini Srikanth tampil kurang bagus, dia banyak melakukan kesalahan sendiri,” kata Jonatan usai laga.

“Saya merasa unggul dari segi stroke, ini cukup menyulitkan buat dia. Bola-bola sulit yang saya berikan, tidak dapat dikembalikan dengan baik, bahkan saya kaget dia beberapa kali membuang bola jauh ke luar lapangan kiri dan kanan bergantian,” bebernya.

Disebutkan Jonatan, ia memang tengah memanfaatkan momentum menurunnya kepercayaan diri Srikanth yang performanya tengah menurun. Jonatan juga merasa terpacu oleh prestasi rekan-rekannya seperti Anthony Sinisuka Ginting yang pekan lalu berhasil mencapai babak semifinal turnamen Hong Kong Open Super Series 2015, juga Ihsan Maulana Mustofa yang menjadi runner-up di Thailand Open Grand Prix Gold 2015.

“Walaupun bisa mengatasi Srikanth, saya tidak mau puas dan lengah di babak kedua. Anggap saja besok saya akan melawan Srikanth lagi yang merupakan unggulan pertama,” imbuh pemain dari klub Tangkas Jakarta ini.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

yang belum liat matchnya, ini ada full matchnya, silahkan
Christie JONATAN (Indonesia)  21-16 23-21 K. Srikanth (India)
SET 1

SET 2

Untuk partai Ginting juga ada, silahkan
Christie JONATAN (Indonesia)  21-16 23-21 K. Srikanth (India)
SET 1

SET 2

SET 3

Monday, 23 November 2015

Edi/Gloria Ingin Pertahankan Gelar Macau GPG 2015

pict Edi/gloria siap berlaga di Macau GPG 2015
Mengulang sukses jadi juara menjadi target utama pasangan ganda campuran Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja di ajang Macau Open Grand Prix Gold 2015. Edi/Gloria tahun lalu memang naik podium juara di turnamen ini dengan mengalahkan Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo dari Singapura.
 
Namun tantangan Edi/Gloria di tahun ini akan lebih berat dengan hadirnya para pemain-pemain elit seperti pasangan Juara Denmark Open Super Series Premier 2015, Ko Sung Hyun/Kim Ha Na dari Korea, pasutri asal Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock, dan masih banyak lagi.
 
Olimpiade Rio de Janeiro 2016 yang sudah di depan mata, membuat para pemain top dunia berlomba-lomba meraih poin sebanyak-banyaknya, bahkan hingga ke turnamen kelas grand prix gold ini.
 
“Harapan kami pastinya sih mau jadi juara lagi. Namun tahun ini saingannya lebih banyak dan lebih berat. Banyak pemain-pemain kelas atas yang mau meraih poin ke olimpiade, jadi kami harus mengantisipasi hal ini,” kata Gloria kepada Badmintonindonesia.org.
 
“Berpikir positif, jaga semangat kami berdua dan fokus. Kami tetap optimis walaupun prestasi kami sedang menurun, tetapi tak ada yang tidak mungkin kalau kami terus berusaha,” ujarnya.
 
Edi/Gloria akan berhadapan dengan wakil Malaysia, Tan Kiang  Meng/Lai Pei Jing, di babak pertama. Perlawanan sengit kemungkinan akan dihadapi Edi/Gloria di babak perempat final melawan unggulan kelima, Shin Baek Cheol/Chae Yoo Jung (Korea).
 
Selain Edi/Gloria, sektor ganda campuran Indonesia diperkuat oleh Ronald Alexander/Melati Daeva Octavianti, Alfian Eko Prasetya/Anissa Saufika, Irfan Fadhilah/Weni Anggraini serta Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadet.
 
Turnamen berhadiah total 120 ribu Dollar AS ini akan berlangsung pada 24-29 November 2015 di stadion Tap Seac Multisport Pavilion.
sumber: badmintonindonesia(dot)org

Ini Kata Hendri Saputra Tentang Penampilan Tunggal Putra Di Hong Kong SS 2015

Pict Ginting dengan Hendri Saputra di Hong Kong SS 2015
Usai pertandingan Hong Kong Open Super Series 2015, sektor tunggal putra Pelatnas Cipayung mampu berikan hasil yang cukup baik. Salah satu pemain muda yang diturunkan, Anthony Sinisuka Ginting, berhasil mencapai semifinal, meski harus merangkak dari babak kualifikasi. Hal tersebut pun mendapat sambutan optimis dari pelatihnya, Hendri Saputra.

"Evaluasi secara keseluruhannya bagus. Kita tahu dari hasilnya. Tapi saya, lihat nantinya kalau mau main di kelas super series atau super series premier, harus ditingkatkan segalanya. Dari fisik, teknik dan mental dalam menghadapi kesukaran-kesukaran waktu menghadapi lawan sekelas Lee Chong Wei, Lin Dan, Jogersen, Viktor Axelsen, dan lain-lain," kata Hendri kepada badmintonindonesia.org.

Hendri pun optimis bahwa nantinya pemain muda yang dimiliki Pelatnas Cipayung, memiliki perluang yang bagus untuk bersaing dengan pemain negara lain.

"Peluang untuk beberapa tahun kedepan bagus, mudah-mudahan kalau diberi kesempatan terus," ujar Hendri.

"Dengan seringnya diberi kesempatan mereka akan menambah pengalaman dan point ranking. Setiap pertandingan akan kita lihat kematangan mereka dan kita evaluasi apa yang masih kurang. Sampai nanti atletnya sendiri tahu dimana standar mereka," tambah Hendri lagi.

Selain Anthony, Pelatnas Cipayung di Hong Kong Open Super Series 2015 juga mengirimkan Ihsan Maulana Mustofa dan Jonatan Christie dari sektor tunggal putra.

Ihsan terhenti di babak pertama dari pemain nomor tiga dunia, Lin Dan, Tiongkok, sementara Jonatan kalah dari Kenta Nishimoto, Jepang, di babak final kualifikasi.
sumber: badmintonindonesia(dot)org